"Teme ...."Sasuke diam dan menatap lekat pria yang berada di hadapannya.
"Benarkah itu kau? aku tak menyangka akan bertemu di sini. Baru saja aku akan menemuimu di rumah. Mungkin kita jodoh," gurau pria pirang jabrik di hadapannya. Pria itu menunjukkan senyum ramahnya. Masih sama seperti dulu.
"Naru-to, aku tak menyangka juga bertemu denganmu di sini." Sasuke tampak gugup.
Pria pirang yang dipanggil Naruto itu menaikkan sebelah alisnya, "Kau sangat aneh Teme, mana panggilan kesayangan ku?"
Sasuke pun memaksakan senyumnya, "Aku tak pernah berubah Dobe," ucapnya.
"Itu ia panggilan kesayangan ku. Hahh aku sangat kangen gadis musim semiku, bagaimana kabarnya Teme? Kau menjaganya dengan baikkan?" tanya Naruto beruntun.
Sasuke mengangguk kecil. "Begitulah."
"Aku sangat ingin memeluknya tapi aku takut ia akan marah padaku. Apakah ia marah padaku Teme?" Naruto lagi-lagi bertanya.
"Maybe," ucap Sasuke ragu.
"Arghhh sial, aku harus bisa mengendalikan emosinya kalo tidak aku takkan bernyawa lagi setelah bertemu dengannya. Aku akui memang bersalah untuk semuanya tapi kau tau kan alasan ku selama ini Teme," ujarnya tampak gusar.
Sasuke hanya terdiam. Sekarang dipikirannya telah berkecamuk semua rasa aneh yang menyerang otaknya.
"Hahh, tapi aku tak bisa bertemu dengannya. Aku akan pergi ke Hokkaido bersama Hinata-chan. Maukah kau kembali menjaganya untukku Teme?" Naruto menatap lekat manik onyx di hadapannya.
Sasuke mengangguk, "Aku akan menjaganya dan memperbaiki segalanya."
"Syukurlah, kau selalu bisa menyelesaikan semua masalahku. Aku mencintaimu Teme," ucap Naruto riang. Ia berusaha memeluk Sasuke.
Sasuke merasa jijik mendengar ucapan dan kelakuan si rubah pirang. "Menjauh dariku Dobe, aku bukan gay." Sasuke berusaha menahan Naruto yang ingin memeluknya.
Mereka pun kembali mengenang kebodohan mereka yang lalu.
***
"Hei otouto, lama kali belik yang ku suruh. Apakah kau memeras dulu susunya langsung ke peternakan?" Itachi tampak kesal melihat Sasuke yang baru pulang padahal ia telah menunggu selama lima jam.
"Iya, biar nii-chan merasakan susu segar dari sapinya langsung." Sasuke juga kesal karena pertanyaan bodoh Itachi.
"Sapi betinanya gak ada boroknya dan bodinya aduhai kan Sascake?" Itachi bertanya aneh. Ia memiliki kriteria untuk sapi yang menghasilkan susu untuk diminumnya.
"Apakah kau ingin menikahinya sekalian nii-chan? Ah, aku tak menyangka kau gilak setelah ditinggal Izumi-neechan." Sasuke tampak prihatin.
"Tidak baka, aku baik-baik saja dengan Izumi. Bagaimana kau dengan Sakura-chan?" tanya Itachi penasaran.
Sasuke menatap onyx yang serupa dengannya. "Ada apa dengan kami? Kami tak memiliki hubungan yang spesial," ucap Sasuke.
"Hahh aku kangen imoutoku itu, gara-gara kau bertengkar dengannya aku tak bisa lagi bertemu dengannya. Bawalah ia kemari ia Sascake," pinta Itachi.
"Telepon saja ia suruh kemari nii-chan. Aku duluan ke atas," ucap Sasuke menyerahkan bungkusan yang dalamnya susu ke Itachi. Ia pun menaiki tangga ke lantai atas tempat kamarnya berada.
KAMU SEDANG MEMBACA
Future Destiny
FanfictionBagaikan mimpi buruk di siang bolong ketika tiba-tiba kalian dipanggil 'mama' oleh seseorang yang tak dikenal. Lebih parahnya ia mengaku anak masa depan kalian bersama dengan musuh yang dulunya sahabat karib kalian. Naruto © Masashi Kishimoto Story...