12

176 20 6
                                    

Saat melangkahkan kakinya ke dalam kelas, Ara melihat Marsya yang masih duduk di bangkunya bersama Rangga. Hal itu membuatnya mengepalkan tangan erat.

Ara berjalan melewati bangkunya dan memilih duduk bersama Jeje yang duduk bersebrangan dengan bangkunya.

"Dari mana aja lo?" Tanya Jeje heran.

"Bukan urusan lo." Acuh Ara dan memilih membenamkan wajah di lipatan tangannya.

"Anak - anak karena lusa adalah hari keberangkatan kita ke tempat camping, ibu harap kalian jaga kesehatan dan persiapkan diri dengan baik."

Ya, Bu Ela selalu mengingatkan hal itu sejak seminggu yang lalu pengumuman itu di rilis. Dan Ara sudah terlalu malas mendengarnya, lagi pula dirinya tidak berencana untuk ikut.

-----------------------------------------------------------

"Napa sih lo cemberut mulu?" Lagi - lagi Jeje heran dengan sikap diam Ara. Tidak biasanya.

"Bukan urusan lo." Acuhnya lagi sambil mengaduk nasi dihadapannya, tidak ada niatan untuk memakannya.

Sesekali dia melirik Rangga yang kini duduk bersama Marsya di sebrang sana menikmati makan siangnya. Membuatnya berselera untuk memakan orang dari pada nasi yang mulai dingin itu.

Rasanya menjadi sepi semenjak Rangga tidak lagi duduk di meja yang sama dengannya. Biasanya meja itu selalu ramai oleh tawa dan canda dari ketiga pria yang sedikit tidak waras tapi tampan yang membuat siapapun iri padanya.

Mengetahui arah pandang Ara, Dimas merasa tidak tega. Dia sangat tau Ara tersiksa.

"Ra! Inget loh, Camping nanti lusa lo jangan banyak bawa barang kaya waktu itu. Nanti yang repot kita - kita lagi." Ucap Dimas memecah lamunan Ara.

"Bener tuh. Kompor, wajan, Indomie dua dus, cabe sekilo, baju selemari pake dibawa segala, lo pikir lo mau ngungsi." Ucap Jeje membuat Ara terkekeh.

"Tenang aja, gue gak akan repotin lo semua kok, lagian gue gak bakalan ikut."

"Kenapa?" Tanya Dimas heran.

"Gue pengen rebahan on the bed aja di rumah."

"Jangan gitu dong Ra, ini kan terakhiran kita camping. Minggu depan udah mulai ujian akhir semester, terus bentar lagi kelulusan." Bujuk Jeje, membuat Ara termenung.

-----------------------------------------------------------

Bus rombongan sudah datang sejak pagi buta, para siswa memasuki bus sesuai kelasnya masing - masing.

Semua siswa berebut menaiki bus, sedangkan Ara terlihat santai dan memilih menaiki bus paling akhir. Ya. Ara disini sekarang.

Bukan karena Jeje yang membujuknya tempo hari, tapi karena ancaman Bu Ela yang begitu mulusnya memerintah membuat proposal jika saja dirinya tidak ikut. Ayolah Ara terlalu malas untuk itu!

Ara memasuki bus, lagi - lagi dia harus disuguhkan pemandangan yang membuatnya sakit mata karena seonggok manusia sejenis Marsya dan Rangga yang kini telah duduk bersama.

"Ara!" Seorang pria mengintrupsi dari bangku belakang, membuat Ara menoleh dan menghampirinya.

"Dimas? Kenapa lo di bus kelas gue?" Tanya Ara heran.

"Gue tukeran sama Jeje." sahutnya, sambil menepuk - nepuk bangku di sebelahnya mengisyaratkan Ara agar duduk.

"Kenapa? Tumben."

"Karena lo lagi butuh gue."

"Siapa bilang."

"Gue yang bilang."

ROLANDA (√)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang