Warning! ⚠️⚠️
Dibalik kalemnya Avel sebenarnya dia mempunyai Depresi belum lagi ditambah dengan Anxiety ringan. Tetapi dia berhasil menyembunyikan dari siapapun termasuk teman terdekatnya.
Avel sudah melakukan percobaan mulai dari menggoresi tangan sendiri sampai berendam diri di kamar mandi.
Kenapa tidak sampai bunuh diri? Karena dia ingin mengabulkan sesuatu kayak permintaan terakhir. Avel melihat tangan sendiri lalu tersenyum miris.
"Seburuk itulah aku? "
Avel pergi ke kamar lalu Di kunci dan mengambil sebuah cutter. Sudah saatnya Avel untuk meninggalkan dunia suram ini.
Tapi..
Tok.. Tok.. Tok
Seseorang mengetuk pintu ternyata itu adalah Bagas yang kebetulan ingin menjenguk Avel, Bagas terkejut karena pintu di depan tidak terkunci tanpa permisi Bagas mencari Avel dan saat menuju kamar tapi terkunci.
"Vel, apa kamu didalam? " tanya Bagas
Masih gak ada jawaban. Karena Bagas tidak sabaran akhirnya dia mendobrak pintu kamarnya
Dan..
Lantai penuh dengan cairan warna merah atau disebut dengan darah dan Avel menjatuhkan cutter. Bagas langsung membawa Avel ke rumah sakit.
Sesampainya di rumah sakit, para dokter dan suster membawanya ke ruangan UGD, Bagas tentunya khawatir dengan keadaan Avel. Tanpa disangka-sangka Avel tenan mengalami depresi dan melakukan cutting. Bagas tahu akan hal itu, karena semasa kuliah pernah melakukannya tetapi tidak separah Avel.
Disisi lain, Rizki melihat seseorang yang seakan-akan putus asa dan dia menghampiri Bagas.
"Apa kamu membutuhkan minum? Sepertinya kamu sedang haus. " tawar Rizki dan Bagas mengambilnya dengan tulus
"Terima kasih, namamu siapa? " tanya Bagas
"Rizki, itulah namaku. Kalau namamu? " tanya Rizki
"Bagas. " jawab Bagas
"Kamu sedang menunggu siapa? " tanya Rizki
"Seseorang, meskipun bukan keluargaku tetapi sudah kuanggap adik sendiri. "
"Seseorang? Lintang maksudmu? "
"Bukan, dia Avel. Kamu tau? " tanya Bagas
"Hm..kayak pernah denger nama itu, maaf nih aku kepo. "
"It's okay. " ucap Bagas sambil tersenyum
Dokter keluar dari ruangan yang ditunggu olehnya. Mereka berdua langsung bangkit.
"Dengan keluarga pasien. "
"Iya, saya kakaknya. " jawab Bagas
"Mari kita bicarakan di ruangan saya sebentar. "
Mereka berdua sudah pergi kini tinggal Rizki yang berdiam di depan ruangan UGD. Beberapa saat kemudian, seseorang datang menghampiri Rizki.
"Lintang.. "
"Kok abang disini? Bukannya ngejenguk selesai ya? " tanya Lintang
"Emang udah, tapi aku disuruh seseorang untuk menjaga ruangan ini" bohong Rizki sebenarnya penasaran dengan teman barunya itu.
"Emang didalam siapa? Presiden? "
"Hush! Yakali presiden di tasik!? "
"Yaudah deh aku pulang ya bang, kasian Avel menunggu daritadi. " ucap Lintang kemudian pergi
Rizki melihat punggung Lintang dan ingin menangis rasanya kalau yang akan menemui Avel itu sudah ada di ruang UGD ini.
"Jadi? Apa Avel punya gangguan depresi? " tanya Bagas
"Anda benar sekali dan banyak sekali bekas goresan tangan dan kayaknya dia depresi agak parah. "
"Apa harus ke psikiater? " tanya Bagas lagi
Dokter mengangguk
"Itulah satu-satunya cara untuk bisa sembuh. "
"Dan aku bertanya kepada anda. "
"Apa itu? "
"Apa orang tuanya tau akan kejadian ini? " tanya dokter
Bagas menggeleng. Karena dia juga baru tahu kejadian ini.
"Agak mahal sih kalau ke psikiater tapi, coba kamu bujuk dia untuk cerita dan membuatnya senang, dia pasti sangat tertekan banget. " saran dokter lalu Bagas mengangguk
Bagas pun keluar dari ruangan dokter dan kembali lagi ke ruang UGD.
"Gimana? Apakah dia akan baik-baik saja? " tanya Rizki
"Maybe yes maybe no. Karena dia lebih parah dari diriku. "
"Maksudnya? "
"Dia mengalami depresi cukup berat. "
Rizki tidak bisa berkata apapun. Ternyata dia sudah kuat untuk semua masalahnya dan ini merupakan titik terlemahnya.
"Aku tadi menemui Lintang dan dia ingin menemui Avel. "
"Tapi dia tidak tau kan kalau dia disini? " tanya Bagas kemudian Rizki menggeleng sebagai jawabannya
ㅤ Semoga Lintang tidak merasakan hal yang sama denganku dan Avel.
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ–––––––––––––ㅤ
–;28 Desember 2019
KAMU SEDANG MEMBACA
The Story Of Avel
Teen FictionSeorang pemuda bernama Avel Valerian Radeya. Memiliki tubuh putih mulus, berkepala kecil, yang dulu tinggal di Seoul itu sekarang sendirian di negara yang penuh pulau yaitu Indonesia. Tepatnya di kota Tasikmalaya, Jawa Barat. Tujuannya ingin hidup...