Maaf untuk typo😊
Jngn lupa vomments dan bantu share🤩Now playing : Dewa 19 - Risalah Hati cover by Hanin Dhiya
"Terkadang, cinta memang semenyebalkan itu."
It's (not) Over
Rega menenggak minuman soda kaleng yang baru saja ia ambil dari kulkas hingga hanya sisa setengah. Ia menumpukan kedua tangan di pinggiran balkon rumahnya. Matanya mengamati kondisi depan rumah, dimana pagar besi berdiri menjulang tinggi menjadi batas tempat tinggalnya dengan jalanan umum yang ada di depan.
"Lo mau ngomong apa?"
Seorang cewek yang memakai bandana pink polos di kepalanya itu berdiri di samping Rega. Ia memiringkan tubuhnya, menatap Rega yang masih fokus menatap ke depan.
"Ga, maaf," ucapnya.
"Buat?"
"Buat perasaan gue ke elo yang mungkin ngebuat lo nggak nyaman."
Rega menatap cewek itu sepenuhnya. "Vin, lo nggak perlu minta maaf kayak gini. Wajar kok kalo lo suka sama gue."
"Gue cuma nggak mau karena hal ini kita jadi canggung seperti ini, Ga. Gue nggak mau kehilangan lo. Tapi gue juga nggak bisa ngubur perasaan gue sendiri." Vinny terisak di akhir ucapannya. Ia sangat merindukan momen-momen kebersamaannya dengan Rega yang mulai perlahan menghilang. Cowok itu seperti sedang menjaga jarak dengannya.
Rega mengusap air mata Vinny yang telah meninggalkan jejak di pipinya. Gerakannya lembut, membuat Vinny merasakan kehangatan yang telah lama hilang kini sudah kembali pulang.
"Gue mau memperjuangkan perasaan gue, Ga."
"Vin, cewek itu diperjuangkan bukan memperjuangkan."
"Kalo gitu, perjuangin gue, Ga," pintanya.
Rega tidak menjawab, ia malah menarik Vinny ke dalam pelukannya. Mendekap tubuh mungil Vinny dengan kedua tangannya. Ia mengusap punggung Vinny, memberikan ketenangan. Walaupun Vinny terkejut dengan respon Rega, jujur ia menyukainya. Matanya terpejam, kedua tangannya mendekap Rega erat seolah jika dekapannya mengendur maka Rega akan hilang. Vinny menghirup aroma Rega yang selalu berhasil menenangkannya. Ia rindu. Rindu dengan sikap manis Rega padanya.
"Gue akan selalu ada buat lo, Vin. Apapun keadaannya," janji Rega berbisik.
Legah, Vinny akhirnya bisa tersenyum. Rega yang ia rindukan telah kembali padanya. Dan ia tidak akan dengan mudah melepaskannya, lagi.
It's (not) Over
Rasa khawatir menyelimuti Rega pagi ini. Jika saja sang mama tidak memberitahunya perihal Vinny yang tiba-tiba demam, mungkin saja sekarang ia sudah berada di rumah Feby, menjemput cewek itu menggunakan sepeda lalu jogging bersama di Tugu pahlawan seperti janjinya tadi malam. Namun itu semua ia urungkan.
Dengan masih menggunakan pakaian untuk olahraga, Rega masuk ke dalam kamar tamu rumahnya yang sekarang ditempati oleh Vinny selama cewek itu berada di Surabaya. Di atas ranjang berukuran besar itu, Vinny terbaring lemah. Selimut tebal hampir menutupi seluruh tubuhnya, hanya menyisahkan kepala. Di dahinya sudah terdapat sebuah kain basah untuk mengompres.
Rega duduk di sebelah Vinny yang sedang tidur. Ia mengambil kain basah itu, mencelupkannya pada sebuah baskom yang sudah disiapkan mamanya di atas nakas samping tempat tidur. Mungkin karena gerakan Rega yang kurang hati-hati, Vinny terbangun dari tidurnya.
"Gue bangunin lo ya?" Rega bertanya.
Vinny tersenyum lalu menggeleng. Cewek itu hendak bangun untuk duduk, namun niatnya dicegah oleh Rega.
KAMU SEDANG MEMBACA
It's (not) Over [END]
Genç KurguSelamat datang di kisah kehidupan saya. Saya tidak bisa menjamin kalian akan menyukainya. Karena saya dengar dari orang-orang, saya itu membosankan. Namun, bukankah ucapan manusia bisa saja berdusta? Ya, kalian bisa membuktikannya dengan membaca kis...