6. Ganjil

1.5K 106 0
                                    

Apa aku yang berubah atau kamu yang telah berubah hingga ku tak merasakan getaran yang sama.

__________________

Pagi begini Sakura telah tercenggang akan surprise fantastis. Bagaimana tidak sedari semalam ia telah capek ngorek-ngorek sampah depan mencari budak tuyul itu tapi pagi begini ia telah enak-enakan sarapan di meja makan. Kalo saja membunuh makhluk tidak berdosa mungkin saja ia telah melenyapkan Sarada ke rawa-rawa. Memang benar Sarada adalah makhluk astral berbentuk tuyul yang suka datang dan pergi tanpa permisi bagai kentut.

"Pagi nee-chan," sapa Sarada manis.

Sakura cengo mendengar sapaan Sarada. Baru kali ini budak tuyul itu bersikap manis. Nee-chan? Apa Sakura tidak salah dengar Sarada tadi memanggilnya dengan panggilan itu. Biasanya kan bocah itu memanggilnya dengan sebutan 'mama'.

"Darimana lo semalaman bocah?" tanya Sakura kesal.

"Semalam Sarada ke tempat nii-chan," balas Sarada sambil tersenyum manis.

"Nii-chan, siapa itu?" Sarada tampak bingung.

"Sasuke nii-chan, Sara juga jumpa ma Itachi nii-chan juga." Sarada masih melanjutkan makannya.

Sakura terdiam seketika. Capek-capek ia mencari malah bocah itu enak-enak cuci mata di rumah Uchiha.

"Lo ngapain disana?" Sakura menyelidik Sarada.

"Iihhh nee-chan kepo deh," balas Sarada dengan senyum jahilnya. Ia pun menyelesaikan sarapannya dan menaruh piringnya ke wastafel. Ia beranjak pergi meninggalkan Sakura yang sibuk memperhatikan Sarada.

Sakura bingung dan mencium ada aroma-aroma yang ganjil disini. Tumben bener bocah itu bersikap manis dengan Sakura, biasanya ia paling berisik dan tukang ngeyel. Jenis makhluk paling merepotkan di dunia. Sejak kapan juga bocah ini belajar bahasa jepang dengan baik.

***

"Kenapa bocah ini bisa disini nii-chan?" tanya Sasuke kesal.

Sarada sedang asyik menonton bersama Itachi. Acara mereka terhenti karena kedatangan si bawel Sasuke.

"Apaan sih lo Sascake, kalo mo ngabung aja kali ngosah sewot." Itachi tampak tak memedulikan Sasuke. Sarada juga asyik kembali menyeruput jus tomatnya.

"Lo dapet dimana tuh jus?" tanya Sasuke.

"Itu," tunjuk Sarada ke arah meja bar kecil di dapur.

Sasuke melihat ke arah sana, jus yang baru dibuatnya telah hilang tanpa di tinggalkan sedikit pun. Baru saja ia membuatnya dan pergi sebentar ke kamar mandi. Sasuke tampak murka. Kalo saja ia bisa membunuh dedemit ini mungkin ia sedari tadi sudah melakukannya.

"Gue pergi dulu nii-chan," pamit Sasuke.

Sasuke pergi dengan kekesalan yang telah memuncak. Daripada ia memakan bocah itu hidup-hidup ia pun memilih bersabar.

***

Siang yang terik ini Sakura lebih memilih hang out bareng Ino. Teman senasib jomblonya ini selalu sedia kala bagai driverfood. Dengan beraninya mereka keluar bagai couple alay.

Entah apa yang dipikirkan mereka hingga membuat sweater couple seperti itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Entah apa yang dipikirkan mereka hingga membuat sweater couple seperti itu. Biarkan sajalah mereka bahagia di alamnya. Cafe yang mereka datangi ini terbilang cukup ramai dengan pasangan muda-mudi. Mereka diibaratkan baru panas-panas tai ayam hingga menebarkan kebahagiaan mereka hingga membuat para jombs menggigit kuku jari kaki.

"Lo salah ngambil tempat nih pig, udah gue bilang mending ke laut sekalian nyemplung." Sakura mendumel kecil.

"Lo kalo mo jadi dedemit aer gak usah ngajak-ngajak deh, luan aja gue belom mo ninggalin dunia indah ini. Gue belom pernah merasakan indahnya nyipok cowok," ujar Ino kesal.

"Ngeres bener dah otak kecil lo itu, mending lo nyuciin isi pala lo itu di kuil." Sakura tak kalah sewot.

"Diem lo forehead, ntar lagi gue mo berburu mangsa nih. Bukan kayak hubungan lo itu, gaje." Ino tersadar dan langsung menutup mulutnya.

"Makasih bener dah ingetin pig," ucap Sakura mencoba tersenyum.

Hening menyerang suasana di sekitar mereka. Setiap pengunjung yang melewati kursi mereka menjadi beku. Ino merasa bersalah dan mencoba mencairkan suasana.

"Forehead maaf ya, gue gak maksud kok tadi...."

"Gak pa-pa pig, gue ngerti kok." Sakura mencoba tersenyum.

Sakura kembali terdiam dan mengaduk-aduk gelas milkshakenya. Ino hanya terdiam dan memainkan smartphonenya. Tempat mereka duduk sangat strategis dekat jendela kaca lebar yang langsung menghadap ke arah jalanan luar hingga ia dengan mudah melihat keluar. Ino yang bosan melihat smartphonenya menoleh ke jendela. Ia terkejut melihat lelaki pirang dengan wajah tiga goresan di setiap pipinya sebagai tanda lahir mengandeng wanita berambut lavender. Mereka berjalan melewati cafe dengan saling tertawa. Tampak jelas kebahagiaan di wajah kedua insan tersebut.

Ino menguncang-guncang pergelangan tangan Sakura. "Forehead gue tadi liat Naruto lewat," ujar Ino menunjuk arah jendela.

"Ngaco lu, mana mungkin itu dia. Lagian ia uda menghilang tanpa kabar," ucap Sakura tak percaya.

"Sumpah mi seluruh anak kutu gue, tadi gue liat ia." Ino berusaha menyakinkan Sakura.

"Udah deh pig, lo ngosah ngaco deh. Lagian sejak kapan lo ternak kutu, lagian mana ada kutu di rambut perawatan lo itu." Sakura hanya menanggapi perkataan Ino sebagai guyonan.

Ino tidak ingin memperpanjang pembicaraan ini. Ia ingin yang dilihatnya tadi hanya halusinasinya saja. Ia tahu Sakura akan sangat kecewa bila kebenarannya memang seperti itu Naruto bersama Hinata.

***

"Sasu-kun kita foto yuk." Shion merangkul lengan Sasuke manja.

"Ogah, lagian kenapa harus foto." Sasuke menolak dengan tegas.

"Masa selama sebulan ini kita pacaran gak pernah foto sih, jahat deh kamu." Shion tampak merajuk.

Iya, bilang saja Sasuke lelaki jahat. Memang seperti itu adanya. Walau ia telah berpacaran dengan wanita pirang itu tapi di kepalanya selalu terlintas gadis musim seminya. Gadis yang selalu mengisi hari-harinya sddari kecil. Kini semua itu hanya kenangan karena ulahnya yang tidak menerima kenyataan. Lelaki pengecut yang tidak bisa memegang janji. Bagaimana bisa ia membenci gadis musim seminya itu padahal itu semua masalahnya. Apa juga yang akan ia bilang pada sahabat pirangnya ketika kembali nanti. Ia telah menyembunyikan kebenarannya semua hingga semua luka ia tanggung.

***

"Tadaima," ucap Sakura pulang ke rumah.

"Okaeri Sakura-san." Nenek Chiyo menyambut Sakura.

Sakura tampak letih hari ini walau ia telah berlibur mengistirahatkan otak kecilnya. Hidungnya tampak berwarna merah dengan sedikit cairan hijau menyembul dari dalam.

"Nek Saki duluan ke kamar ya mau istirahat," pamit Sakura bergegas menaiki tangga.

Nenek Chiyo juga kembali ke dapur untuk membuatkan Sakura susu coklat kesukaannya. Entah apa yang membuat kesehatan gadis itu sehingga memburuk.

To Be Continued.

***

Hay gayes" Nuna update nih.😍😍

Masih ada kan yang mo baca cerita ini?😣😣

Sebentar lagi kita akan melihat Sasusaku akur kok jadi tetap tunggu dan baca cerita ini ya. Aku juga gregetan nih nulisnya pengen bener buat mereka akur.😆😆


Jan lupa tinggalkan jejaknya say.😘😘

Love you all😍😘😘

Future DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang