13. Akting Dan Daftar List

13 5 0
                                    

Aku berjalan terburu buru membelah keramaian didepan cafe. Mataku sibuk mencari kehadirannya. Aku pasti telat, ini sudah jam setengah 4. Aku kesiangan. Lagian kenapa aku harus ketiduran sih? Yahh gagal deh usaha ku untuk mengetahui cepat siapa cowok itu. Kakiku agak melemas kini.

"Dateng juga ya? Kirain gak bakal dateng." Ujar Gavin mengejutkan ku. Aku berbalik menatap wajahnya.

"Kamu baru dateng? Kesiangan juga?" Tanya ku polos.

"Kamu itu lucu banget sih. Aku tadi ada di bangku depan, kamu nya aja yang gak liat karena buru buru masuk pengen ketemu aku. Serindu itu kah?" Goda Gavin untuk kesekian kalinya.

"Ishh gausah godain aku bisa gak? Terus aja godain terus sampe rambut aku ini rontok!" Kesal ku membuat Gavin tertawa.

"Nyebelin kan? Udah ahh aku pulang aja!" Marahku.

"Ohh mau pulang? Yakin gak mau solusi dari aku biar kamu cepet tau siapa cowok itu? Yakin gak mau nih? Yaudah sih gak maksa." Rayu Gavin.

Aku mendengus. Membalikan badan dan kembali menghadap kearah Gavin. Gavin tertawa kecil melihat ku yang masih saja cemberut. Gavin berhenti tertawa dan mendekatkan wajahnya dengan wajahku.

"Maafin aku ya? Jangan marah terus nanti aku tambah gemes dan makin gemes pengen godain kamu. Apalagi kalo tuh bibirnya dimaju majuin. Pengen aku cium lagi jadinya." Bisik Gavin diwajahku.

Blush!!!

Pipiku memerah seketika. Kan kan kan? Gavin ngeselin sumpah bikin aku malu terus dan jadi salting gini.

"Ih... Yaudah sana jauh jauh mukanya jangan dideket deketin!" Teriak ku.

"Yaudah ayo masuk. Kita langsung omongin aja masalah ini!" Ajak Gavin yang langsung menarik lenganku.

Aku hanya bisa menurut. Mengikuti kemana Gavin membawaku. Lalu Gavin duduk disalah satu bangku. Aku pun duduk didepan Gavin.

"Sebelumnya aku mau tanya dulu. Gak papa kan?"

Aku mengangguk mengiyakan.

"Kami sama Kenan udah jalan berapa hari?"

Aku tertegun. Maksudnya?

"Aku sama Kenan gak pacaran, Vin!" Rengek ku kesal.

"Ohh salah. Maksud aku kamu sama Kenan udah kenal berapa hari?" Ralat Gavin.

"Ehh baru... 7 hari. Ehh Satu minggu! Kenapa emangnya?"

"7 hari sama 1 minggu itu sama aja."

Aku hanya menyengir lebar.

"Nah selama seminggu kamu pasti tau lah gimana ciri ciri Kenan. Iya kan?"

"Iya sih ada. Terus?"

Gavin menepuk jidatnya. Lalu mendengus kasar.

"Ya coba sebutin fisiknya gimana?"

"Kenan itu rapi, dia lebih tinggi dari aku. Kalo aku sebahu dia. Terus Kenan itu matanya coklat agak kegelapan. Tatapannya teduh dan tegas. Suaranya berat, rambutnya agak gondrong tapi rapi. Itu aja sih kalo gak salah." Cerita ku agak detail.

"Kalo sikap Kenan sama kamu gimana? Kayak cara dia ngomong?"

"Ehh gimana ya? Dia suka nyamber seenaknya, suka motong. Emm... Susah sih kalo aku jelasin. Emang kenapa?"

"Sini aku bisikin."

Gavin pun membisikan semua rencana yang telah ia susun sebelumnya. Aku tersenyum dan manggut-manggut tanda mengerti.

"Gimana? Bagus gak rencana aku?" Tanya Gavin sambil mengangkat kedua alisnya.

"Hmmm.... Bagus kok. Keren, pokoknya aku bakalan lakuin deh." Puji ku membuat senyum Gavin semakin merekah.

EdreaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang