Bagian :: 9

84 8 6
                                    

Maaf untuk typo😊
Jangan lupa vomments dan bantu share🤩

Now playing : iKON - Goodbye Road

It's (not) Over

"Apa yang mau lo omongin?"

Setelah hening beberapa lama, Rega baru membuka suara. Feby yang berdiri di depannya membuka mulut lalu menutup mulut kembali. Memikirkan kalimat apa yang pas sebagai pembuka.

"Saya tahu saya salah, Ga. Tapi saya mohon dengarkan penjelasan saya baik-baik." Feby memberi jeda, ia melihat respon Rega yang tetap diam. Menyiratkan bahwa cowok itu mempersilahkan. "Saat liburan kenaikan kelas, saya pergi ke pantai bersama keluarga. Karena kecerobohan saya, ponsel saya jatuh ke air saat saya main air di pantai. Ponsel itu hanyut terbawa ombak. Kakak saya berusaha mencari dan akhirnya ketemu. Namun ponsel itu kemasukan air dan kartunya juga tidak dapat berfungsi. Setelah itu saya ganti nomor ponsel. Bodohnya, saya tidak hafal nomor kamu saat itu. Lalu soal rumah, iya Ga saya memang pindah rumah. Saat liburan itu juga papa saya beli rumah yang lebih dekat dari kantor cabang baru yang papa kelola. Sedangkan rumah lama saya dijual. Saya tahu kabar kamu pindah ke Jakarta saat awal masuk kelas dua SMP. Maaf Ga, saya tidak tahu apa-apa tentang kamu," jelas Feby.

Rega tahu Feby gugup. Terbukti ketika cewek itu menjelaskan, ia menunduk dan kedua tangannya meremas rok seragamnya. Dalam hati Rega berharap kalimat 'akhir' tidak keluar dari mulut Feby. Jujur, Rega tidak siap. Alasan terbesar ia pindah lagi ke Surabaya adalah mencari Feby. Jika Feby sudah di depannya, apakah ada alasan Rega untuk melepaskan dengan kemauan dia sendiri?

Ia juga turut andil peran dalam kerumitan hubungan ini. Jika saja ia waktu itu berpamitan pada Feby, maka semua tidak akan jadi seperti ini. Setidaknya, Feby akan mempunyai keyakinan padanya.

Rega bertanya, "Sekarang lo mau apa, Feb?"

"Saya akan terima apapun keputusan kamu. Karena kamu yang berhak, Ga."

"Kalo gue minta break?" pancing Rega.

Spontan, Feby medongak. Menatap Rega sendu, seperti tidak ingin mendengarkan hal menyakitkan dari Rega.

Bibir Feby bergetar saat ia bertanya, "Ka-mu min-ta pu-tus?"

"Gue minta break Feb, bukan putus. Kita introspeksi diri dulu masing-masing."

Feby akhirnya bisa bernafas legah mendengarnya. Ia sangat senang mendengar keputusan Rega. Setidaknya masih ada kesempatan baginya untuk memperbaiki semuanya.

"Tapi gue minta satu hal ke elo, Feb. Jangan menghindar saat gue mencoba mendekat. Biarkan hati lo dan gue yang menentukan."

Feby mengangguk, merasa puas. Begitu juga dengan Rega yang legah saat memutuskan ini semua. Namun sayang, mereka tidak sadar. Butuh waktu berapa lama bagi mereka untuk memutuskan perasaan yang bisa saja hilang?

It's (not) Over

Feby membuka tudung kepala crop top hoodie yang sebelumnya menutupi puncak kepalanya. Ia membuka botol minuman yang ia bawa dari rumah lalu meminum isinya. Feby berhasil mengelilingi lapangan Tugu pahlawan sebanyak lima kali putaran sebelum ia terduduk di rerumputan pinggir area lapangan.

Seperti hari weekand biasa, Tugu pahlawan lumayan ramai. Tidak terlalu ramai jika dibanding hari minggu. Yang memadati hanya remaja seusinya yang memang memiliki libur di hari sabtu dan minggu. Dari mereka kebanyakan tidak datang sendiri. Bersama dengan teman, sahabat, maupun pasangan.

Dari kejauhan bisa Feby lihat seorang cowok dan seorang cewek berjalan bersisian dengan tangan si cewek yang bergelayut manja di lengan si cowok. Menyadari bahwa Feby melihat ke arah lengan itu, si cowok melepaskan tangan si cewek yang berada di lengannya. Feby memutuskan pandangan, tanpa menyadari jika mereka berjalan santai ke tempatnya duduk.

It's (not) Over [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang