16

1.1K 50 2
                                    

Semuanya menunggu dengan harap-harap cemas.usia kandungan clarissa baru memasuki tujuh bulan,apa bayinya akan baik-baik saja??freya yang dari tadi menangis dipelukan papanya kini tertidur,sedangkan langit,samudra dan arlett duduk tenang diruang tunggu.

"Mama bakalan baik-baik aja kan sam?"tanya arlett dengan tatapan cemasnya.

"Pasti ar.aku tau mama adalah orang yang kuat."

Arlett tersenyum tipis,meskipun perasaannya masih khawatir tapi ia tidak ingin membuat samudra dan yang lainnya ikut khawatir.

"Bang,gue mau ke kantin dulu.lo mau nitip apa?"tanya langit sambil memainkan handphonenya.

"Nitip susu coklat sama roti aja buat freya sama arlett.papa mau nitip apa?"

"Kopi aja."jawab galaxy singkat.

"Lo sendiri bang?"

"Kopi juga."

Langit mengangguk,setelah itu ia pun bergegas untuk pergi kekantin.
Sudah hampir satu jam clarissa berada diruang operasi,namun belum ada tanda-tanda jika sang dokter akan keluar.

"Sam.."

"Kenapa?"

"Gue keluar dulu bentar ya.nanti kalo ada kabar tentang mama,lo kabarin gue."

"Oke.hati-hati ya."arlett mengangguk sebagai jawaban. Gadis itu kini berjalan tenang menuju rooftop rumah sakit.

Sepi.
Itulah suasana saat ia tiba disana,ia begitu menyukainya.semilir angin menerbangkan rambut pirangnya membuat sileut gadis itu terlihat mempesona.

"Gue harus gimana?"tanyanya entah pada siapa.

Rokok yang ia nyalakan pun sudah hampir setengahnya habis.

Ceklek.

Seseorang membuka pintu rooftop hingga arlett refleks berbalik untuk melihat siapa yang datang.

"Kok lo kesini.mama gimana?"

"Mama udah lahiran.cowok."

"Alhamdulillah..freya jadi princess satu-satunya dong dirumah."ucapnya antusias.

"Nggak..kan princess satunya ada di depan aku."

Blusshhh..
Pipi arlett langsung merona.rokok yang sedang ia pegang pun jatuh begitu saja membuat samudra terkekeh karena merasa lucu dengan tingkah arlett sekarang.

"Lo ya,udah pinter ngegombal sekarang."

"Kan belajar dari kamu."ucap samudra membuat arlett tersenyum tipis.

"Kamu cantik kalo senyum.biasanya.."

"Biasanya gue cuma bisa nyinis mulu kan?"samudra mengangguk,sedikit tidak enak karena secara tidak langsung ia telah menjelekan arlett.

"Lo tau sam,sejak gue pisah sama lo dulu,hidup gue seakan jauh dari kata bahagia.bahkan gue udah lupa kapan terakhir kali gue ngeliat senyum nyokap sama bokap gue.semua keadaan itu buat sifat gue jadi gue yang sekarang lo lihat."

"Kamu tetep scarletta yang aku kenal.yang galak,introvert,arogan,tapi dibalik semua itu kamu perempuan paling kuat yang pernah aku kenal setelah mama.kamu selalu jadi pusat perhatian dimanapun kamu berada dan itu yang bikin aku takut kalo kamu bakalan nemuin cowok yang lebih baik dan ninggalin aku."

"Mau janji sesuatu?"tanya arlett membuat samudra menatapnya bingung.

"Janji kalo kita gak akan pernah ninggalin satu sama lain apapun keadaan kita nanti."

"Janji."

"Janji." Keduanya tersenyum saat jari kelingking mereka saling bertaut.semuanya serasa dejavu.ya,mereka pernah mengucap janji persis seperti itu saat mereka kecil.

Samudra & ScarlettaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang