3. Kenan

12 11 0
                                    

Suasana kantin begitu ramai, Rere dan Puja sedang asyik menikmati makanan mereka. Saling bercanda tawa dan bercerita hingga salah satunya hampir tersedak. Lalu mereka pun tertawa lagi.

"Ehh btw Rea kemana??" Tanya Rere.

"Dia bilang sih ke toilet, emang kenapa?" Puja balik bertanya.

"Kok lama banget sih? Rea gak papa kan? Gue khawatir soalnya."

"Yaa gak papa lahh. Positif thinking aja, Re."

Lalu mereka pun menghabiskan makanan mereka. Setelah itu mereka pun berjalan keluar dari kantin yang terasa sesak. Saat mereka sedang berbincang bincang, banyak siswa siswi yang berlarian. Mereka berdua saling memandang.

"Ehh ehh eh... Tunggu bentar! Ada apa yaa?? Kok pada lari lari gini sih?? Kenapa?" Tanya Rere penasaran.

"Ehh itu kak, ada keributan."

"Ya keributan apa?? Siapa yang ributnya??"

"Ada yang saling pukul pukulan kak. Pada adu jotos gitu. Kalo yang ributnya aku kurang tau. Katanya sih kakel." Jawabnya. Lalu dia berniat ingin berlari lagi dan Puja menahannya.

"Tunggu bentar, dimana keributan nya?"

"Didepan toilet cewek, kak." Lalu dia pun berlari lagi.

Rere dan Puja saling memandang satu sama lain.

"Rea!!" Seru mereka bersamaan. Lalu mereka berlari menuju toilet cewek. Mereka pun tiba. Untung saja jarak antara kantin dan toilet cewek tidak jauh.

Mata mereka mencari sosok yang dicari. Mereka mulai menembus kerumunannya. Dan mereka pun akhirnya melihat kejadian yang menegangkan itu. Kedua cowok populer saling adu jotos disitu. Entah apa yang mereka ributkan.

Sedangkan aku, aku hanya menangis di belakang mereka. Aku pun sempat mencoba memisahkan mereka.

"Stop! Please! Jangan gini, aku gak papa. Kalian berhentiii..." Teriakku. Aku lalu berdiri didepan salah satu cowok itu. Dan yaa... Aku pun terkena tonjokan lawan nya yang ingin aku lindungi. Alhasil aku meringis kesakitan.

"Rea?? Kamu gak papa? Kamu ngapain berdiri didepan aku, hah? Liat wajah kamu kena pukul. Heh lo! Anjing ya lo?? Lo udah lukain Rea."

"Siapa suruh dia berdiri didepan lo? Gue gak nyuruh kan? Jadi yang salah dia. Bukan gue!" Timpal cowok itu.

"Lo punya mata kan? Lo juga pasti liat ada Rea berdiri didepan gue, bangsat! Awas aja lo! Kalo Rea kenapa napa, lo bakalan abis sama gue." Ancam nya. Dia menarik ku keluar dari kerumunan itu. Membawa ku menjauh dari mereka.

Dia membawa ku ke UKS. Aku duduk disamping ranjang UKS. Exell, alias kakak aku yang tadi bertengkar bersama dia hingga aku terkena pukulannya, kini Ell sedang membawa alkohol. Ell juga membawa kapas ditangan kirinya.

Ell duduk di depanku. Dia mengobati lukaku dengan pelan dan teliti. Dia terus saja mengobati luka diwajahku.

"Ahh... Ishh perih, Ell." Aku meringis kesakitan.

"Hmm."

Inilah kebiasaannya. Jika Ell marah maka Ell akan bersikap sedingin mungkin seperti kutub es. Apa gunanya yaa?? Entahlah.

Lalu aku memegangi pipiku yang lebam dan sudut bibirku yang berdarah. Ell menatap kearah lenganku. Sorot matanya tajam dan dingin.

"Tangan kamu kenapa? Kok merah sama lebam gitu?" Tanyanya dingin.

"Hah?? Gak papa kok, Ell. Ehh ini... Ini digigit nyamuk semalem." Ujar ku berbohong.

"Gak usah boong. Siapa yang lakuin itu sama kamu? Cowok brengsek itu? Hah? Sialan!" Umpat Ell.

EdreaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang