Samudra seperti orang gila sekarang, ia tersenyum sendiri jika mengingat perlakuan manis Arlett tadi padanya. Ia bahkan berniat tidak akan mengganti perban yang Arlett pasangkan untuknya. Samudra rela terluka berkali-kali jika Arlett bisa bersikap baik seperti itu."Abis dari mana lo?!" Tanya Arlett dengan nada setengah membentak.
"Aku.."
"Kalo orang nanya tuh dijawab, jangan cuma ngomong aku aku doang." sinis Vella membuat Samudra hanya diam menunduk.
"Ck. Dari pada lo diem aja kayak orang bego, mendingan sekarang lo bikinin kita makan. Gue laper." Perintah Arlett yang dijawab anggukan oleh Samudra.
Cowok itu dengan patuh membuat makan siang untuk Arlett dan yang lainnya. Hanya ada mie kuah instan di tas arlett. Biarlah, dari pada gadis itu kelaparan nanti.
20 menit kemudian, Samudra selesai memasak tiga mie kuah, nugget dan kentang goreng untuk mereka semua. Cowok itu berdecak puas melihat hasil karyanya.
"Ar.. Makanannya udah siap." ucap Samudra yang hanya ditanggapi decakan kesal dari Arlett.
"Jangan dulu balik. Gue mau tes dulu rasanya. Kali aja lo racunin gue."
"Nggak lah ar. Atas dasar apa aku berani ngeracunin kamu."
Gadis itu tak menggubris perkataan samudra, ia malah asyik memakan kentang goreng yang Samudra siapkan untuknya.
"Cih, lo gak becus masak ya." Vella dengan kejam membuang mie yang masih mengepul itu ke badan Samudra membuat cowok itu tersentak dan mengaduh.
"Lo apaan sih Vell! Gue lagi makan, bisa gak sih lo ga ribut." Bentak Arlett membuat Vella langsung diam seketika.
Pandangannya kini beralih pada Samudra yang meringis karena kuah panas yang Vella buang.
"Lo pergi sana. Jangan sampe gue juga ikutan ngebuang kuah panas ini ke wajah cupu lo." ucapnya tajam.
Samudra hanya mengangguk. Dengan langkah terburu-buru cowok itu langsung pergi entah kemana.
"Sekali lagi gue liat lo ngapa-ngapain samudra, lo yang gue guyur pake kuah panas ini."
"Kok lo malah nyalahin gue sih." ucap Vella tak terima.
"Dia itu milik gue, target bullyan gue. Dan lo gak berhak buat ikut ngebully dia tanpa persetujuan gue. Atau taruhan ini gue batalin. Ngerti lo?!" Vella mengangguk sebagai jawaban. Walaupun dalam hati gadis itu merutuki kelakuan Arlett yang seenaknya, tapi ia tidak bisa berbuat apa-apa.Arlett adalah penguasa, dan akan selalu seperti itu.
Arlett membawa kentang goreng miliknya. Tanpa mengatakan apa-apa pada kedua temannya, Arlett pergi meninggalkan Vella dan Kania dengan rasa penasaran di kedua benak mereka.
Dengan santai gadis itu berjalan melewati pepohonan yang pernah ia lewati tadi.
Gadis itu berhenti. Mengamati sesosok laki-laki remaja yang tengah diduduk ditepi sungai dengan bertelanjang dada."Ck. Ngapain juga gue malah kesini." Rutuknya tapi tak urung kakinya malah melangkah mendekati sosok tersebut.
"Ar." panggil cowok itu terkejut karena tau-tau arlett sudah ada disampingnya.
"Ng-ngapain kamu disini?"tanyanya ragu.
Bukannya menjawab, gadis itu malah diam sambil mengamati bagian perut Samudra yang memerah karena siraman kuah panas Vella tadi. Gadis itu kembali berdecak. Cowok ini bodoh atau bagaimana, ia harusnya bisa menghindar atau melawan tadi. Bukan malah diam seperti pelayan-pelayan haus bullyan dari majikannya."Harusnya tadi lo jangan diem aja, jangan kayak orang bego napa. Dia itu nyakitin lo, bukan ngelus-ngelus perut rata lo! Harusnya lo menghindar. Kalo ada orang yang nusuk lo pake pisau lo juga bakalan diem gitu!" Hardiknya marah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Samudra & Scarletta
Teen Fiction"Karena cinta bukan hanya sebuah rasa." Scarletta Queenara Gadis angkuh dan arogan dengan sejuta pesonanya. Tidak ada yang berani mendekati gadis itu selain cowok cupu yang selalu mengejar dirinya dengan cinta bodoh yang ia miliki. Samudra Cowok ber...