Di hari libur begini Avel sering menyendiri bukan menghindar tetapi ingin meluangkan waktunya sendiri, alasannya? Avel pun tidak tahu kenapa.
"Menyendiri memang nikmat tapi, melihat orang lain serasa asing bagiku."
Avel memang benar-benar sendirian karena Lintang sedang betah di panti asuhannya dan Avel tidak mau maksa dia untuk kembali ke kostan, mungkin dia sedang rindu masa-masa di panti asuhannya.
"Eomma sama appa masih inget aku gak ya." monolog Avel
"Dek Avel, nih ibu kasih kamu hand sanitizer kalau mau keluar kostan ya." ucap ibu kost sembari ngasih hand sanitizer ke Avel
"Hatur nuhun bu, kebetulan abi can meser hehehehe." (makasih bu, kebetulan aku belum beli)
"Lain kali mah beli atuh, oh iya ibu bade ngomong ka dek Avel wios?" tanya ibu kost dan Avel mempersilakan ibu kost duduk disampingnya (lain kali tuh beli, oh iya ibu mau ngomong ke dek Avel boleh)
"Ibu tadi kepasar, bertemu dengan pasangan suami-istri gitu eh gak sengaja ibu nabrak mereka karena buru-buru terus dianya minta maaf dan mereka sedikit mirip denganmu, apa mungkin mereka orangtuamu?"
Avel agak terkejut dengan cerita ibu kost, apakah Avel beneran akan bertemu dengan mereka lagi?
"Eumm ibu sempat minta nomor teleponnya gak?" tanya Avel namun Ibu kost menggelengkan kepalanya.
"Tapi dia sempat ngomongin begini ke ibu" ucap ibu kost
"Katanya, 'Jika kamu bertemu dengan Bae Avel atau Avel Valerian beritahu aku' tapi dia gak ngasih nomornya." Avel terlihat kecewa, walaupun dia masih membenci mereka tetapi dia sangat rindu kepada mereka
Ibu kost melihatnya sangatlah sedih, pasti dia merindukan kedua orangtuanya. Selain dia baik, dia juga sering ngasih makanan dari cafe untuk Ibu kost.
"Mereka pasti bertemu denganmu. Ibu pastikan itu!" seru ibu kost, yaah setidaknya Ibu kost sudah menghibur dia.
"Avel?"
Avel melihat secara jelas. Wajahnya sangat putih bersamaan dengan disebelahnya yang sangat putih mirip dengan Avel. Irena Marsya Radeya dan Septian Wahyudi Radeya, mereka adalah orang tua Avel. Mereka berlari dan memeluk Avel, Ibu kost terkejut ternyata yang menabrak mereka di pasar tadi benar orang tuanya Avel.
"Ini benar kamu?! Aigoo jeongmal mianhae Avel jeongmal mianhae. Kami sudah jahat kepadamu selama tiga tahun ini."
Bagaimana dengan reaksi Avel? Tentu saja menangis, mereka sangat menyesali selama ini. Sebenarnya, diam-diam mereka kembali ke Indonesia agar melihat perkembangan anak tunggalnya. Dan nyatanya Avel telah menjadi anak pintar, mandiri, cerah.
"Eomma, appa, bolehkah aku bertanya sesuatu kepada kalian?"
"Apa itu Avel?"
Kenapa kalian datang disaat aku ingin mati?
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ–––––––––––––ㅤ
—;29 Maret 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
The Story Of Avel
أدب المراهقينSeorang pemuda bernama Avel Valerian Radeya. Memiliki tubuh putih mulus, berkepala kecil, yang dulu tinggal di Seoul itu sekarang sendirian di negara yang penuh pulau yaitu Indonesia. Tepatnya di kota Tasikmalaya, Jawa Barat. Tujuannya ingin hidup...