Keberadaanmu yang tiba-tiba tiada membuat hari ku hampa karena terbiasa akan kehadiranmu.
____________________Sedari tadi Sakura mondar-mandir di kamarnya, sesekali ia melihat jam dinding yang terletak disitu. Jam telah menunjukkan pukul delapan malam. Tapi belum ada tanda-tanda batang hidung si budak tuyul. Sejak pergi dari tadi siang ia belum kembali jua.
Ia sangat khawatir. Banyak persepsi yang berkecamuk di kepalanya. Ia takut Sarada diculik dan disuruh beneran menjadi tuyul untuk orang lain padahal dirinya belum melakukannya. Yang terparah adalah ketika ia memakan burger diluar memakai daging Sarada. Bisa dihantui ia tujuh turunan delapan tanjakan. Ia tidak bisa hanya menunggu saja seperti ini, ia harus mencari budak tuyul itu.
Sakura bergegas keluar kamar dan menuruni tangga menuju lantai pertama dengan tergesa-gesa. Ia melihat nenek Chiyo yang sedang asyik menari salsa disana.
"Nek, Sarada kok belum pulang ya. Tadi ia pamit kemana nek?" tanya Sakura tampak cemas.
"Tadi katanya sih non mo nyari angin sekalian ples-ples," jawab nenek Chiyo menghentikan gerakan salsanya.
"Ia gak ada kasih tau nek kemana perginya?"
"Gak sih non, ciee tumben non nyari. Biasanya kalo di rumah selalu ribut," ucap nenek Chiyo jahil.
"Gak gitu sih nek, kalo gak ada tuh bocah siapa lagi yang bisa jadi patung pancoran kamar ples alarm pagi Saki." Sakura hanya nyengir kuda nil.
"Ya elah non, apa tidak sebaiknya kita menelepon polisi aja?" tanya nenek Chiyo.
"Gak usah nek, lagian mana ada kasus di kepolisian nyarik anak kucing yang ada kita kena hukuman." Sakura hanya membanyangkan Sarada adalah salah satu spesies hewan.
"Non ia anak manusia kali masa disamain ma kucing, kebagusan bener."
"Ya udah deh nek, Sakura keluar dulu cari ia ya." Sakura bergegas pergi.
"Jan lupa non bawa cilok sebungkus!" teriak nenek Chiyo.
***
Sudah sekitar satu jam Sakura mencari Sarada tapi nihil hasilnya. Sekarang ia beristirahat di cafe dekat rumahnya. Ia meminum cokelat panasnya perlahan. Angin malam telah terasa menyejukkan. Ia mengingat kembali masa-masa dulu yang menyenangkan ketika bersama kedua sahabatnya. Ia membuka smartphonenya dan membuka galeri foto. Terlihat ketiga wajah yang sedang tertawa bahagia disana.
"Hah...sudah satu tahun ya," lirih Sakura. Tanpa disadari ia telah menitikkan buliran bening dari pelupuk matanya.
Jujur bagi Sakura, semenjak lelaki pirang itu hidupnya berantakan. Ia berpikir kalau saja waktu bisa diulang maka ia tidak akan mengambil keputusan bodoh itu. Mungkin saja bila ia berpikir lebih jernih lagi ini semua tidak akan terjadi. Ia akan melakukan apa saja bila mereka bertiga tetap seperti dulu lagi. Mau bagaimana lagi, nasi telah menjadi bubur tak dapat lagi dilontongkan. Ia hanya bisa menyesali keputusannya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Future Destiny
FanfictionBagaikan mimpi buruk di siang bolong ketika tiba-tiba kalian dipanggil 'mama' oleh seseorang yang tak dikenal. Lebih parahnya ia mengaku anak masa depan kalian bersama dengan musuh yang dulunya sahabat karib kalian. Naruto © Masashi Kishimoto Story...