Hari ini hari Minggu, aku sedang bermalas malasan di apartemen ku. Bosan memang hanya memandangi acara tv yang sama sekali tidak menarik menurutku. Aku pun membawa cemilan dan minuman segar di kulkas. Aku kembali duduk di sofa depan tv.
Bel berbunyi. Padahal baru saja aku duduk. Akhirnya terpaksa aku harus kembali berdiri. Aku membuka pintu apartemen ku. Exell langsung saja masuk tanpa aku suruh. Saat aku ingin menutup pintu, seseorang dari luar menahannya. Aku cukup terkejut.
"Lo? Kok lo ada disini? Ngapain?" Tanyaku yang kembali membuka pintu lebar.
"Aku yang bawa Kenan kesini. Hari ini kamu harus sama Kenan. Kemanapun dan dimana pun. Kamu harus ada dibawah pengawasan dia." Jelas Exell yang membuatku agak jengkel.
Kenan pun masuk tanpa diminta. Benar benar! Keduanya sangat menjengkelkan. Aku memutar bola mataku malas dan menutup pintu. Aku pun duduk di tengah tengah mereka.
"Ell, boleh aku tanya?" Izinku.
"Itu lo udah nanya, ngapain nanya lagi?" Sahut Kenan.
"Diem lo! Gue nanya sama Ell, bukan sama lo." Sungut ku. Kenan pun acuh tak acuh.
"Gak usah teriak teriak, dek. Pusing kakak dengernya!"
Mataku melotot tak percaya. Ada apa ini?
"Ell, kamu baik baik aja kan?? Kok tiba tiba Ell jadi gini? Manggil aku adek sejak kapan?"
"Gak papa, Rea. Cuma iseng aja. Oh iya, tadi kamu tanya apaan?" Exell mulai bertanya.
"Ngapain Ell suruh cowok rese ini jagain aku? Aku bisa jaga diri sendiri, Ell." Protes ku tak suka.
"Bisa jaga diri ya?? Terus kenapa kemarin kamu hampir aja mau dipaksa mesum sama cowok itu, hah? Gimana kalo aku gak datang??" Exell mulai marah.
"Ok, dengerin satu hal ini dulu, please. Aku gak diajak mesum sama dia. Dia nolongin aku, Ell. Dan aku gak bisa kalo harus terus terusan sama cowok super rese ini." Teriak ku.
"Gak! Keputusan aku udah bulat, gak bisa diganggu gugat. Pokoknya Kenan yang bakal jagain kamu sampai nanti. Dan satu hal lagi. Kamu harus sopan sama Kenan. Dia kakel kamu. Dia ketua OSIS juga. Jadi kamu harus jaga sikap sama Kenan. Karena dia lebih tua dari kamu juga. Paham?!" Exell menatapku intens. Aku hanya mengangguk.
Aku mendelik kearah Kenan. Dia tampak tengah mengulum senyumnya itu. Sial! Lagi lagi Kenan membuatku malu. Aku mendengar Exell menghembuskan nafasnya lelah. Aku menatap wajah Exell. Dia menutup matanya sambil menyandarkan tubuhnya di sofa.
"Ell..." Lirih ku, Exell menoleh.
"Apa lagi?" Tanya Exell pelan.
"Kamu capek? Ngantuk ya?? Kamu tidur aja dikamar aku. Gak papa kok Ell." Tawarku.
Exell tersenyum lalu mengusap lembut kepalaku. Entahlah. Nyaman saja rasanya saat Exell mengusap ujung kepalaku seperti ini.
"Aku gak papa, Rea. Kamu disini aja ya sama Kenan? Aku mau pergi dulu. Masih ada urusan."
"Ell. Mau kemana?? Ikut!" Pintaku manja. Ell tersenyum lagi.
"Rea. Kamu gak mau kan bikin aku susah?" Tanya Exell dan otomatis aku menggeleng.
"Nah makanya kamu disini aja sama Kenan. Kalo mau pergi sama Kenan juga. Aku ada urusan penting. Kenan gak bakal apa apain kamu kok." Jelas Exell. Aku terpaksa mengangguk.
"Kenan, gue percaya sama lo. Jaga adek gue baik baik ya? Jangan diapa apain, awas aja lo kalo adek gue lecet sedikit pun. Apalagi sampe terluka. Nyawa lo taruhannya." Exell memperingati nya dengan ucapan nya yang tegas dan tatapannya yang tajam.
Exell pun keluar dari apartemen ku. Kini hanya ada aku dan Kenan, si cowok rese ini.
"Lo tinggal disini sendirian?" Tanya Kenan membuka pembicaraan.
"Iya. Kenapa emang nya? Jangan macem macem lo!" Ujar ku sambil menatapnya ganas. Kenan tertawa kecil.
"Lo tuh ya? Dasar yadong! Pantes aja lo diajak mesum sama Gavin, orang lo nya aja yadong." Ejek Kenan sambil tersenyum miring kearah ku.
"Heh! Gue gak yadong!! Gue bukan yadongers! Dan satu hal lagi, dia gak mesum. Dia nolongin gue." Teriak ku untuk kesekian kalinya dihari Minggu ini. Sungguh menyebalkan!! Kenan tertawa lagi untuk kesekian kalinya.
"Jangan ketawa, dugong! Gue timpuk baru tau rasa lo!"
"Sekali pun gue percaya sama lo, itu gak akan mengubah kenyataannya kalo Gavin itu yadong dan dia lah yang ngajak lo untuk berbuat mesum." Ujar Kenan santai.
"Tu-tunggu! Maksud lo apa?" Aku tak paham.
"Ohh belom tau ya lo? Ok jadi gini." Kenan membenarkan posisi duduknya. Aku pun begitu. Hening untuk beberapa saat. Aku masih menunggu nya tapi dia tetap tak bergeming. Dan yaa emosi ku mulai terpancing lagi.
"Lo jangan bercanda deh! Gue lagi serius nih! Gak usah main main sama gue!" Bentak ku tak sabaran. Kenan hanya tersenyum kecil.
Kenan menghela nafas lalu berdehem.
"Gue gak becanda, gue cuma lagi mikir. Ok. Gini nihh. Saat insiden lo yang waktu itu. Beritanya bener bener cepet banget kesebarnya. Cuma dalam waktu 1 jam aja semua siswa siswi tau tentang insiden lo. Apalagi lo kan yaa... Ekhmmm... Yaa dibilang cantik sama para siswa, tapi menurut gue biasa aja sih. Yaa terus kan yang berantem itu kan termasuk cowok populer disekolah kita. Pertama Abang lo, Exell. Dia termasuk most wanted boy cowok cuek yang pinter nya yaa lumayan. Apalagi dia kan kapten dari tim basket sekolah kita. Terus yang kedua, Gavin. Dia kan mantan anak karate. Yaa dia terkenal banget lah dengan ketegasan nya itu. Dia itu termasuk cowok berandalan dan juga playboy. Terus... Emmm... Udah sih yaa?? Hehe! Cuma segitu."
"Dan satu hal lagi. Kronologis kejadian nya itu lo sebagai korban dan tersangka nya itu Gavin, sedangkan Abang lo Exell dia sebagai pahlawan. Itu yang ada dimata para siswa siswi disekolah kita." Cerita Kenan panjang kali lebar itu yang membuat agak sedikit kebingungan.
"Gue bakal ungkapin ceritaa yang sebenarnya, jadi gak bakal ada yang merasa dirugikan."
"Emang bisa?? Haha ngakak gue denger lo ngomong kayak gitu." Tawa Kenan.
Aku pun melempar bantal sofa kepada Kenan. Dan ya... Tepat sasaran dan mendarat di wajah Kenan. Kenan berhenti tertawa. Dia menatapku lalu menyeringai. Tanpa aba aba lagi aku langsung berlari dan Kenan pun mengejarku. Aku terus memutar. Ya ampunn larinya cepat sekali. Aku tersandung dan jatuh disofa. Kenan menangkap ku. Dia mencengkeram lenganku erat. Dia ada diatasku. Mata biru cerahnya menatapku dalam. Matanya benar benar cerah.
Apa ini?? Situasi apa ini?? Keringatku keluar, mataku terkunci hanya padanya. Lidahku kelu. Aku pun tak bisa bergerak. Sial! Aku kenapa??
Kenan meniup wajahku keras lalu tertawa. Dia melepaskan cengkraman nya.
"Lo lucu banget sumpah. Wajah lo itu anjir.... Hahaha..." Kenan tertawa terbahak bahak.
"Bangsat! Gak usah ketawa, gak lucu." Ujar ku sambil menjitak kepalanya keras. Dia meringis.
"Lo jangan galak galak. Sukur aja tadi gak gue apa apain. Awas aja kalo masih galak. Gue cium lo ntar." Ujarnya sambil menyeringai lagi.
•••••
Mungkin part ini agak pendek, maapin yaa yaa yaa😂
Jangan lupa vote and comment nya yaa guys😉 satu vote dan comment kalian sangat berharga buat aku😊Thanks yaa😘
-Fira❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
Edrea
RandomSeorang gadis remaja SMA yang menjalani hidupnya dengan bahagia. Semuanya terlihat baik dan berjalan lancar. Hingga suatu saat dia bertemu dengan para cowok rese dan menyebalkan. Namun dia tetap menjalani hidupnya dengan senang hati. Hingga suatu sa...