Disetiap kejadian tak terduga mengandung sejuta arti didalamnya yang tak diketahui siapapun hingga hanya sang pencipta skenariolah yang menguaknya.
_________________________________
Bingung bagaimana memulainya, secara ajaib gadis berumur 16 itu dinobatkan menjadi seorang 'mama' oleh gadis kecil didepannya. Ini semua berawal dari perjumpaan yang tak terduga. Niat awal membantu seseorang menjadi malapetaka.
"Maaf adik kecil, kakak bukan mama mu," jelasnya sedari tadi. Ia berusaha mempertahankan statementnya.
"Kakak ini ngeyel ya, aku bilang kakak mama ku ya mama ku."
Ctakk....
Muncul sudut siku-siku di perempatan gadis remaja itu. Bila saja ia tak memiliki perikebidadarian mungkin saja ia akan menelantarkan gadis kecil itu dipinggir jalan mungkin saja langsung ditengah jalan.
"Tapi kakak emang bukan mama mu loh neng geulis," jelas gadis remaja itu lagi.
Haruno Sakura, gadis remaja berusia 16 tahun yang baru saja menginjak kelas 2 SMA harus menghadapi masalah yang penuh kegilaan. Berdebat dengan budak tuyul di depannya ini. Jangan bayangkan kepala gadis kecil di depannya ini plontos macam karakter kartun di tv itu, gadis di depannya ini berambut pendek raven lurus mengkilat bagai iklan ketombe.
"Kakak boleh tahu nama mu siapa dek?" tanya Sakura sang gadis tersebut mencoba mempertahankan suara lembutnya.
"Emang apa perlunya mama tau nama ku kalo gak mau ngakui, lagian orang tua kok gak tau nama anaknya sendiri sih!" rajuk sang gadis kecil.
'Hufft, nih anak kok nyebelin ya. Pengen digoniin kali ya,' batin Sakura.
"Kakak pengen tau adik manis nama mu siapa," kata Sakura pelan-pelan.
"Mau tau aja atau mau tau banget?" tanya gadis kecil itu nampak mempermainkan Sakura.
'Fikss, nih anak pengen digoniin terus dibuang ke sungai biar besok viral di lambe turah,' batin Sakura berkecamuk.
"Mau tau banget banget bangettt dek," ucapnya penuh penekanan di setiap kata.
"Sarada, itu nama ku," ujar gadis kecil itu membuang muka. Sakura tercenggang dengan tingkah laku sang gadis cilik.
"Sarada sekarang mamamu ada dimana?" tanya Sakura kembali. Yang ditanyak hanya menunjuk ke arah Sakura.
"Kan kakak mama ku," katanya menatap tajam wajah Sakura yang malah terlihat menggemaskan.
"Ok, alamat Sarada dimana?"
Sekarang Sakura mulai gemas dengan arah pembicaraan ini.
"Sarada gak tau, gak sadar udah disini," ujar Sarada tampak ingin menangis.
Sakura mulai iba dengan itu anak. Mungkin ia akan meluruskan masalah secepatnya.
"Jadi kayak mana, mau ke kantor polisi nih buat laporan. Mana tau orang tua mu nyari, kalo inget." Sakura terlihat pasrah ingin menghentikan kegilaan ini.
"Pokoknya Sarada mau ikut mama pulang, titik gak pake tanda koma apalagi tanya," kekeh Sarada.
'Whatt, gila bener kalo gadis ini ikut gue. Makin runyem keadaan,' batin Sakura kembali bergejolak.
"Tidak, sekian aja pembicaraan kita kali ini. Selamat menikmati malam diluar gadis manis," ujar Sakura ingin pergi. Seperdetik Sakura membalikkan tubuhnya, tangannya di cengkeram kuat oleh Sarada.
"Jangan mah, kalo mama pergi Sarada bunuh diri nih!" ancam Sarada meninggi.
"Emang kamunya mo ngapain hah," tantang Sakura.
"Bunuh diri ke selokan ini," tunjuk Sarada ke samping selokan kecil disebelah mereka.
"Huft, bunuh diri di situ gak akan mati kali. Jangankan tubuh gembul mu, kaki gajah mu aja gak masuk," ucap Sakura menahan tawa. Sebenarnya Sarada tidak segemuk yang dibilangnya hanya saja Sarada memang memiliki tubuh yang berisi seperti anak sehat lainnya.
"Kalo aku mati akan aku hantui mama sampai ke liang lahat, terus aku kutuk mama jomblo di masa mudanya biar nikah tua," ancam Sarada tidak main-main.
'Wtf, nih anak ngelunjak ya. Belom di sumpahnya aja gue jombs karatan apalagi disumpahnya lagi. Amsyong gue,' batin Sakura.
"Iya kamu bisa ke rumah kakak, tapi setelah itu kita cari keluargamu, deal?" Terlihat jelas Sakura pasrah mengeluarkan jari kelingkingnya sebagai tanda perjanjian.
"Deal," terima Sarada menautkan jari kelingkingnya dengan kepunyaan Sakura. Tampak cengiran khas gadis polos di garis bibirnya. Ia tampak menggemaskan.
"Ayo kita ke pulang segera sebelum kemalaman," ajak Sakura menggandeng tangan kecil Sarada. Sang gadis tersenyum sumringah mendapat perlakuan manis Sakura.
Tidak ada salahnya Sakura mengajak gadis kecil itu pulang. Lagian di rumahnya tidak ada orang. Mana tahu budak kecil ini bisa jadi pajangan menemani koleksi bonekanya. Mungkin juga bisa jadi patung pancoran di rumahnya.
Mungkin perjumpaan ini akan mengubah segalanya termasuk takdir. Siapa yang tahu akan hal ini.
***
Nuna juga amsyong nih buatnya.
Selamat datang di indomaret😅
Semoga kalian suka dengan lapak ku ini guyss.
KAMU SEDANG MEMBACA
Future Destiny
FanfictionBagaikan mimpi buruk di siang bolong ketika tiba-tiba kalian dipanggil 'mama' oleh seseorang yang tak dikenal. Lebih parahnya ia mengaku anak masa depan kalian bersama dengan musuh yang dulunya sahabat karib kalian. Naruto © Masashi Kishimoto Story...