8

261 21 5
                                    

Cinta memang buta, tapi cinta tetap tau kemana harus pulang.
.
.
.
.
.
.
.
.
Selama ini hubungan Rangga dan Ara hanya sebatas saling membutuhkan dan saling perhatian. Tidak Ralat. Disini hanya Rangga yang perhatian. Selebihnya Ara yang membutuhkan.

Terlebih tidak pernah ada ungkapan sayang apa lagi cinta. Mustahil pikir Rangga, jika Tom and jerry berjalan beriringan.

Tapi kali ini Rangga pastikan hubungan kucing dan tikus itu setidaknya akan berakhir dengan perdamaian.

Dengan pakaian rapinya Rangga sudah berdiri di depan pintu rumah Ara, sambil membawa hadiah kecil yang sudah dia siapkan.

Jika kalian menebak itu adalah coklat atau bunga, kalian salah besar. Ayolah, ini bukan drama picisan yang biasa kalian tonton di televisi.

Cklek...

Akhirnya pintu terbuka setelah bunyi bel yang ke dua. Dan di hadapannya telah berdiri sosok Ara yang terlihat cantik mengenakan dress selututnya, membuat Rangga tak mengedipkan mata karena jatuh pada pesonanya.

'Cantik'

"WOY! ngedip kali!" Rangga tersadar dari lamunannya.

"Kenapa sih lo? Gue aneh ya?"

Rangga menggelengkan kepalanya sambil tersenyum tampan, dan itu sedikit membuat Ara gugup.

"Oh iya ini gue bawa stock indomie untuk sebulan kedepan."

"Lo pikir gue korban bencana alam dikasih sembako segala."

"Gue gak nemu tukang bunga, kebetulan rumah lo deket grosir gue beliin ini." Ara memutar bola matanya malas. Sebelum akhirnya menerima dengan senang hati.

"Gue gak nyangka lo beneran dandan, cuma untuk pergi sama gue."

Ara tiba - tiba saja terdiam, dia bingung bagaimana harus menjelaskan yang sebenarnya pada Rangga. Dia pikir Rangga hanya bercanda untuk mengajaknya pergi.

Teeett...

Suara klakson mobil memecah keheningan yang kepersekian detik baru saja terjadi.

Seorang pria yang tak kalah tampan keluar dari mobil itu dan berjalan ke arahnya, membuat Ara semakin kalut.

"Ra? Kamu udah siap?" tanyanya tanpa menghiraukan pria yang sejak tadi menatapnya bingung.

Ara hanya mengangguk sebagai jawaban.

"Ini buat kamu." ucap pria itu, sambil memberi sebuket bunga yang cantik.

Ara melirik ke arah Rangga yang menatapnya dengan seribu tanya, sebelum akhirnya dia menerima bunga itu.

"Thanks."

"Yaudah yuk, kayanya Mama juga udah nunggu." ajaknya.

"Ga, sorry gue_"

"Pergi aja." potong Rangga

Tentu saja, Rangga tidak bodoh untuk membaca situasi seperti ini.

"Terus lo?"

"Ya gue balik lah."

Melihat Ara yang tidak bergeming, membuat pria itu menggenggam tangan Ara, lalu menuntunnya ke mobilnya. Tak ada perlawanan, Ara mengikuti arahan pria itu tanpa melepas atensinya dari Rangga yang menatapnya dengan tatapan tidak terbaca.

---------------------------------------------------------

Ara terus menatap ke arah jendela mobil, dia terus bergelut dengan pikiran dan hatinya. Tak menghiraukan pria yang sejak tadi mengajaknya bicara.

ROLANDA (√)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang