31

1.2K 52 0
                                    


"Gue gak bisa jawab sekarang Sam. Biarin semuanya mengalir dengan sendirinya. Kalo pun gue emang jodoh lo, kita pasti sama-sama lagi." Jawab Arlett akhirnya.

Mungkin seperti itu lebih baik, pikirnya kemudian.
Ada gurat tak rela yang begitu terlihat jelas diwajah Samudra, namun sepertinya cowok itu pun mencoba untuk memahami keputusan Arlett.
Ia pun akhirnya mengangguk menyetujui keputusan gadis itu. Biarlah. Asalkan ia bisa dekat dengan Arlett, ia sudah senang.

Gadis itu tersenyum. Ia pun memeluk Samudra dengan perasaan bahagia sekarang.

Tunggu bentar lagi Sam, tunggu sampe gue bisa nyingkirin Rubby dari hidup lo. Ucapnya dalam hati.

Keduanya kini saling diam. Entah kenapa sejak ia dan Samudra tidak bertemu, ada rasa canggung seakan-akan mereka baru saling mengenal.

"Kamu itu.. Black Devil?" Tanya Samudra setelah beberapa menit hanya keheningan yang mengisi keduanya.

"Kenapa? Lo pasti jijik kan sekarang?"

Samudra menggeleng, matanya fokus pada pemandangan didepannya.

"Justru aku seneng kalo kamu itu beneran dia. Karena berarti kamu adalah cewek yang nolong aku dulu."

"Akhirnya ketahuan juga ya." Ucap Arlett sambil terkekeh.

"Lo tau Sam, sejak gue nolak lo dulu, gue sempet ngerasa bersalah sama diri gue sendiri. Apalagi pas gue tau lo pindah sekolah. Itu bikin gue ngerasa jadi cewek paling jahat. Gue nyari info tentang lo, tapi gue gak berhasil nemuin lo. Gue sadar kalo gue udah jahat banget sama lo. Tapi gue gengsi buat ngomong maaf ke elo. Ya udah, sejak saat itu gue coba buat lupain kejadian itu. Dengan jadi sosok Black Devil, gue bisa ngelupain rasa bersalah gue sama lo. Tapi gue terlalu jauh menikmati semua itu. Sampai suatu malam, gue liat lo lagi digebukin sama anak-anak genknya si Rubby. Dan.. Selesai."

"Itu masih gantung Ar, kok selesai sih.." Ucapnya protes.

"Hehe.. Biarin itu jadi rahasia gue aja. Lo cukup tau kalo gue bener-bener nyesel udah bikin kesalahan itu dulu."

Samudra mendesah dramatis. Ia yakin Arlett tidak akan mau berterus terang padanya. Gadis itu terlalu pintar menyembunyikan rahasianya dengan rapih.

"Ya udah yuk kita pulang. Udah mau pagi juga." Ucap Samudra sambil menggandeng tangannya.
Arlett hanya diam sambil menatap tautan tangannya dengan Samudra. Ada rasa hangat yang menjalar ke tubuhnya.

"Kenapa?" Tanya Samudra dengan tatapan herannya.

"Gak.. Seneng aja mereka bisa bersatu lagi." Jawab Arlett sambil tersenyum.

"Siapa?"

"Tangan kita." Samudra ikut menatap tangannya yang kini tengah menggandeng tangan Arlett.
Cowok itu tersenyum. "Karena mereka emang udah ditakdirkan bersama. Jadi sejauh apapun mereka berpisah, mereka akan tetap kembali dan bersatu. Kayak gini.." Jelas Samudra sambil mengacungkan tautan tangannya dan Arlett.

Arlett tidak bisa untuk tidak tersenyum lebar sekarang. Kebahagiaannya yang kemarin sempat hilang terbayar begitu saja hanya karena kata-kata sederhana itu.
Ia tidak pernah menyesali dirinya yang lemah jika dihadapan Samudra.

"Thanks.." Ucap Arlett masih dengan senyum yang menghiasi wajahnya.

Samudra membalas senyum itu. Perasaannya begitu bahagia sekarang.
Meskipun ia belum bisa kembali bersama Arlett, tapi ia bersyukur karena dibalik semua sifat buruknya, Arlett selalu memaafkan kesalahan seseorang dengan begitu mudahnya.
Mungkin karena memang sejatinya Arlett adalah gadis yang baik. Hanya saja ia menutupi sifat aslinya itu dengan sifat yang bisa membuat seseorang berpikir dua kali jika ingin mendekatinya.

Samudra & ScarlettaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang