Bila ku tak mendapatkan keinginan ini karena sebuah pembatas maka hancurkan saja sekalian seluruhnya.
_______________Hinata berjalan santai di koridor sekolah. Ketika berjumpa dengan siapa pun ia pasti di sapa dan gadis itu membalas dengan senyuman ramahnya.
"Hinata," panggil seseorang sembari menahan lengannya.
Sontak Hinata menghentikan langkahnya dan menatap pelaku yang menahan lengannya.
"Kiba?" Hinata tampak terkejut. "Ada apa kau menahan ku?" Lanjutnya bertanya.
Lelaki itu hanya terdiam dengan ekspresi serius dan menarik paksa Hinata ke sudut koridor yang tak pernah dilalui orang. Hinata menghempaskan tangan Kiba dengan kasar dari lengannya.
"Apa-apan kau?" tanya Hinata dingin.
"Jangan berpura-pura nona Hyuuga, aku tau kau dalang dibalik ini semua?" Kiba balik bertanya tak kalah dingin.
"Apa maksudmu, aku tidak mengerti?" Hinata berpura-pura polos. Tapi jelas tergambar ekspresi keterkejutan di wajah cantiknya.
"Kau yang membuat kesalahpahaman antara Naruto, Sasuke dan Sakura kan? Bukan hanya itu, kau yang membuat Sasuke kecelakaan kan?" Pertanyaan-pertanyaan Kiba menohok Hinata hingga membuatnya terpojok.
"... Apa mak-sudmu?" tanya Hinata gugup.
"Benar kata pepatah, sepintar-pintarnya menyembunyikan bangkai pasti akan tercium baunya. Aku telah menyelidiki mobil yang membuat Sasuke kecelakaan itu adalah mobil keluargamu. Walau itu jarang dipakai tapi tak bisa menghilangkan kenyataan itu adalah mobilmu." Kiba menjelaskan data yang telah diselidiki oleh rekan-rekannya.
Hinata terbungkam, gadis itu tampak menggigit ibu jarinya. Rencananya telah diketahui. Ia tak bisa menampik semua ini. Sedangkan gadis berambut merah darah yang sedari tadi menguping percakapan mereka membeku di tempatnya.
"Karin aku yakin kau telah mendengar semuanya," ucap Kiba tiba-tiba.
Gadis yang dipanggil Karin itu pun keluar dari tempat persembunyiannya dan berdiri diantara mereka.
"Kau terkejut bahwa rekanmu ini telah mencelakai orang yang kau cinta itu kan?" tanya Kiba tersenyum sinis.
Karin terdiam. Setelah beberapa menit ia angkat bicara. "... Kau tak mengatakan ini padaku, Hinata ...."
"Aku pikir itu murni kecelakaan," tambahnya dengan nada sendu. Dari pelupuk matanya keluar bulir-bulir bening yang tak dapat ia tahan. Dulu Hinata hanya ingin menargetkan Sakura saja tetapi mengapa harus Sasuke kini yang terkena sasaran. Ia mencengkeram kedua bahu Hinata.
"KATAKAN PADAKU NONA HYUUGA!!" Karin kini dikendalikan oleh emosinya.
Hinata hanya terdiam dan menatap tajam pada Kiba. Sedangkan lelaki itu meninggalkan perdebatan diantara para gadis yang tak layak untuk didengar.
***
Sakura tampak bingung membaca message yang baru saja ia terima beberapa menit yang lalu
From: Kiba
To: SakuraSaki aku ingin menemui mu di cafe depan sekolah pukul 2 nanti. Jangan telat!!
Untuk apa lelaki itu mengajaknya ketemuan padahal mereka sekelas. Apa ada yang suatu hal yang penting? Ia pun lekas memasukkan smart phone-nya dan mempercepat piketnya. Ia sungguh sial harus piket sendirian di saat ia harus pergi ke rumah sakit untuk menjaga Sasuke. Sekarang rutinitas gadis itu hanya menjaga lelaki itu. Masih ada waktu untuk pergi ke cafe yang ditentukan. Ia harap pekerjaan ini cepat selesai. Dengan sigap Sakura menyapu lantai dan menghapus papan tulis. Setelah semua selesai ia mengambil tasnya yang masih berada di atas mejanya. Ia mengirimi pesan ke Kiba bahwa ia akan sampai 10 menit lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Future Destiny
FanfictionBagaikan mimpi buruk di siang bolong ketika tiba-tiba kalian dipanggil 'mama' oleh seseorang yang tak dikenal. Lebih parahnya ia mengaku anak masa depan kalian bersama dengan musuh yang dulunya sahabat karib kalian. Naruto © Masashi Kishimoto Story...