"Scarletta.." Ucap laki-laki itu kaget.
"Bagus lo masih inget gue. Aaah.. Dan lo Casandra.. gue agak kaget ternyata lo beneran jalang.. Oke, kalian lanjutin aja. Anggap aja yihgue ga ada." wajah mereka berdua sudah pucat pasi karena terkejut dengan kata-kata Arlett yang seolah tidak perduli.
"Gimana rasanya pacar lo di rebut sama temen lo sendiri. Sakit kan?!" ucap Casandra yang tiba-tiba sudah menghadang Arlett dengan gaya angkuhnya ke4mbali.
Arlett menaikan sebelah alisnya sambil tersenyum sinis.
"Sakit??? sakit itu cuma buat orang lemah kayak lo. Minggir, buang-buang waktu gue ngelayanin tingkah kampung lo berdua."
"Apa lo bilang?!" Casandra mulai meradang mendengar ejekan Arlett. dengan amarah yang memuncak, gadis itu langsung melayangkan tamparan ke pipi mulus Arlett namun berhasil di tepis oleh samudra.
"Lepasin tangan gue cupu!!!! ini urusan gue sama si sombong itu!!!" teriak Casandra berapi-api hingga mengundang perhatian dari tamu yang lain.
"Lepasin aja tangannya. Gue pengen liat seberapa liar sifat si jalang ini."
Samudra hendak memprotes tindakan Arlett yang bisa mempermalukan dirinya sendiri. Namun melihat tatapan tajam yang dilayangkan arlett padanya, Samudra menghela nafas pasrah dan melepaskan cengkramannya dari tangan Casandra.
Casandra tertawa sinis melihat pemandangan di depannya. Seolah mendapatkan ide untuk balik mempermalukan Arlett gadis itu langsung bertepuk tangan membuat anak-anak yang tadinya tak menghiraukan mereka mulai mengerubunginya karena penasaran.
Arlett menaikan sebelah alisnya. Seolah sedang menunggu moment dimana Casandra menjatuhkan bom di depan wajahnya.
"Guys..liat!!cewek yang katanya most wanted di sekolah kita ternyata sekarang pacaran sama cowok cupu. Aaaaahhh.. Gue denger-denger sih guys.. Dia jual tubuhnya ke si cupu ini buat dapet nilai tinggi..Dia kan hampir di DO gara-gara nilainya yang jeblok. Cantik-cantik ternyata otaknya bego hihihi.." Casandra tersenyum puas saat anak-anak di sekitarnya ada yang ikut menertawakan Arlett. Ada pula yang langsung memandangnya jijik sambil berkasak kusuk dengan temannya.
Samudra hendak memprotes ucapan casandra namun ia urungkan kembali karena melihat arlett yang menatap Casandra dengan tatapan dinginnya.
"Lo lagi bikin drama??hebat. Lanjutin aja, gue ga perduli." Ucap Arlett sambil berjalan pergi menjauhi kerumunan.
"Ar..Arlett.." Samudra tergagap di tempatnya. Gadis macam apa dia??jika gadis lain yang di permalukan seperti itu pasti akan menangis dan yang lebih parah mungkin akan berkelahi dengan teman yang mempermalukannya.
Tanpa banyak bicara, Samudra setengah berlari mengikuti Arlett yang sudah keluar dari rumah acara.
"Ar...arlett. Tunggu aku.."
Arlett berhenti dan menatapnya dengan pandangan jengah.
"Kamu... Kamu gak apa-apa kan??" tanya Samudra hati-hati.
"Im fine." Jawabnya singkat.
"Mana kunci mobil lo. Biar gue yang nyetir."ucap arlett sambil menadahkan tangannya di depan wajah samudra.
Tanpa banyak bertanya Samudra langsung menyerahkan kunci mobilnya. Ia tau apa yang ada di fikiran Arlett saat ini, dan ia juga mengerti jika Arlett sekarang butuh ketenangan.
"Bawa aja. Aku bisa pulang naik taksi."ucap Samudra tenang.
"Lo ikut aja. Lagian gue ga mau mati sendirian di mobil lo."
Samudra terkekeh pelan. Dalam hatinya ia membenarkan tindakannya untuk selalu ada di sisinya.
"Kenapa lo??"
"Gak apa-apa...ayo.Kita mati bareng.."ucap Samudra sambil mengedipkan sebelah matanya.
"Sialan lo"jawab Arlett meninju lengan Samudra.tapi tak urung ia pun terkekeh karena ucapan Samudra.
..
.
.
.
.
"Gila Arlett!!! Ini mah kita bisa mati beneran.. Biar aku aja yang nyetir Ar.."
Ucap Samudra histeris. Dia bahkan sampai memejamkan matanya karena takut.
Sedangkan Arlett malah tertawa melihat Samudra yang sudah pucat pasi saking takutnya.dan itu malah menjadi hiburan tersendiri bagi Arlett.
Samudra membuka sedikit matanya untuk melihat keadaan. Tapi ia malah terpana ketika melihat tawa lepas arlett yang sangat sangat jarang bahkan hampir tak pernah ia lihat. Gadis itu jadi berkali-kali lipat terlihat cantik. Lebih cantik dari pada adiknya yang terlihat seperti boneka hidup. Arlett lebih dari itu. Jika ia sudah pernah melihat bidadari. Mungkin seperti itulah gambaran kecantikan gadis di hadapannya ini.
Seperti sadar di perhatikan, gadis itu berhenti tertawa dan menatap Samudra dengan pandangan heran.
"Kenapa?ada yang aneh sama muka gue???"
Samudra menggeleng pelan. Ia tak bisa berkata-kata karena terlarut dengan khayalannya sendiri.
"Makin keliatan bego lo." ucapnya sambil terkekeh yang di balas dengan senyuman tipis oleh Samudra.
"Kamu makin cantik kalo ketawa."
"Gue emang udah cantik. Lo baru nyadar??eh. Kenapa juga gue malah akrab sama lo. Aaah... Gue beneran udah gila ini." Desahnya frustasi.
"Kalo lo merasa tersiksa, lo boleh kok akhiri sandiwara ini."
"Lo gila!! Gue ga mau red jatuh ke tangan sahabat gue."
"Aku bisa gantiin red kamu." Samudra menatap Arlett sungguh-sungguh.
"Denger. Gue bukan orang yang tertarik sama harta cowok.dan gue juga bukan orang yang menilai sesuatu berdasarkan materi. Gue bisa aja ngasih red tanpa harus taruhan dulu sama mereka. Tapi red itu beda. Gue beli dengan tangan gue sendiri. Jerih payah gue sendiri. Dan itu yang buat red berharga. Sekarang gue tanya sama lo. Kalo seandainya gue setuju sama tawaran lo. Emang lo mau ganti pake apa??ngerengek sama bokap nyokap lo buat beliin gue mobil??hah... Dasar" Arlett tersenyum sinis melihat Samudra yang diam tak bisa menjawab.
"lo jadi pacar gue selama sekolah, itu udah cukup buat gue. Dan lo gak perlu bertingkah so pahlawan kayak tadi.ngerti?!"
Samudra mengangguk patuh melihat Arlett yang menatapnya tajam.
"Good. Kalo lo patuh begini, gue juga akan bersikap baik sama lo. Ayo turun.."
Samudra baru menyadari jika dari tadi mereka sudah berhenti di suatu tempat.
"Ini...dimana??" tanya samudra bingung.
"Tepi jurang mungkin.." Jawab Arlett seadanya.
"Kamu mau bunuh aku???" Samudra menatap Arlett dengan pandangan horor.
"Gila.emang wajah gue wajah kriminal."ucap Arlett sambil mendelik kesal.
"Hehe... Kan kali aja kamu masih benci sama aku."
"Benci bukan berarti gue bisa bunuh lo kali.udah ah buruan turun. Atau mau gue tinggal???"
Tanpa ba bi bu Samudra langsung berjalan cepat mengikuti Arlett yang sudah lebih dulu keluar dari mobil.
Samudra langsung takjub melihat pemandangan di depannya. Walaupun agak sedikit ngeri karena di depannya terdapat jurang namun keindahan laut yang membentang begitu menakjubkan.
Arlett sendiri kini tengah berdiri di tepi tebing sembari menghirup udara disekitarnya. Membuat siluet gadis itu terlihat indah.
Beberapa kali samudra mengabadikan pemandangan indah di depannya dengan handphone yang ia pegangnya kini.
"Lo lagi ngapain??" tanya Arlett sambil berjalan menghampirinya. Samudra langsung menyembunyikan handphonenya dibalik badannya.
"Ngga... Aku cuma lagi liatin pemandangan di depan." Jawabnya gugup. Arlett menatap Samudera dengan mata menyipit curiga.
"Boong.. Coba gue liat di belakang lo lagi pegang apaan??" Arlett berjalan mendekat membuat Samudra refleks mundur karena takut Arlett akan mengetahui perbuatannya tadi.
"Ga ada apa-apa queen..." Ucapnya panik. Sampai-sampai ia tak sadar sudah memanggil gadis itu dengan nama lain.
"Queen???" tanya Arlett bingung.
"Hmmm..so sorry.. Aku.."
"Dari mana lo tau nama kecil gue??"
"Eh???emang nama kecil kamu queen???" tanya samudra dengan tatapan polosnya
Arlett mendengus melihat tatapan polos lelaki dihadapannya itu.
"Udah sini liat tangan lo mana??"
"Hehe.kirain udah lupa." Dengan malu-malu Samudra memberikan handphonenya ke tangan arlett.gadis itu menaikan sebelah alisnya melihat foto dirinya saat sedang berada di sisi tebing tadi. Dalam hatinya ia memuji hasil jepretan Samudra yang terbilang sangat bagus walau hanya dari kamera handphone saja."Lo nyolong foto gue?" Tanya Arlett dengan tatapan menuduh. Samudra langsung gelagapan karena Arlett pasti akan marah karena perbuatannya itu.
"Maaf Ar.. Aku cuma..."
"Simpen aja.. Toh cuma foto doang juga" ucapnya acuh tak acuh. Gadis itu berjalan dengan santai dan duduk di atas kap mobil Samudra.
"Pacar..."panggilnya pelan.
"I...iya???" Jawab Samudra ragu.
"Thanks udah mau nemenin gue. Dan... Gue gak akan minta maaf kalo kedepannya gue gak bisa bersikap baik sama lo. Bahkan mungkin nyakitin lo. Lo paham kan maksud gue??" Samudra hanya mengangguk sebagai jawaban. Baginya, apapun yang dilakukan gadis itu padanya nanti. Tidak akan membuatnya menjauh apalagi membencinya..
.
.
.
.
Tbc..
Scarletta
Samudra
KAMU SEDANG MEMBACA
Samudra & Scarletta
Teen Fiction"Karena cinta bukan hanya sebuah rasa." Scarletta Queenara Gadis angkuh dan arogan dengan sejuta pesonanya. Tidak ada yang berani mendekati gadis itu selain cowok cupu yang selalu mengejar dirinya dengan cinta bodoh yang ia miliki. Samudra Cowok ber...