Dimanakah Jati Diriku?

24 1 0
                                    

Umur seorang remaja akan bertambah dan sebentar lagi akan memasuki usia dewasa, sama seperti halnya dengan Avel. Dia sebentar lagi akan memasuki usia dewasa. Senang? Justru Avel biasa aja, entah kenapa itu sebabnya kenapa.

Avel sekarang udah hidup mandiri, sudah bisa cari kerja sendiri, semuanya yang tidak di lakukan oleh Avel selama di Korea sekarang dilakukan di tanah kelahiran sendiri.

Dia memang sangatlah pendiam, karena dia orang asing dan tidak percaya sama diri sendiri, tetapi berkat Lintang, dia perlahan menjadi remaja yang berkembang. Mungkin nanti dia akan sendiri tanpa Lintang. Meskipun begitu, dia akan terus berusaha menjadi pribadi yang lebih baik.

"Vel..apakah benar kamu akan kuliah di luar Jabar? " tanya Lintang

"Sepertinya iya.."

Lintang duduk disampingnya yang kebetulan Avel berada di depan pintu kostannya. Lalu dia mengusap tangan Avel dengan lembut.

"Kenapa kamu kayak tidak yakin gitu Vel?"

"Karena aku terus berpikir apakah aku akan masuk ke salah satu universitas impianku?"

Lintang merangkul pundaknya membuat dia terkejut.

"Di umur ini, kita harus berusaha untuk mencari jati diri! " seru Lintang

"Apakah aku bisa menemukan jati diriku sendiri?" tanya Avel

"Vel, tatap mataku."

Avel menatap matanya. Entah kenapa Avel tertawa membuat Lintang kebingungan.

"Kok tawa sih?! Jelek ya muka ku?"

"Kamu tuh ganteng tau! Tapi... Aneh sih kalau kita saling tatap gini apalagi dekat banget gini, serasa pasangan bxb tau..." jelas Avel

Lintang langsung memalingkan mukanya dengan sedikit merah diwajahnya. Hahahaha Lintang sangat lucu!

"Jangan menggoda aku dong! " ucap Lintang

"Gak jelas kamu! Siapa yang goda kamu dih, geer sekali ya anda."

"Ah! Pokoknya kita harus bekerja keras untuk mencari jati diri jita sendiri, understand Avel!?" jelas Lintang

Avel mengangguk setuju. Tetapi dalam lubuk hatinya dia belum siap. Avel hanya tidak yakin dengan jati dirinya, Avel takut ada rasa penyesalan yang bersifat permanen di dalam dirinya.

"Kamu tuh kan jago main piano, dance kenapa tidak ke ITB atau ISI? Apa kamu akhir-akhir ini suka tantangan baru?"

Tantangan? Sepertinya menarik nih akan tetapi, apakah akan cocok di dalam diri Avel? Itu yang terus menjadi beban Avel.

"Jangan dipaksakan kalau tidak cocok." ucap Lintang lalu dia pergi kedalam kostan

Avel membuat sebuah melodi yang akan dimainkan kedalam piano. Avel bertanya-tanya terus kepada diri sendiri, apakah seni adalah jati diriku? Avel masih tidak yakin

Memiliki jiwa seni memang menurun dari kedua orangtuanya makanya dia mempunyai bakat dalam hal seni dan dirinya tidak yakin. Itu saja tapi lama-lama menjadikan beban baginya.

Ujian tinggal menghitung hari namun Avel malah berlatih memainkan piano saat istirahat ataupun pulang sekolah. Karena baginya mungkin sekarang inilah saatnya dia untuk mencari jati diri sebenarnya.

Dan Avel akan terus mencari itu.

ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ–––––––––––––ㅤ

–;18 Maret 2020

The Story Of AvelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang