Semuanya butuh alasan termasuk mencintai maupun membenci
______________Semakin hari kelakuan budak tuyul itu semakin aneh. Yang dulunya kelakuan macam bedebah setan kini berubah bak bidadari. Semakin hari ia semakin sopan. Apalagi bahasa jepangnya kini kian benar. Panggilan ke setiap orang telah berubah.
"Ohayou nee-chan, silahkan sarapan. Hari ini Sarada jamin maknyuss tenan deh masakannya," ucap Sarada tersenyum manis.
Sakura makin cengo melihat kelakuan itu bocah. Baru kali ini sang empu membuatkan sarapan untuknya.
"Lo gak sakit kan, baek-baek ajakan tuh udel?" tanya Sakura memeriksa kepala Sarada hingga membolak-baliknya.
"I'm okay Onee-chan," balasnya.
Sakura melepaskan tangannya dari kepala Sarada. "Siapa yang ngajarin lo ngomong yang baik?"
"Itachi-niichan yang ngajarin semuanya, lagian Sarada selama ini khilaf nee-chan." Sarada menampilkan senyuman manisnya.
"Sejak kapan lo dekat ma Itachi-niichan?" tanya Sakura.
"Semalam, tepatnya."
Sarada duduk dan mulai menyantap sandwich yang sedari tadi sudah dipersiapkannya. Sakura yang tidak mau ambil pusing pun duduk disebelah bocah itu.
"Nee-chan sakit?" tanya Sarada khawatir melihat hidung Sakura yang memerah.
"Sedikit," balasnya serak.
Sarada pun bangkit dari kursinya dan berusaha memegang dahi lebar Sakura. "Iya, tubuh nee-chan panas. Gak usah sekolah ya," ucap Sarada.
"Gak bisa Sarada, nee-chan harus tetep sekolah. Hari ini ada ujian harian," ujar Sakura.
"Tapi kalo nee-chan pingsan nanti cemana?" tanya Sarada khawatir.
"Nanti nee-chan akan nyuruh superman antar pulang," ucap Sakura mencoba tersenyum menenangkan.
"Nanti kalo nee-chan gak punya ongkos bilang aja ya ma supermannya bayar di rumah," ujar Sarada nyengir.
"Emang lo pikir ia tukang ojol," tukas Sakura. Ia pun menggelitik perut Sarada hingga gadis itu tertawa geli.
Entah sejak kapan mereka menjadi dekat. Biarkanlah hubungan mereka seperti ini, mengalir bagai air.
***
"Forehead... lo udah macem ayam di formalin. Pucet bener dah tuh muka," ucap Ino melihat Sakura.
Gadis merah jambu itu terlihat sulit berjalan menuju kelasnya. Memang jelas wajahnya telihat bagaikan mayat hidup.
"Are you okay?" tanya Ino memegangi bahu Sakura untuk membantunya berjalan.
"I'm okay," balas Sakura mencoba tersenyum.
Mereka pun melanjutkan langkah walau tertatih-tatih. Sesampai di kelas yang sudah lumayan penuh, Ino membantu Sakura ke bangkunya.
"Kalo lo gak kuat lambaikan tangan aja ya ke kamera," ucap Ino.
Sempat-sempatnya biang gosip itu bercanda di keadaan gawat darurat begini. Tetapi si jambu merah itu menggangguk kecil menanggapi ucapan sahabatnya. Sungguh terlalu dua makhluk bahlul itu.
Beberapa menit kemudian Sasuke datang setelah itu diikuti gurunya masuk.
"Ohayou bocah-bocah, siap untuk semangat muda." Terlihat guru memiliki model rambut mangkok-Guru Guy.
KAMU SEDANG MEMBACA
Future Destiny
FanfictionBagaikan mimpi buruk di siang bolong ketika tiba-tiba kalian dipanggil 'mama' oleh seseorang yang tak dikenal. Lebih parahnya ia mengaku anak masa depan kalian bersama dengan musuh yang dulunya sahabat karib kalian. Naruto © Masashi Kishimoto Story...