3. Huru-Hara

2.3K 146 5
                                    

Pertemuan kita hanya akan meninggalkan jejak yang menyakitkan

___________________


Bisa dipastikan Sakura harus berterima kasih kepada budak tuyul yang telah membangunkan dirinya dari mimpi manjanya. Sarada telah bertingkah menyebalkan sejak mentari belum membuka mata.

"Mama bangunn... Sarada laper nihh!" teriak Sarada sambil meloncat-loncat di kasur empuk Sakura.

Suara cemprengnya bisa membangunkan sekecamatan bahkan sampai membangunkan semut di dalam tanah.

"BERISIK!! GUE MASIH NGANTUK," teriak Sakura cetar membahana mengalahkan teriakan orang-orang yang ketakutan menaiki roller coaster.

Sarada tetap melanjutkan ritualnya yaitu bermain trampolin di kasur Sakura agar sang empu bisa membuka bibirnya.

"Mah dedek laper, bisa mati akoh nih gak makan-makan sedetik. Mama bisa kena hukum loh karena menelantarkan anak imut kayak akoh." Sarada memulai akting ala manjah-manjah.

Sumpah untuk seluruh katak Om Jiraiya, Sakura hampir gila karena bocah laknat ini. Kalo saja karena keperibidadariannya ia tidak akan mau menolong anak ini. Mungkin saja ia akan memberikan anak ini ke Akamaru si anjing Kiba untuk cemilan pembuka hidangan.

"Emang ya lo nyusahin banget bangett, lo turun minta aja sana ma nenek Chiyo." Sakura nampak tak dapat menahan esmosinya. Wajahnya terlihat menjadi pelangi.

Sarada menghentikan loncatannya. "Apa salah dan dosaku sih mah, hayati gak salah. Buang aja hayati ke ragunan," ucap Sarada menyeleneh.

Pucuk di cinta ningsih pun tiba, pas sekali permintaan nih bocah. Mending nih bocah di buang langsung ke mulut singa. Biar pas singa bilang ngap ia jadi ngep.

"Bener gue buang lo ya, jan nyesel lo nanti," tukas Sakura sembari bangkit dari rebahannya.

"Jan gitu lah mama sayang, akoh janji deh bantuin mama deket lagi ma papa," bujuk Sarada ala-ala spg sembari duduk dihadapan Sakura.

"Emang buapak lo siapa hah?" tanya Sakura memerhatikan.

"Sumpah mi apa, mama gue pikun ya. Semalam kan gue manggil si tamvan di cafe papa. Inget dong chapter semalam." Sarada tampak manyun. "Cemana nih cerita kita laku kalo peran utamanya aja begini, kasihan bener dah nasib mu thor mungut peran utama begini" tambah Sarada prihatin sambil menggelengkan kepalanya.

Sakura berusaha menarik kembali ingatannya yang dititipkannya di penitipan hewan.

"Oohhh... gue inget." Sakura hanya dapat mengangguk-anggukkan kepalanya. "Sasuke si pantat ayam kan buapak lo," tambahnya.

Sarada yang sedari tadi asyik menipedi gara-gara Sakura kelamaan inget menghentikan aktivitasnya. "Beh kasihan bener papa gue ya nikah ma makhluk beginian," ucap Sarada prihatin.

"Kok gue bisa nikah ma ia sih Da?" tanya Sakura.

"Mama ihh nyingkat-nyingkat nama anak sendiri ambigu, nanti kalo pembaca jadi ngeres bacanya kan bahaya. Itulah mah papa kurang sedekah dulu makanya dapat mama," ucap Sarada.

Sumpah nih bocah ngeselin ya, mending dijadiin perkedel terus jadikan santapan kucing garong.

"Emang gue malapetaka banget ya, terus lo datang darimana?" tanya Sakura masih bingung.

"Kan udah Sarada bilang mah, Sarada gak tau tiba-tiba udah sampe dimari aja," ucap Sarada.

Sakura menghela napas panjang. Ia sangat bingung hingga hampir lupa bernapas karena kejadian dialaminya benar-benar bagai keajaiban dunia. Ia punya anak parahnya bersama Sasuke sang tetangga dan mantan sahabatnya.

Future DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang