Sudah sepekan Sasuke sadar dari komanya, kini lelaki itu telah kembali ke kediaman Uchiha. Senantiasa juga gadis musim semi itu menemaninya tanpa sedikitpun merasa lelah. Hubungan Sasuke dan Sakura kini dibilang sangat jauh membaik dari sebelumnya. Walau terkadang masih ada rasa canggung akibat hubungan mereka di masa lalu yang terbilang buruk namun mereka telah sepakat untuk memperbaikinya.
Sekarang lelaki itu telah memiliki hobi baru yang senantiasa ia lakukan. Seperti saat ini, walau Sasuke sedang membaca buku di atas ranjangnya namun ia tetap mengalihkan fokusnya terhadap Sakura. Sesekali ia melirik gadis itu yang sedang duduk sembari mengupas apel di sebelah Sasuke.
"Apa kau tak muak memerhatikan ku terus Sasuke?" tanya gadis itu masih sibuk dengan yang dilakukannya tanpa menatap lelaki itu.
"Ck, kau menyebalkan Saki. Apakah kau risih dengan apa yang ku lakukan?" Sasuke mengerucutkan bibirnya yang mana ia terlihat sangat imut akan hal itu.
"Hahh .... Bila kau terus menatap ku seperti itu salah-salah aku akan memotong jari ku sendiri." Sakura menunjukkan kekesalannya.
"Tenang saja, kalo jarimu terpotong maka aku akan menghisapnya nanti untuk menghentikan pendarahan." Lelaki itu berucap tanpa dosa. Di akhir ia berbicara tak lupa ia menunjukkan senyuman lebarnya.
Sakura mengarahkan pisaunya ke hadapan Sasuke. "Bagaimana kalo tanganmu duluan yang terpotong agar kau bisa menghentikan pendarahan mu sendiri," ucap Sakura sembari mengeluarkan smirk menakutkannya.
Seketika lelaki itu langsung bungkam tak berani mengeluarkan sepatah kata pun ataupun suara lainnya. Niat awal menggoda Sakura malah berbuntut dirinya yang terkena masalah. Melihat Sasuke yang menciut membuat Sakura tertawa kecil.
Sakura mengarahkan potongan kecil apel ke hadapan Sasuke. "Udah deh, mending makan ini aja."
Lelaki itu tampak menatap bingung akan yang dilakukan Sakura.
"Makan nih!" Sakura memerintah dengan paksa.
Dengan perlahan Sasuke membuka mulutnya dan Sakura langsung menyuapkan potongan apel itu ke dalam. Sasuke mengunyah apel itu dengan gigi depannya sehingga ia terlihat seperti kelinci yang sedang menguyah wortel. Melihat hal itu lagi-lagi Sakura tertawa kecil. Ia seperti seorang ibu yang memiliki putra kecil yang nakal namun lucu.
"Oh ya, aku tak pernah melihat Sarada selama kembali sadar. Kemana ia?" tanya Sasuke setelah selesai menelan apel yang tadi ia kunyah.
"Ia sedang sakit, tadi aku sudah menitipkan perawatannya pada Chiyo Obaa-san." Sakura kembali ingin menyuapkan apel ke mulut Sasuke.
Lelaki itu kembali membuka mulut dan menerima suapan apel itu. Ia tampak berpikir dan mengingat sesuatu. Setelah menelan apel dalam mulutnya, ia kembali membuka mulut untuk berbicara.
"Aku seperti mengingat sesuatu. Sewaktu aku koma, Sarada datang dan berbicara padaku untuk segera bangun. Apakah kau yang membawanya ke rumah sakit?" Sasuke bertanya sembari menatap lekat wajah gadis musim semi itu.
"Sepertinya kau berkhayal, aku tak pernah membawa Sarada ke rumah sakit. Lagian tak mungkin juga ia ke sana sendirian," ujar Sakura.
"Oh, ku pikir kau membawanya ke sana. Tapi aku sangat yakin mendengar suaranya," ucap Sasuke yakin.
"Sudah aku katakan, ia tak pernah ke sana. Aku juga yakin akan hal itu," sahut Sakura tak kalah yakin.
"Ahh sudahlah, aku sepertinya memang kangen bocah itu. Lebih baik aku menjenguknya sekarang," ujar Sasuke dan bangkit dari ranjangnya.
"Baiklah, ayo kita pergi."
***
Tak mereka sangka dengan apa yang mereka lihat saat ini. Dihadapan mereka terpampang pemandangan yang menyakitkan mata maupun telinga. Tak dapat mereka menyembunyikan keterkejutan di wajah masing-masing. Bocah yang mereka kira sedang terbaring lemah namun saat ini pemikiran itu telah terbantahkan sepenuhnya. Bocah itu malah kini sedang asyik berjoget mengikuti gerakan mv K-Pop yang terpampang di layar tv. Dengan suara yang nyaring mengikuti lagu dan gerakan asal namun energik membuatnya tampak sangat menikmati. Hal itu membuat sepasang remaja itu cengo melihat tingkah bocah itu.
Sarada seperti merasakan ada perbedaan atmosfir di ruangan ini. Akhirnya ia tersadar dan melihat ke arah pintu kamarnya. Terlihat wajah terkejut kedua orang yang ia anggap orang tuanya. Ia pun berusaha tersenyum untuk menghilangkan keadaan canggung yang menyelimuti ruangan ini.
"Ehh ada nii-chan ma nee-chan," ucapnya sembari menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
"Wahh Sara ... sepertinya kamu baik-baik saja yaa ...." Kini Sakura tak dapat lagi menyembunyikan senyuman mengerikannya. Ingin rasanya ia segera melahap bocah itu. Bagaimana tidak, sedari pagi ia disibukkan dengan sikap rewel Sarada yang selalu mengeluh sakit dan banyak kemauan.
"Hehehe ... tadi tiba-tiba Sara merasa sehat nee-chan. Berhubung hal itu Sara melakukan peregangan sedikit," ujarnya pura-pura imut.
Kretek ... Kretek ....
Sakura melakukan peregangan pada jari-jarinya dengan cara menekuninya hingga menimbulkan bunyi. "Bagaimana kalau nee-chan mu ini membantumu peregangan," ujarnya dengan smirk menakutkan.
Melihat itu Sarada spontan menggelengkan kepalanya. "Sepertinya peregangan hari ini cukup sampai di sini, aku akan kembali beristirahat." Sarada langsung melompat ke atas ranjangnya dan menyelimuti sekujur tubuhnya dengan selimut.
"Bangun kau bocah tuyul!!" teriak Sakura menggema di seluruh ruangan ini.
"Haihh ... Padahal nii-chan ingin mengajakmu jalan-jalan, kalau kau ingin beristirahat lebih baik nii-chan batalkan saja." Sasuke angkat bicara. Ia tahu Sarada akan bereaksi akan hal ini.
Srakkk ....
Sarada menyingkap selimutnya dan langsung duduk dengan sigap. "Kemana kita akan pergi nii-chan?" tanyanya antusias.
"Kita batalkan saja Sara, mungkin lain kali saja kita pergi. Lebih baik kamu lanjutkan istirahatmu," ucap Sasuke pura-pura sedih.
Sarada langsung melompat turun dari ranjangnya dan melakukan peregangan tubuh.
"Sarada siap," ucapnya sembari mengeluarkan jempolnya.
"Hei, bocah tuyul! Bukannya tadi lo sakit?" Sakura menatap tajam gadis kecil itu.
"Selow nee-chan, penyakitnya dah Sara simpan di laci. Jadi sekarang Sara sudah sehat dan kalau mau sakit lagi tinggal gampang kok," ujar Sarada tersenyum kecil. Ia terlihat sangat imut bila seperti ini karena hal ini juga merupakan jurusnya untuk menenangkan amukan singa berwarna pinky itu. Melihat hal itu memang Sakura tidak jadi memarahi Sarada.
"Kalau begitu ayo kita segera pergi!" ajak Sasuke.
"Okee ...."
Sarada pun berlari mendekati Sasuke dan menggenggam tangan lelaki itu. Melihat hal itu Sakura hanya bisa menggigit bibirnya. Dirinya lah padahal ingin juga menggenggam tangan lelaki itu. Sedangkan Sasuke dan Sarada telah melangkah duluan beranjak dari ruangan itu selagi Sakura diam mematung. Sarada yang tak mendengar ada langkah kaki mengikutinya menoleh ke belakang sambil menjulurkan lidahnya. Terlihat jelas dari ekspresinya bermaksud mengejek Sakura karena dirinya lah kini pemenang mendapatkan Sasuke. Melihat itu Sakura hanya mendengus dan ikut berjalan di belakang mereka.
"Dasar bocah tuyul, awas aja kau ...."
To be Continued
***
Hallo guyss ....
Nuna update nih cerita😍😍
Next chapter ada apa ya??
Sepertinya akan ada yang tegang deh nanti.😲😲
Tungguin aja ya guyss kelanjutannya😉Jan lupa vote and comment ya🥰🥰
KAMU SEDANG MEMBACA
Future Destiny
FanfictionBagaikan mimpi buruk di siang bolong ketika tiba-tiba kalian dipanggil 'mama' oleh seseorang yang tak dikenal. Lebih parahnya ia mengaku anak masa depan kalian bersama dengan musuh yang dulunya sahabat karib kalian. Naruto © Masashi Kishimoto Story...