9. Secepat Ini?

9 5 0
                                    

Kenan menunggu kedatangan seseorang, sudah setengah jam lamanya Kenan menunggu tapi dia tak kunjung datang. Kenan mulai kesal, lalu mendengus kasar. Tak lama datanglah yang dinanti. Dia langsung mengambil posisi duduk didepan Kenan.

"Eh sorry ya gue telat. Tadi adek gue nanyain gue mulu. Sorry ya? Eh btw lo belom pesen apapun nih?" Tanya dia, Exell.

"Gue kesel tau gak kelamaan nunggu lo disini. Gue abis 3 gelas jus alpukat tau karena kesel nungguin lo. Kesel!"

"Hehe ya sorry bro. Udah deh kan sekarang gue udah ada disini. Nah jadi lo mau ngomong apaan?" Exell mulai serius.

Kenan menatap mata Exell, lalu berdehem.

"Sebelum itu gue mau minta maaf sama lo. Mungkin mulai dari sekarang gue bakalan jarang jagain adek lo."

"Hah? Jarang jagain adek gue? Maksud lo apaan sih, hah? Lo harus tetep jagain Rea. Gimanapun Rea masih butuh perlindungan!"

"Tapi gue gak bisa, Exell! Gue gak bisa!" Bentak Kenan.

"Kenapa, hah? Kenapa?"

Kenan mengacak rambutnya lalu menghembuskan nafasnya kasar.

"Kemarin lusa gue gak anterin adek lo pulang karena dia mau pulang bareng sama Gavin..."

"Gavin? Cowok yang waktu di toilet itu?" Potong Exell.

"Iya. Jangan motong lagi gue belom selesai! Nah gue maksa Rea buat tetep pulang bareng sama gue. Tapi Rea gak mau dan tiba tiba Gavin datang, Rea langsung narik narik tangan Gavin buat pergi. Karena gue masih takut kalo Rea bakalan kenapa napa, gue ikutin Rea. Gue ikutin dia sampe... Ehh yaa, sampe gue muak liat mereka berdua jalan."

"Mereka kemana aja?"

"Kebukit kalo gak salah sih ya?"

"Kebukit doang? Seharian?"

"Iya."

"Mereka ngapain aja?"

"Pas di parkiran Gavin masangin helm ke Rea, terus pas dijalan Rea meluk Gavin, abis itu Rea teriak teriak gak jelas gitu, pas di bukit mereka ngobrol, teriak juga, terus Gavin minta satu hal sama Rea. Gavin minta Rea buat selalu percaya sama dia dan gak akan ninggalin dia, abis itu..."

"Apa? Abis itu apa?"

"Abis itu... Abis itu mereka ciuman disusul dengan pelukan hangat."

"APA?!? KISSING? SERIUS LO?" Teriak Exell kencang, sehingga para pengunjung lainnya menoleh kearah mereka.

"Stt, Exell! Lo jangan malu maluin gue dong! Gak usah pake acara teriak teriak segala!" Kenan memperingati.

"Gue kesel, Ken! Dan gue gak bisa percaya! Gue... Oh shit! Lo gak salah liat kan? Gak mungkin! Rea gak seburuk itu!"

"Lo tanyain aja sama Rea sendiri. Emang sih yang mulai duluan itu Gavin. Gavin yang pertama cium Rea. Tapi kan disitu Rea juga bales ciumannya Gavin. Lama banget lagi!" Omel Kenan kesal.

"Tapi setau gue Rea gak gitu. Rea bahkan risih kalo ada cowok yang deket deket sama dia. Dan ini? Pelukan? It's okay but... Kissing? Itu gak bisa gue terima! Gak!" Marah Exell.

Kini keadaan mulai saling diam. Hening, keduanya begitu sibuk dalam pikirannya masing masing. Terlihat Kenan yang masih marah, kesal dan tak terima kejadian waktu itu. Sedangkan Exell mencoba untuk tenang dan menatap dalam dalam ekspresi wajah Kenan. Exell pun tak lama menyeringai, lalu menghembuskan nafas panjang.

"Ken!"

"Hmm."

"Ken!"

"Hmm."

EdreaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang