14

182 22 6
                                    

Sebelum membaca tolong di vote. Sambil berjalan koment dah yang banyak. Terakhir boleh di share juga yaa 💕 😊

.
.

"Ra? Asal lo tau, gue gak pernah bercanda seserius ini sama orang lain. Dengan sangat sadar dan tanpa kerasukan setan Dilan atau pocica tukang gombal, gue Rangga Moza Letvi beneran sayang sama lo. Cuma sama lo. Rolanda Arasya."

Ara memeluk Rangga erat, entah sejak kapan air mata Ara mulai membasahi pipinya. Jika boleh jujur, perasaan Ara lebih lega karena pengakuan Rangga yang kali ini terdengar serius baginya.

"Jangan nangis, gue kan udah bilang sama lo, di depan gue lo cuma boleh senyum." Rangga mengusap air mata Ara dengan kedua ibu jarinya.

Setelah menurutnya Ara merasa tenang, Rangga melanjutkan rencananya, yang sebenarnya sudah disiapkan jauh - jauh hari. Sungguh! Rangga sangat tidak tahan jika harus berjauhan dengan Ara dalam waktu lama. Ini adalah satu - satunya cara agar Ara tetap bersamanya.

"Gue punya sesuatu untuk lo." Rangga memberikan sebuah dus Indomie pada Ara.

"Lo hobby banget ngasih Indomie ber dus - dus ke gue, lama - lama gue bisa buka grosir tau gak."

"Buka dulu aja."

Ara menatap dus itu penuh tanya, karena terdapat cahaya putih yang bekelap - kelip pada celah dus itu. Secara perlahan Ara membukanya.

Kedua mata Ara terbuka sempurna, cukup terkejut. Dia tidak menyangka akan ada sesuatu disana. Ara melihat banyak fotonya yang digantung pada lampu tumbler yang menyala mengelilingi sisian dus. Hampir semua foto terlihat diambil secara diam - diam.

Ara mengambil fotonya yang memeluk boneka kelinci yang pernah di beri Rangga, lalu foto dirinya yang berjongkok di indomarket, kemuadian foto waktu makan di resto Mak Esih, dan terakhir fotonya yang sedang tidur di kelas. Disana masih banyak fotonya yang entah kapan Rangga mengambilnya.

Ara tertawa pelan, pria di samping nya ini memang benar tidak waras menurutnya.

"Semua foto ini lo yang moto?" Tanya Ara

Rangga menganggukkan kepalanya bangga.

"Wow, The real sasaeng." Ucap Ara menggelengkan kepalanya tidak percaya sambil terkekeh.

Untuk kedua kalinya mata Ara terbelalak setelah melihat dalam dus itu terdapat satu bungkus Indomie rasa soto lamongan kesukaan-nya yang tergeletak dengan tidak elitnya.

"Ini maksudnya apa?" Tanya Ara sambil menunjukan bungkusan Indomie itu pada Rangga.

"Buka aja."

"Dari tadi nyuruh buka - buka mulu." dengus Ara.

Ara menghentikan usahanya membuka bungkusan Indomie itu, lalu melirik ke arah Rangga.

"Ga? gue gerah pake baju tebel gini."

"Buka aja." jawab Rangga tanpa dosa.

"Biadab kau udin!"

Rangga hanya tertawa geli dengan umpatan Ara.

"Ra! Lo bukanya pelan - pelan aja, jantung gue mendadak deg - degan." Ara menatap Rangga jahil, dan malah membuka bungkusan itu cepat, membuat Rangga cukup tercekat.

Dalam bungkusan itu tidak ada mie, melainkan berisi sebuah kardus yang terlipat.

Ara membuka lipatan itu perlahan, di dalamnya terdapat tulisan kapital. 'WOULD YOU BE MINE?'

Entah mengapa pipi Ara mulai memanas dan dia merasa kerja jantungnya lagi - lagi mulai tidak beres.

Ara menoleh ke arah Rangga yang terlihat kaku. Membuat Ara terkekeh geli, ini seperti bukan Rangga.

ROLANDA (√)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang