7

264 32 17
                                    

Dalam realita kita hanya dua orang yang sibuk berlari, aku sibuk lari mengejarmu dan kamu sibuk lari menjauhiku.
.
.
.
.
.
Lelah?
.
.
.
.
.
TIDAK. Tenang saja...aku menikmati prosesnya.
.
.
.
.
.
Lucu sekali
.
.
.
.
.
Sampai aku tidak bisa tertawa
.
.
.
.
.
Buugghh...

Satu pukulan mendarat di pipi pria itu dan berhasil membuatnya tersungkur ke tanah. Rangga terlihat begitu emosi, ketika pria itu tiba - tiba mencium pipi Ara. Bahkan sekarang dia menarik paksa pria itu dan menghajarnya lagi.

Keributan itu membuat Ara yang sedari tadi menahan denyutan di kepalanya membulatkan mata.

"Rangga! STOP! " Bentak Ara sambil mencoba menyelamatkan pria itu dari amukan Rangga.

"Lo ngapain sih?!" bentaknya lagi setelah berhasil memisahkan keduanya.

"Harusnya gue yang tanya sama lo! Ngapain tengah malem gini lo masih keluyuran sama cowok gak jelas ini?!"

"Lo yang gak jelas! Lo bisa kan, gak usah campurin urusan gue dan pergi jauh - jauh dari hidup gue?!" Bentakan Ara membuat Rangga bungkam.

Pria yang terduduk di samping Ara terdengar meringis, dan Ara cukup terkejut ketika melihat darah yang mengucur cukup banyak di sudut bibir pria itu.

"Yaampun Tomi? Lo gak apa - apa?"

"Dia pantes dapetin itu." pernyataan Rangga tahunya membuat Ara geram.

"Pergi!" Rangga mendelik mendengar ucapan Ara.

"Pergi! Gue benci sama lo!"

"Ra?" ucap Rangga melemah, tapi matanya tak lepas melihat sosok Ara yang mencoba membantu Tomi berdiri.

"Oke, kalau gitu gue yang pergi." Ucap Ara setelah berhasil membantu Tomi berdiri. Lalu melenggang pergi begitu saja sambil membopong Tomi, meninggalkan Rangga dengan amarahnya.

Rangga menatap punggung Ara yang semakin menjauh dengan tidak percaya, bagaimana bisa Ara marah padanya dan lebih membela pria yang jelas - jelas berbuat kurang ajar pada dirinya.

Setelah berada dalam mobil Tomi, tak ada percakapan diantara mereka. Ara menatap ke arah jendela mobil, bersyukur jalanan tidak begitu ramai, dia hanya takut orang - orang akan menghajar balik Rangga tadi.

-----------------------------------------------------------

Setelah menapaki rumahnya, Ara menatap wajah Tomi prihatin.

"Tom? Lo gak apa - apa kan?"

"Nggak, udah biasa kok."

"Udah biasa digebukin?"

"Ya enggak juga, emang aku copet." Ara hanya tersenyum menunjukkan deretan gigi putihnya.

"Yaudah gue masuk dulu ya."

"Iya, kamu istirahat ya, biar cepet sembuh." Ucapnya sambil mengusak gemas pucuk kepala Ara.

Dan Ara hanya mengangguk menanggapinya. Lalu dia melenggang pergi ke dalam rumah, dan melambaikan tangannya sebelum akhirnya dia menutup pintu.

-----------------------------------------------------------

Matahari menampakkan sinarnya dengan ceria, berbanding terbalik dengan Ara yang sedari tadi mempoutkan bibirnya kesal. Dia sekarang sedang sibuk memunguti sampah karena tidak mengerjakan PR nya.

ROLANDA (√)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang