10. Memulai dari Awal

1.1K 71 1
                                    

Biarkan rinai membasahi bumi karena aku tahu setelahnya akan ada keajaiban.

_____________


Sakura sedari tadi menampilkan senyuman semanis madu sejak Kakashi-sensei masih berambut hitam kini memutih bahkan dari Jiraiya-sensei suka baca yang ehem-ehem menjadi suka baca buku agamis. Ah, mungkin seseorang bisa memesankan kamar untuk Sakura di rumah sakit jiwa. Terbanding terbalik dengan sahabat dan patner sebangkunya, Yamanaka Ino dalam mode depresinya. Bila Sakura di kelilingi warna merah jambu dan bunga-bunga indah maka Ino tampak di kelilingi bayangan hitam dan petir yang sedang menggelegar. Entah apa yang membuat cucu tok Adam ini hingga seperti itu.

"Kalian membuat ku takut hingga semua buluku berdiri," ucap gadis berambut pirang diikat empat.

"Emangnya kau hewan ya Temari-chan makanya punya bulu?" tanya gadis bercepol dua.

Temari si gadis pirang berikat empat itu hanya menghela panjang dengan kebodohan sahabatnya Tenten. "Aku tak satu spesies denganmu Tenten," ucapnya kesal.

Tenten tampak berpikir keras dan tersadar, "Iihhh Temari-chan, Tenten gak hewan ya. Gini-gini masih manusia," rajuknya.

Temari memilih mengabaikan gadis itu, ia memaklumi sahabatnya satu itu yang memiliki otak dibawah standar. "Sakura, lo kenapa macam ayam sawan?" tanya Temari.

Sakura kembali ke dunia dari penjelajahan dari dunia fantasinya yang di beri nama 'Sakura in Wonderland'. "Apaan sih elu, gak bisa nengok orang bahagia dikit. Dasar majosu," ucap Sakura.

"Apaan tuh?" Temari balik bertanya karena bingung.

"Manusia jomblo suram," seru Sakura tersenyum.

Tokk ....

Sakura kena jitakan maut Temari. Ia kena amukan gadis pasir itu.

"Auhhh ...." ringis Sakura.

"Hahhahaha ... Temari bukan majosu Sakura-chan tapi ia kipas angin galak," kekeh Tenten.

Tokk ....

Tenten juga mendapatkan hadiah manis ala Temari yaitu jitakan mautnya.

"Iihhh Temari-chan, nanti kalo Tenten ma Sakura-chan makin bodoh siapa yang mau tanggung jawab. Siapa hah?" tanya Tenten menunjukkan muka polosnya.

"Neneknya Akamaru," ucap ngasal Temari.

Tenten nampak berpikir ia pun berlari menghampiri lelaki yang memiliki tato segitiga terbalik di kedua pipinya.

Brakk ....

"Kibaa— siapa neneknya Akamaru?" tanya Tenten mengebrak meja Kiba.

Kiba yang sedari tadi asyik memakan bentonya bersama anjing yang sedari dulu di rawatnya sejak kecil terkaget akan tingkah makhluk di depannya.

"Aku tidak tau Tenten, kau bisa langsung menanyakannya ke Akamaru." Kiba menyodorkan anjing putihnya ke hadapan Tenten.

"Oke Akamaru, siapa nenekmu?" tanya Tenten ala-ala detektif yang sedang menginterogasi pelaku kejahatan.

Anjing itu pun hanya mengonggong tak karuan dan mengerutkan dahinya.

Oke kita tinggalkan kegilaan yang membuat keributan hingga masuk koran saham itu. Di kursi Sakura sang majosu a.k.a Temari sedang menatap lekat kedua sahabatnya yang terlalu menggila hari ini.

"Ok Temari gue jujur, gue takut mata lo itu yang hampir keluar jadi tolong masukin balek. Gue cuma lagi happy aja karena kucing tetangga gue baru lahiran," ujar Sakura tampak jelas berbohong dengan alasan yang fantastis.

Future DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang