16. Kembar Tapi Tak Sama

6 4 0
                                    

Kantin mulai terlihat ramai, koridor pun tampak penuh dengan siswa siswi yang berlalu lalang. Aku berbelok kearah taman belakang. Sepi. Memang jarang sekali siswa datang kesini hanya untuk sekedar bersantai. Aku duduk dibawah pohon rindang, menghela nafas panjang. Mata ku menerawang jauh keatas sana. Entah apa yang sedang aku lakukan. Aku memainkan anak rambutku yang sempat tertiup angin.

"Edrea!" Seru seseorang.

Aku menoleh kearah tersebut. Lalu mengernyitkan keningku.

"Ngapain lo kesini?" Jawab ku jutek.

Keanu duduk disamping ku. Menatap intens wajahku.

"Emang lo tau siapa gue?"

"Lo itu cowok nyebelin yang ngaku ngaku sebagai Kenan!" Teriakku sarkas.

"Gausah teriak teriak. Gue sumpahin suara lo ilang mau?"

"Bodo. Ngapain sih lo disini, hah? Pergi sana! Ganggu orang aja!"

"Ya terserah gue lah. Ini kan tempat umum!" Timpal Keanu.

"Berisik lo berisik! Jauh jauh sana gausah gangguin gue! Terserah deh lo mau dimana asal jangan gangguin gue."

"Yahh, gak seru dong kalo gue gak gangguin lo!" Ujar Keanu sambil mencolek colek lenganku.

"Keanu!!" Bentak seseorang dari belakang.

Aku dan Keanu refleks menoleh.

"Gausah ganggu Rea bisa kan?" Tanya Kenan tegas.

"Udah balik nih? Gimana? Hati lo udah baikan?" Keanu mengangkat alisnya.

"Kalo lo mau ganggu Rea, hadepin gue dulu!" Ujar Kenan tegas. Wajahnya terlihat dingin.

Kenan menarik lenganku pergi menjauh dari Keanu.

"Iya iya tau kok tau! Beruntung banget ya lo, Rea?! Bisa dilindungin sama seseorang yang sayang sama lo!" Teriak Keanu jelas.

Kenan menoleh dan menyipitkan matanya. Keanu hanya tersenyum. Kenan terus menarik ku entah kemana. Tak lama tibalah aku dan Kenan disebuah tempat yang sunyi namun menenangkan.

"Ngapain kita ke balkon?" Tanya ku.

Kenan hanya berdiri dihadapan ku. Menatap mataku sayu, terlihat guratan kesedihan diwajahnya. Ada apa?

"Kenapa? Ada apa, Ken?" Tanyaku lagi.

Kenan menggenggam tanganku, mengajakku untuk duduk. Setelah itu Kenan menghela nafas panjang.

"Maaf..." Lirih Kenan sendu.

"Kok minta maap, kamu gak salah apa apa kan?"

Kenan menggeleng pelan.

"Aku gak bisa tepatin janji aku. Aku malah pergi gitu aja ninggalin kamu, Rea! Maafin aku? Padahal Exell bener bener berharap sama aku kalo aku bakalan terus jagain kamu, gak akan biarin kamu terluka. Tapi apa? Aku malah ninggalin kamu tanpa alasan. Dan aku tau aku salah, aku bikin kamu khawatir, bikin kamu takut, bikin kamu mikir yang macem macem. Aku..."

Kenan menggantung ucapannya. Matanya berkaca-kaca saat menatapku.

"Aku minta maaf..." Ujar Kenan agak serak.

Tes...

Air matanya menetes membasahi tanganku. Tanpa basa basi lagi aku langsung memeluk Kenan erat. Dia terkejut dengan reaksi yang aku berikan. Kenan pun merengkuhku masuk semakin dalam pada pelukannya yang hangat. Tak terasa bahuku menjadi hangat dan basah. Kenan menangis! Aku mengusap lembut rambut Kenan. Rambutnya begitu halus.

EdreaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang