21

1K 52 15
                                    

Arlett berubah, itulah yang ada dipikiran Samudra saat ini.
Gadis itu memang tidak memutuskan hubungan mereka. Tapi kini Arlett seolah-olah menghindarinya, ia tidak mau untuk diajak jalan-jalan kemanapun. Ia juga sekarang tidak mau jika diajak kerumahnya. Lebih memilih sendiri hingga hubungannya dan Freya pun merenggang.
Seperti sekarang ini, gadis itu tetap saja diam saat Samudra mengajaknya kerumah.

"Gue lagi gak mau kemana-mana Sam." Tolak Arlett halus. Gadis itu tengah sibuk sendiri dengan dunianya.

"Mama pengen ketemu kamu."

Arlett terdiam sejenak, meskipun ia selalu mengabaikan Samudra ataupun Freya, tapi ia tidak bisa mengabaikan Clarissa. Gadis itu mengangguk membuat Samudra tersenyum.

"Gue ganti baju dulu bentar."

Setelah selesai mengganti pakaiannya, ia dan Samudra pun berangkat. Disepanjang perjalanan pun Arlett hanya diam, ia tidak berniat untuk berbicara ataupun sekedar untuk memanggil Samudra.

Hingga setengah jam kemudian, keduanya tiba dirumah Samudra.
Clarissa sudah berada didepan pintu, menyambut mereka dengan jeritan maut seperti biasa, untungnya Meda yang sudah terbiasa mendengar jeritan ibunya tidak lagi kaget dan menangis seperti saat pertama kali.

"Ikut mama bentar yuk.. Meda biar abangnya yang jaga." Arlett mengangguk. Pasrah saja saat Clarissa membawanya ke ruang kerja Galaxy.

******

"Ngapain aja tadi sama mama??" Tanya Samudra begitu Arlett duduk disampingnya.

"Mama nyuruh aku mutusin kamu." Ucap Arlett dengan tatapan kosong. Entah bagaimana perasaannya kini. Seperti ada sebilah pisau tak kasat mata yang menyayat hatinya.

Samudra sendiri membeku ditempatnya. Wajahnya sudah pucat pasi karena terkejut dengan ucapan Arlett barusan.

"Kamu gak lagi bercanda kan??"

"Apa wajah gue keliatan bercanda?" Air mata gadis itu sudah mengalir. Sedangkan Samudra menatap nyalang kearah mamanya yang baru saja datang menghampiri mereka berdua.

"Maksud mama apa?"

"Apa?"

"Mama gak perlu pura-pura. Kenapa mama nyuruh Arlett mutusin aku mah? Salah kita apa sampe mama nyuruh kita buat pisah?!" Teriaknya frustasi.

"Salahnya karena Arlett sekarang buta Samudra,kamu harusnya sadar kalo Arlett akan jadi beban buat kamu. Kamu liat waktu diacara ulang tahun Leandra, dia cuma malu-maluin kamu doang kan?"

"CUKUP MA!!! MAMA SADAR GAK SAMA OMONGAN MAMA SEKARANG!! MAMA UDAH NYAKITIN PERASAAN ARLETT MA!"

"Cukup Sam! Lo emang sayang sama gue! Tapi lo jangan pernah bersikap kasar sama nyokap lo sendiri! Gue juga sadar diri Sam. Kita emang seharusnya udah pisah dari dulu. Hubungan kita gak akan berhasil! Gue juga udah terima keputusan nyokap lo. Kita putus."

"Persetan sama omongan mama. Aku gak mau putus sama kamu Arlett."

Arlett mengusap air matanya kasar, berusaha setegar mungkin walaupun kini hatinya begitu sakit karena harus berpisah dengan orang yang begitu dicintainya. Gadis itu pergi tanpa menjawab perkataan Samudra. Hatinya begitu sakit hingga tenggorokannya seperti tercekik karena menahan suara tangisnya sendiri.

Samudra terdiam ditempatnya, bagaimana hubungannya bisa hancur padahal mereka dalam keadaan baik-baik saja. Arlett adalah bulannya, dan sekarang Arlett meniggalkannya?

Samudra tak menghiraukan panggilan Clarissa, ia hanya ingin sendiri sekarang. Menumpahkan semua perasaannya yang sudah hancur berkeping-keping dan mungkin tidak akan pernah ada yang bisa menyatukannya kembali selain gadis itu sendiri.

Samudra & ScarlettaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang