Jam istirahat masih tersisa 10 menit lagi. Aku hanya duduk melamun dikelas ku. Mereka bertiga mungkin masih sibuk dengan urusannya masing masing. Aku hanya menopang dagu sambil memutar bola mataku malas dan mengetuk ngetuk meja dengan jemariku.
Tak lama Delia datang menghampiri ku. Aku hanya menatapnya asal asalan.
"Rea, ada yang nyariin lo tuh didepan kelas. Samperin sana, berisik tau ngomel mulu dari tadi nyuruh nyuruh gue buat panggilin lo." Cerocos Delia sambil cemberut.
"Siapa? Suruh aja dia masuk. Mager gue." Jawabku.
"Yaudah deh. Gue suruh kesini."
Delia pergi keluar kelas lagi. Tak lama terlihat seorang cowok ceking datang mendekat ke arahku.
"Halo, Rea. Kamu lagi ngapain? Kok gak kekantin?" Tanya Gavin.
"Hmm... Gak papa, mager aja. Ada apa?"
"Gak ada apa apa sih. Ehh btw kamu nanti pulang bareng aku gimana?" Tawar Gavin.
Aku ingin menolak namun tiba tiba muncul sebuah ide didalam pikiran ku untuk menghindari si cowok rese itu.
"Pulang bareng kamu? Yaudah aku mau." Aku menerimanya dengan tersenyum.
Gavin pun otomatis ikut tersenyum juga padaku.
"Serius nih? Ehh ok deh. Nanti aku tunggu kamu didepan kelas ya? Jangan kemana mana loh."
"Iya iya gak akan kemana mana kok. Oh iya. Aku mau bilang maaf ya sama kamu soal waktu itu ditaman."
"Ngapain minta maaf? Emang kamu salah apaan?"
"Kan waktu itu Exell pukulin kamu sampai babak belur. Aku minta maaf banget." Sesalku. Gavin mengelus lembut tanganku.
"Gak papa, Rea. Kamu gak salah. Lagian kan aku juga udah maafin kamu. Namanya juga kecelakaan. Udah ya gak usah dibahas lagi?"
Aku mengangguk dan tersenyum.
"Thanks, Gavin. Kamu emang baik."
Lalu bel pun berbunyi, tanda bahwa jam istirahat sudah selesai. Semua siswa siswi pun masuk kedalam kelasnya masing masing. Begitupun dengan Gavin, dia tersenyum padaku sambil melambaikan tangannya.
Vina yang melihat Gavin keluar dari kelasnya dan tahu bahwa Gavin habis duduk didepan ku, Vina pun segera berlari ke arahku.
"Ehh ehh tadi Gavin abis ngapain sama lo?" Tanya Vina.
"Gak papa, dia cuman ngajak gue pulang bareng." Jawabku santai. Vina terkejut.
"What? Serius lo? Sejak kapan lo jadi deket dan suka sama cowok playboy gitu?"
"Hah? Emangnya kapan gue bilang kalo gue suka sama Gavin? Lagian gue sama Gavin cuma temenan kok." Elak ku.
"Yaudah deh terserahh lo aja yaa? Gue gak ngelarang lo sama siapapun. Tapi inget, kalo lo udah jadian jangan lupa bilang ya sama gue? Pj nya juga jangan lupa." Cengir Vina. Rea pun menoyor kepala Vina.
~~~~~
Kenan masih berdiri menunggu didepan pintu. Kenan mengetuk ngetuk sepatunya itu kelantai. Matanya terus menatap kearah pintu itu, tangannya sengaja dimasukin kedalam saku celananya. Terus saja seperti itu tidak ada bosannya. Akhirnya Kenan menyenderkan tubuhnya pada tembok yang disamping pintu. Kenan menghela nafas.
Pintu terbuka lebar, seorang guru baru saja keluar sehabis mengajar dan itu membuat Kenan terkejut. Disusul oleh para siswa siswi yang mulai berhamburan satu persatu. Kenan mencekal lengan ku saat aku melewatinya. Vina, Rere, dan Puja pun sontak menoleh ke arahku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Edrea
RandomSeorang gadis remaja SMA yang menjalani hidupnya dengan bahagia. Semuanya terlihat baik dan berjalan lancar. Hingga suatu saat dia bertemu dengan para cowok rese dan menyebalkan. Namun dia tetap menjalani hidupnya dengan senang hati. Hingga suatu sa...