19. RINDU

42.2K 1.6K 31
                                        

'Rindu, kata asing di telingaku, Yang dapat menggelitik hati ku'

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

'Rindu, kata asing di telingaku, Yang dapat menggelitik hati ku'

"Gak pa-pa, cuman saudara. Nantinya bakalan jadi saudara saya juga." Vino tertawa.

"Bercanda, kok."

Raka tersenyum sinis. "Selagi gak sedarah. Gak jadi masalah buat gue deket sama Ianna, sahutnya.

Pertengkaran kecil itu berhenti saat mobil sudah mulai melaju. Hanya obrolan sederhana saja yang terdengar. Setibanya disana, Vino langsung membukakan pintu untuk Ianna. Keempat lelaki itu mencibir kesal, mereka cemburu.

"Oh iya, vino. Saya ingin mencari informasi tentang Perdania Crop,"sahut Ianna membuat Vino sedikit kaget.

"Ada apa dengan perusahaan itu, Nona?"tanya Vino.

"Saya ingin mengadakan kerja sama dengannya karena mereka cukup maju. Jadi, lumayan agar perusahaan kita juga mendapatkan banyak keuntungan."
Mendengar ucapan Ianna membuat Vino sedikit gugup. Hal itu tentu saja disadari oleh Ianna.

"Menurut gosip, perusahaan itu mempunyai pemimpin yang sangat kejam. Apakah Nona yakin?"tanya Vino.

"Kenapa tidak?"tanya Ianna. "Dari mana kamu tahu tentang itu?"

Vino langsung terdiam mendengar pertanyaan Ianna.

"Apakah karena kamu cucu pemilik perusahaan itu?"tanya Ianna membuat Vino semakin bingung.

"Maksud, Nona?"

Ianna terkekeh. "Ya mungkin saja karena pemilik perusahaan itu mempunyai cucu."

"Maaf, Nona. Saya kurang tahu tentang itu,"sahut Vino.

"Tidak masalah, saya hanya bertanya saja."Ianna menepuk bahu Vino.

Akhirnya, Vino meminta izin untuk kembali ke kantor. Ianna menyetujuinya, namun ia sedikit curiga dengan tindakan Vino. Akhirnya, gadis itu meminta agar Caca menemaninya untuk mengikuti Vino.

Sesampainya di salah satu tempat, Ianna menatap lelaki itu dengan setelan jas hitamnya. Vino berjalan ke belakang gedung Perdania Crop. Dengan cepat, Ianna meminta Macho untuk melacak keberadaan Ianna dan mencari tahu keamanan di tempat itu.

Lelaki itu berdiri tepat di depan dinding dan kini tengah menekan sebuah kata sandi. Tepat seperti dugaan Ianna bahwa dinding tersebut mempunyai 5 kata sandi.

Ianna mengajak Caca untuk berjalan mendekati dinding itu. Tidak ada tombol apapun, tapi dengan percaya diri, Ianna menekan sebuah kata sandi dan dinding itu berhasil terbuka menampilkan sebuah lorong berisi tangga.

ARDIANA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang