Bagian :: 4

109 14 9
                                    

Jangan lupa vomments 🤩
Paitan dulu yaa wkwkwk

Now playing : Melly Goeslow -Mungkin (cover by Feby Putri)

"Waktu membuat kamu mempunyai hobi baru. Melukai hati saya."

It's                        (not)                      Over

Cewek berambut panjang hitam terurai itu berjalan di koridor sekolah dengan kepala yang menunduk. Koridor yang mulai ramai serta suara bisik-bisik ketika cewek itu melintas menyebabkannya melakukan hal seperti ini.

Menyembunyikan wajah dibalik uraian rambut panjangnya, ia terus berjalan. Hingga suara seseorang yang memanggilnya membuat ia menghentikan langkah tanpa berbalik. Tidak perlu menunggu waktu yang lama, orang itu sudah berdiri di sampingnya.

"Pagi Feb."

Feby melirik orang itu. "Selamat pagi juga Rega."

Tanpa mendengar ucapan yang lebih banyak, Feby melanjutkan langkahnya. Tak ia sangka, Rega juga ikut berjalan di sampingnya.

"Emang ada uang di bawah Feb, kok nunduk terus?"

Mengabaikan candaan Rega, Feby terus berjalan. Ia meletakkan tas di atas meja lalu membuka buku paketnya, menyibukkan diri sebelum bel masuk berbunyi.

"Gue punya salah sama lo ya? Kalau ada, maaf," bisik Rega dari belakang tubuhnya.

It's                        (not)                      Over

Menghindari Rega adalah salah satu hal tersulit yang pernah coba ia lakukan selama hidupnya. Mulai dari cowok itu yang selalu mengajaknya mengobrol sampai Gita yang juga selalu menyambut kehadiran Rega di antara mereka. Bukan salah Gita juga sebenarnya karena pesona Rega terlalu kuat untuk ditolak begitu saja.

Mengingat tatapan menilai yang ia dapatkan akhir-akhir ini dari kebanyakan cewek yang ia temui. Entah di sekolah, di jalan, maupun tempat ramai lainnya membuat Feby risih. Kabar 'dekatnya' Rega dengan dirinya membuat Feby harus menanggung akibat. Mulai dari cemoohan tidak pantasnya Feby mendampingi Rega hingga membanding-bandingkan Feby dengan cewek yang lebih pantas untuk Rega. Meski ingin sekali ia mengatakan bahwa ia sebenarnya punya hak untuk selalu dekat dengan cowok itu, Feby lebih memilih diam. Bukankah ia dan cowok itu juga memilih bungkam?

Feby berusaha cuek menanggapi. Namun kedua telinga, mata, dan hatinya sudah tidak sanggup menahan itu semua. Semalam ponsel Feby mendadak ramai. Bukan ramai chat dari grup yang biasanya selalu meramaikan notifikasi, melainkan ramai dengan chat yang berisi gertakan, hinaan, bahkan ancaman dari nomor-nomor yang tidak ia kenal. Dan semua itu bersumber tentang Rega. Sampai-sampai ia memutuskan untuk menonaktifkan ponselnya.

Feby mendadak berhenti di area parkir yang menuju ke pintu gerbang utama. Untung saja area parkir telah sepi lantaran Feby baru memutuskan keluar kelas setelah sekitar tiga puluh menit bel pulang berbunyi. Ini semua ia lakukan untuk menghindari banyak orang yang berpotensi besar akan melukai hatinya.

 Ini semua ia lakukan untuk menghindari banyak orang yang berpotensi besar akan melukai hatinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
It's (not) Over [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang