42.EXTRA PART

26.4K 1.2K 30
                                    

"Setiap manusia punya fase kapan dia berubah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Setiap manusia punya fase kapan dia berubah. Kini tergantung kita hendak berubah, atau hendak diam seperti semua"

Tak terasa waktu berputar begitu cepat. Sudah beberapa tahun mereka lalui bersama, susah maupun senang. Ianna tak lagi menyandang gelar mafia, entah kapan ia akan kembali ke dalam dunia gelap itu. Semoga saja, Ianna tak akan pernah kembali ke dunia itu. Ia sudah cukup nyaman disini, bersama keluarga kecilnya.

Setelah hari pernikahan Ianna dan Galuh. Jujur hampir tidak ada satupun yang berubah. Bahkan mereka malah semakin sibuk dengan perkerjaan mereka yang semakin menumpuk.
Walaupun begitu Ianna berserta keluarga kecilnya kini tinggal di mansion utama tempat ia dulu tinggal bersama Luna dan Caca sebelum kembali ke mansion kaisar.

Menurutnya lebih baik begitu, karena di dalam mansion itu sudah terdapat banyak sekali rahasia yang bisa saja di kuak oleh orang lain jika ia tidak menjaganya.

Kini, Ianna sibuk menggerutu menatap layar laptopnya. Galuh menyirit bingung menatap istrinya.

"Kenapa kamu menggerutu kayak gitu?" tanya Galuh membuat Ianna menghela napas panjang lalu berjalan dan duduk di sampingnya.

"Aku bosan! Ajak temen-temen kita main, yuk!" rengek Ianna membuat Galuh mendudukan Ianna di pangkuannya lalu menghela napas panjang.

"Kamu tahu mereka sibuk," ujar Galuh menyelipkan anak rambut telinga Ianna.
Sekilas mata Ianna teralih menatap sebuah buku yang berada di atas meja.

"Ini buku apa?"

"Itu qoutes buku tahunan anak-anak SMA kita," jawab Galuh dan kembali menyelesaikan dokumennya.

Dengan rasa penasaran, Ianna mengambil dan membuka buku itu untuk membacanya.

QOUTES BUKU TAHUNAN

"Sukses itu ada kuncinya. Tapi, kunci saya sudah hilang." –Khayru Naa.

"Pft! Gila!" kekeh Ianna membuat Galuh merasa penasaran lalu menoleh dan ikut membacanya.

"Selama saya sekolah di sini, seperti plat nomor Jakarta, B aja." – Woo.

"Gila! Kalau ketahuan kepala sekolah bisa marah besar ini" ucap Ianna diangguki Galuh.

"Pintar itu relatif, nyontek itu alternatif." – Dito.

"Fix! Ni anak dewanya nyontek!" seru Galuh.

"Saya bukan tombol tapi saya merasa tertekan." -Nining.

"Dia mengingatkan aku sama tombol yang lagi viral," ujar Ianna yang diangguki Galuh.

"Kejarlah ilmu sampai ke negri Singapora, jangan ke Cina. Dia beban dunia. Bercanda." – Heru.

"Ini punya Heru," ujar Galuh.

"Sekolah itu kayak bittersweet bye najla, rasanya kayak mau meninggal. " – Luna cantik.

"Astaga Luna. Aku sebagai sahabatmu malu sampe ke tenggorokan." Ianna terkekeh.

"Jangan pernah percaya libur dua minggu." – Al.

"Gila, PD banget," ujar Galuh.

"Sekolahnya asik, kalau gurunya gak hadir." –Fazri.

"Astaufirullah, " ucap Ianna.

ARDIANA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang