Pagi itu hujan turun dengan derasnya, dan Arlett hanya sendiri dirumah.
Gadis itu tersenyum saat hujan yang turun menyentuh tangannya. Dari dulu ia memang selalu menyukai hujan. Selain karena kata orang bisa menyembunyikan tangis kita, hujan bisa membuatnya tenang.
Arlett keluar dari rumahnya,tergoda untuk bermain-main dibawah guyuran hujan yang memang turun dengan lebatnya pagi itu.
Biarlah jika nanti Freya memarahinya, toh gadis itu akan tetap kalah jika melawannya. Gadis itu menengadahkan wajahnya dengan mata tertutup,menikmati bagaimana saat hujan seakan membelai wajahnya. Senyumnya terukir jelas, membuat seseorang yang duduk tak jauh darinya ikut tersenyum.Namun senyum itu tak berlangsung lama. Ia tau gadis itu sedang menangis sekarang. Walau air mata itu berhasil ditutupi oleh hujan, tapi ia tau arlett tengah menumpahkan kesedihannya kembali,terlihat dari bahunya yang bergetar dan tangan gadis itu yang sesekali mengusap matanya.
Samudra mendekati gadisnya. Walau jaraknya tak terlalu dekat dengan Arlett, tapi ia bisa dengan jelas melihatnya.
Keduanya kini berdiri dibawah hujan yang sama, dan dengan kesedihan yang sama pula.
"Sam..walaupun lo sekarang gak ada disini, seenggaknya hujan udah wakilin lo buat denger isi hati gue." Ucap gadis itu tiba-tiba.
"Gue disini Ar.." Jeritnya dalam hati.
"Gue bego ya, lo udah nyakitin gue, dan gue pun udah nyakitin lo. Tapi gue dengan bodohnya masih berharap kita bisa sama-sama lagi.
Udah sedalem ini ya ternyata cinta gue sama lo, padahal dulu gue gak pernah secuil pun ngebayangin kalo gue bisa sayang sama lo." Arlett tersenyum dalam tangisnya."Ih, kok gue malah mewek sih. Masa ratu bully jadi cengeng gini ya.hihihi.."
Samudra menatap senyum itu pedih, bolehkah ia memeluk gadisnya sekarang, ia juga begitu menyayangi Arlett hingga otaknya kini hanya dipenuhi dengan nama gadis itu.
"Gue kangen lo Sam. Sampe-sampe disini tuh rasanya sakit banget." Gadis itu menujuk dadanya yang terasa sesak. " Kenapa sih disaat gue udah segitu sayangnya sama lo Tuhan malah ngasih cobaan ini ke gue. Lo juga pasti sekarang udah jijik sama gue kan. Apalagi kalo lo tau gue sekarang cuma cewek buta yang gak bisa apa-apa."
Gadis itu terduduk. Menumpahkan tangis dan rasa sesaknya karena begitu merindukan cintanya. Sedangkan samudra didepannya hanya bisa menatapnya dengan kesedihan yang sama tanpa bisa menggapai gadis itu.
"Ar.." Panggilan itu hanya berupa bisikan namun berhasil membuat Arlett terkejut dan mencari-cari darimana suara itu berasal.
Gadis menggapai-gapai sesuatu yang ia harap mungkin bisa dipegangnya."Sam? Sam lo disini kan?? Please jangan pergi.. Gue kangen sama lo Sam. Gue kangen..hiks.." ucap Arlett sambil berusaha menemukan asal suara itu. Gadis itu terus berjalan walau sesekali langkahnya menyandung akar atau batu yang menghalangi kakinya hingga ia terjatuh. Namun ia bangkit kembali dan berjalan tanpa arah untuk mencari seseorang yang begitu ia rindukan hingga membuat panggilan yang berupa halusinasi pun terasa nyata.
Sadar jika apa yang dicarinya sia-sia membuat gadis itu tertawa miris.
"Aaaaarrrggghhhh!!!"
Gadis itu terduduk memukul dadanya yang begitu sesak.ia menangis sejadi-jadinya menumpahkan rasa sakit yang begitu menyesakan dadanya.
"Kenapa sesakit ini Tuhan..kenapa bisa sesakit ini..hiks.." lirih gadis itu sambil terus menangis.
Samudra memukul pohon disampingnya hingga buku-buku tangan cowok itu mengeluarkan darah. Rasa penyesalan itu semakin besar apalagi melihat bagaimana menderitanya Arlett sekarang.
Samudra bergerak mendekati Arlett. Masa bodo jika gadis itu akan mengusirnya nanti. Yang ia pikirkan sekarang, ia hanya ingin memeluk gadis yang begitu dicintainya. Tidak perduli apapun yang akan ia dapatkan nanti.
KAMU SEDANG MEMBACA
Samudra & Scarletta
Teen Fiction"Karena cinta bukan hanya sebuah rasa." Scarletta Queenara Gadis angkuh dan arogan dengan sejuta pesonanya. Tidak ada yang berani mendekati gadis itu selain cowok cupu yang selalu mengejar dirinya dengan cinta bodoh yang ia miliki. Samudra Cowok ber...