33

1.9K 60 4
                                    

Arlett menatap tak percaya apa yang telah Clarissa lakukan. Tadinya ia menyangka jika dirinya yang akan ditampar oleh Clarissa, tapi ternyata salah. Wanita paruh baya itu malah menampar Rubby yang berada disampingnya.

"Saya bilang pergi kamu Rubby!!!! Saya tidak akan pernah sudi nampung gadis licik seperti kamu!" Teriak Clarissa marah.

Rubby pucat pasi ditempatnya berdiri sekarang. Kenapa jadi dirinya yang disalahkan padahal kado itu ada ditas Arlett.

"Ta tante.. Kenapa tante malah nyalahin saya. Kado itu kan sudah jelas ada ditasnya Arlett." Sangkalnya karena tidak ingin disalahkan.

Clarissa tersenyum sinis. "Kamu kira saya bodoh. Saya tau Arlett gadis seperti apa! Trik murahan semacam itu tidak akan membuat saya membenci calon menantu kesayangan saya. Karena saya tidak akan pernah mempercayai itu. Jadi, jangan pernah bermimpi untuk menjadi bagian dari keluarga ini, apalagi dengan prilaku licik kamu itu Rubby. Satu hal lagi, saya akan laporkan kamu kepolisi atas masalah ini."

Rubby tercengang mendengar penuturan Clarissa. Bukannya mendapat kepercayaan wanita paruh baya didepannya, kini ia malah didepak dan akan dilaporkan kepolisi olehnya.

"Maafin saya tante. Saya khilaf." Ucap Rubby memohon, gadis itu sampai bersujud dikaki Clarissa karena takut jika ia akan melaporkannya kepolisi.

"Saya tidak akan terpengaruh sekalipun kamu menjilat kaki saya! Jadi sekarang, pergi dengan baik-baik atau saya akan nyuruh satpam buat nyeret kamu keluar dari rumah ini." Putusnya final. Clarissa pun kemudian pergi dari sana. Gadis itu menangis tersedu-sedu meratapi nasibnya kini. Ini terlalu menyakitkan, semua rencananya gagal sudah. Rubby kini menatap nyalang ke arah Arlett yang dari tadi berdiri sambil melihatnya bersama Freya dan Leandra dengan senyum puasnya.

"Dasar gadis penjilat!! Harusnya gue yang ada diposisi lo sekarang Scarletta. Bukan lo!!" Teriaknya emosi. Bukannya marah, Arlett malah tersenyum sinis dan memandang Rubby dengan tatapan meremehkan.

"Gue gak perlu jadi penjilat buat dapetin kepercayaannya mereka. Jangan buat hidup lo terlihat semakin menyedihkan dengan iri sama gue Rubby! Lo harusnya sadar diri. Sifat lo sendiri yang udah buat mereka semua membenci lo, bukan gue." Ucap Arlett pelan namun menusuk.

Kali ini Rubby menatap Samudra yang dari tadi hanya diam saja, gadis itu mengguncang lengan Samudra agar cowok itu menolongnya.

"Azka, lo harus bantuin gue. Lo kan udah janji mau ngelindungin gue dari orang-orang jahat itu, gue gak mau pergi dari sini Ka." Ucapnya dengan air mata yang sudah membanjiri wajahnya.

Samudra terlihat bingung sekarang.
Memang benar jika ia sudah berjanji untuk membantu Rubby dari orang-orang itu, tapi jika melihat kondisinya sekarang, bukan tidak mungkin jika ia akan ikut-ikutan didepak oleh mamanya.

"By. Gue emang udah janji sama lo.."

"Lo gak perlu lagi terikat janji sama cewek jalang kayak dia bang." Ucap Langit yang tiba-tiba sudah berada disana dan memotong ucapan Samudra.
Cowok jangkung itu memberi isyarat pada orang-orang diluar untuk membawa mereka kedalam.

Brukkk!
Brukkk!
Brukkk!

Beberapa orang jatuh tersungkur didepan mereka semua dengan kondisi tangan yang terikat.

"Tugas gue selesai ya Ar, gue serahin sisanya sama lo." Ucap Langit dengan senyum tengilnya. Arlett mengangguk sambil mengucapkan terimakasih tanpa suara.

Gadis itu kini tersenyum sinis melihat Rubby yang sudah pucat pasi kembali.
Ia berjalan mendekati Rubby dan Samudra yang kini tengah menunggu apa yang akan Arlett katakan.

"Kenal mereka Rubby?" Tanya Arlett dengan seringainya.

"Bukannya mereka itu orang-orang yang gangguin dan meras lo By?" Samudra ikut bertanya membuat gadis itu semakin terpojok sekarang.

Samudra & ScarlettaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang