Bagian :: 19

60 7 14
                                    

Maaf utk typo😊
Jngn lupa vomments dan bantu share🤩

Now playing : Judika - Aku yang Tersakiti

"Cinta bisa ada karena terbiasa. Cinta bisa hilang karena adanya kesempatan."

It's (not) Over

"Kamu sukses hancurin saya."

Feby berjalan meninggalkan kerumunan dengan langkah tercepat yang ia bisa. Ia tak peduli pada cibiran orang-orang yang melihatnya. Keinginannya hanya satu saat ini. Pergi sejauh mungkin dari Rega. Namun sepertinya keinginan Feby tidak terkabul karena Rega telah menyusulnya.

Begitu mendapatkan kesempatan, Rega mencekal lengan tangan Feby. Ia bisa melihat dengan jelas jika mata Feby berkaca-kaca. Bibir cewek itu gemetar, tangan kirinya mencoba membantu melepaskan cekalan Rega pada tangan kanannya.

"Feb, dengerin penjelasan gue dulu."

"Tidak perlu ada penjelasan, Ga."

"Gue sayang Feb sama elo."

"Kamu sayang sama Vinny juga kan?" Feby bertanya.

Diam. Rega hanya menjawabnya dengan kebisuan. Bahkan cekalan tangannya pada tangan Feby melonggar. Membuat Feby bisa meloloskan tangannya dengan mudah.

"Ga," panggil seseorang dari balik punggung Rega.

Yang dipanggil memutar tubuhnya. Menemukan Vinny berdiri di depannya. Sekarang Rega berdiri di antara Feby dan Vinny, orang-orang yang ia sayangi hingga takut membuat mereka terluka. Entah keduanya ataupun salah satu dari mereka.

"Kenapa nggak lo jawab, Ga? Lo udah ngasih gue kesempatan kan?" tuntut Vinny.

"Jelas Rega milih Feby lah." Sebuah suara menyahut. Kali ini Gita yang datang. Mengambil tempat di sebelah Feby. "Feby kan pacarnya," tambahnya. Menekankan kata pacar dalam ucapannya.

"Status yang akan berubah sebentar lagi." Vinny mencibir.

Gita tersulut emosi. Ia menyesal. Bisa-bisanya ia kemarin pernah tidak tahu malu untuk meminta Vinny mem-follback instagramnya. Sebelumnya ia merasa wajar jika Vinny punya perasaan lebih pada Rega. Toh, suka sama seseorang kan hak tiap orang. Tapi begitu ia melihat tingkah dan ucapan Vinny yang menyebalkan, membuat seluruh kesempurnaan penilaiannya terhadap Vinny hilang sudah. Benar memang, manusia tidak ada yang sempurna.

"Pede amat lo jadi orang."

"Suka-suka gue dong. Lagi pula Rega juga bentar lagi bosen sama temen lo itu. Apa sih yang harus dibanggakan dari cinta monyet?"

Gita maju beberapa langkah, hendak menuruti emosi dan kegatelan tangannya. Ia ingin sekali menjambak rambut Vinny.

"Git." Rega menegur sembari menghalangi tangan Gita yang tinggal sedikit lagi bisa menjangkau rambut Vinny.

"Lo gila?!?!?!" Gita membentak. "Sebenarnya lo sayang sama siapa sih, Ga?" tanyanya.

"Gue sayang sama mereka berdua. Gue sayang sama Vinny karena dia selalu ada buat gue. Gue juga sayang sama Feby dari dulu sampai sekarang. Gue nggak mau kehilangan mereka berdua. Seharusnya Feby yang ngertiin gue kalo Vinny itu sahabat gue. Nggak seharusnya dia cemburu."

Gita mengepalkan tangannya erat. "Dia itu suka sama lo malih?!?!?! Wajar dong Feby cemburu. Mana ada sahabat yang kemana-mana selalu gandengan. Bahkan dengan terang-terangan menunjukkan persaingan."

Semua diam. Gita yang tidak mendapatkan pembenaran atau pembelaan dari Rega lantas menarik tangan Feby untuk ikut dengannya. Namun sebelum pergi, dia berbicara dengan keras.

It's (not) Over [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang