Leandra menunggu Arlett dengan perasaan cemas luar biasa. Bodohnya tadi ia tidak meminta handphone Arlett dulu untuk menghubungi seseorang.
"Jangan sampe lo kenapa-kenapa Ar. Gue gak mau Samudra marah sama gue."
Sudah berulang kali gadis itu mengecek keadaan diluar. Namun hasilnya tetap sama.Arlett belum juga kembali. Leandra mendesah. "Maafin gue Ar, gara-gara gue kehormatan lo harus.." Leandra tidak sanggup membayangkannya. Ia ingin menolong, tapi tidak tau harus melakukan apa.
Ia memang pengecut, ia egois, dan ia terlalu takut jika kehormatannya ikut hilang jika menolongnya.
Ia hanya bisa menangis karena penyesalannya itu. Apalagi jika mengingat perbuatan jahatnya dulu pada gadis itu saat buta membuat Leandra tidak tau harus
bersikap seperti apa pada Arlett nanti.Tok. Tok. Tok.
Leandra terperanjat kaget. Gadis itu melotot tak percaya melihat seseorang yang kini tengah berdiri didepan pintu mobil.
Gadis itu segera membuka pintunya agar Arlett bisa masuk."Kenapa lo? Kayak liat setan aja" ucap Arlett dengan senyum meledeknya.
Leandra masih diam. Terlalu syok sampai-sampai tidak bisa menjawab pertanyaan Arlett sama sekali.
Apalagi Arlett datang dengan keadaan utuh tanpa ada cacat sama sekali."Lo.. Lo baik-baik aja?" Tanya Leandra tak percaya.
"Menurut lo?"
Leandra mengerejap. Ia sampai mencubit pipinya sendiri guna memastikan jika apa yang ia lihat memang benar-benar nyata.
"Sumpah, lo gak di apa-apain sama mereka?"
Arlett hanya menggeleng dengan wajah gelinya. Menghadapi para laki-laki kurang belaian seperti itu sangat mudah baginya. Arlett melajukan mobilnya kembali menuju rumahnya. Ia bahkan tak menghiraukan Leandra yang terus menatapnya dengan wajah tak percaya.
20 menit kemudian, mereka berdua sampai dirumah Arlett. Gadis itu keluar lebih dulu karena Leandra hanya diam saja. Mungkin dia masih syok akibat kejadian yang menimpanya tadi.
"Lo mau tetep dimobil?" Tanya Arlett sambil bertompang di pintu mobilnya.
"Eh. Iya." Jawab Leandra gugup kemudian turun dari mobil Arlett dengan tergesa-gesa.
Arlett langsung membuka jaketnya begitu ia tiba didalam. Udara diluar yang panas membuatnya ingin cepat-cepat melepas jaketnya.
Leandra yang kebetulan berada dibelakangnya terpesona melihat tato dipunggung Arlett, gadis itu tanpa sadar menyentuh tato sayap Arlett membuat si empunya tersentak kaget.
"Eh, sorry. Gue cuma mau liat tato dipunggung lo." Ucapnya kikuk.
"Kenapa??" Tanya Arlett heran.
"Tato lo bagus." Pujinya blak-blakan membuat Arlett terkekeh.
"Thanks.." Jawabnya singkat.
Arlett pun berjalan menuju kamarnya. Sedangkan Leandra duduk canggung dikursi ruang tamu rumah Arlett.
Lima belas menit kemudian, Arlett datang dengan wajah yang sudah lebih segar. Gadis itu membawa satu setel baju dan handuk yang ia kaitkan dipundaknya."Mandi gih. Biar pulang nanti bokap sama nyokap lo gak terlalu histeris liat anaknya mengenaskan."
Leandra tersenyum mendengar gurauan Arlett. "Emmmh.. Ar." Panggilnya ragu.
Arlett hanya menaikan sebelah alisnya sambil bersidekap dada menunggu Leandra berbicara.
"Gue.. gue mau bilang makasih karena lo udah bersedia nolong gue."
Ucapnya sambil menunduk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Samudra & Scarletta
Teen Fiction"Karena cinta bukan hanya sebuah rasa." Scarletta Queenara Gadis angkuh dan arogan dengan sejuta pesonanya. Tidak ada yang berani mendekati gadis itu selain cowok cupu yang selalu mengejar dirinya dengan cinta bodoh yang ia miliki. Samudra Cowok ber...