10. Berubah 1

7 5 0
                                    

Siang ini aku berlari kesana kemari. Dari koridor satu menuju koridor lainnya. Tapi yang kucari tidak ada. Kemana dia? Aku pun mencari ketaman depan, tetap tidak ada. Lalu ketaman belakang. Tidak ada juga. Dimana Kenan?? Aku pun mencoba mencari keatas balkon. Dan akhirnya aku menemukan Kenan.

"Aku capek tau cariin kamu, ehh tau taunya kamu malah asik sendiri disini! Lagi ngapain sih?" Tanyaku.

Kenan menatap mataku intens.

"Diem!"

"Kamu nyuruh aku diem?"

"Enggak!"

"Terus tadi apaan?"

"Lo berisik banget sih!" Teriak Kenan.

"Kok kamu gitu sih?"

Kenan menatapku lagi lalu mengacak rambutnya.

"Jangan bikin aku emosi. Lagi gak mau becanda!"

"Ishh jutek amat mas, kenapa? Lagi bad mood ya?"

"Hmm.."

"Udah kayak Nisa sabyan aja lo!" Tawa ku.

Kenan memperhatikan ku yang terus tertawa. Tak lama bel berbunyi. Kenan bangkit dari duduknya.

"Aku duluan ke kelas, bye!" Ujarnya singkat sambil meninggalkan ku begitu saja.

"Ada apa sih sama Kenan? Kemarin aja sikapnya manis banget, giliran sekarang berubah 360° jadi jutek. Cepet banget berubahnya!" Kesal ku.

Aku menjadi malas untuk mengikuti pelajaran hari ini. Aku pun memilih untuk berdiam diri disini. Mengingat kembali kejadian manis kemarin bersama Kenan.

~~~~~

Siang ini Kenan mengunjungi apartemen ku. Kau tahu? Sikapnya kembali seperti semula. Dia kembali hangat dan... Menjengkelkan. Tapi aku lebih suka Kenan yang seperti ini, rese. Daripada Kenan yang dingin dan diam dalam seribu bahasa. Kenan mengajak ku kesebuah tempat yang indah. Seperti sebuah danau yang dikelilingi oleh bunga bunga yang mekar. Indah.

Aku berlari kesana kemari, menerpa semua bunga yang ada. Aku senang, aku bahagia. Aku suka. Kenan tersenyum hangat melihat tingkah ku yang seperti anak kecil ini. Sesekali aku pun tersenyum kearahnya juga.

Kenan melambaikan tangannya keatas. Lalu menyuruhku untuk menghampirinya. Aku pun mendekat.

"Nih minum. Kamu kan abis lari lari, pasti capek." Ujar Kenan memberikan sebotol air mineral.

"Buat aku?"

"Iya, buat kamu. Ayo minum. Capek kan?"

Aku menggangguk lalu mengambil botol dari tangannya. Aku pun segera meneguknya habis. Yaa! Aku benar benar capek dan haus. Ahh Kenan perhatian. Aku lalu menatapnya dalam. Matanya... Pupil matanya membesar. Kenan tersenyum lagi. Dan entah kenapa aku ikut tersenyum.

"Kamu mau makan?" Tawar Kenan.

"Dimana? Disini emang ada cafe?" Tanyaku. Kenan terkekeh kecil.

"Aku udah siapin, ayo!"

Kenan menarik tanganku lembut. Aku hanya mengikuti kemana Kenan membawaku. Sesekali Kenan berlari kecil untuk mempercepat langkahnya. Aku hanya bisa mengekorinya. Tak bisa bertanya kemana Kenan membawaku. Lidah ku terlalu kelu kali ini.

"Ayo duduk! Ehh kamu mau apa? Dessert? Atau apa?" Tanya Kenan sambil memapah ku untuk duduk disebuah tikar yang tergelar dengan rapi. Aku pun duduk.

EdreaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang