11. Tertampar akan kenyataan

288 24 3
                                    

"Kenyataan sangat pahit untuk berbaur didalam kehidupan nyata, menerima, menjalankannya, bersabar, itulah yang harusnya diterapkan walau kadang tak terbiasa," - Danial putra pratama

Ada seseorang yang mengetuk pintu kamar namira membuat gadis itu menyimpan buku diarynya dan bergegas membuka pintu itu.

"Untung kamu udah pulang" Suara itu terdengar dari sosok depan pintu kamar gadis itu.

"Iya ma" Balasnya singkat dengan sedikit senyuman.

"Maaf ya sayang buat kamu nunggu" Jelasnya dengan rasa bersalah.

"Iya ma lagian juga namira udah pulangkan sekarang," Mencoba menerangkannya pada sang mama.

"Siapa yang anterin kamu pulang??" Tanya sang mama pada gadis bungsu itu.

"Temen ma" Jawabnya gugup yang terlihat jelas dari mata coklat milik gadis itu. Sementara tiana hanya tersenyum melihat kegugupan anaknya itu saat ia menanyakan hal itu tadi.

Pagi hari yang tak terlalu cerah membuat danial bersiap-siap berangkat sekolah Saat ia hendak berangkat pintu kamar sang mama terbuka membuat lelaki itu menuju kearah ruangan itu. Rianti yang sedang menangis sambil memegang sebuah foto ditangannya

"Mama" Lirih danial dengan air mata.

"Danial kamu ngga sekolah?" Jawab sang mama lalu meletakkan kembali foto itu dan membersihkan airmatanya.

"Gimana keadaan mama sekarang" Tanya lelaki itu dengan cemas.

"Alhamdulillah mulai membaik sayang" Balas tari lalu mengusap kepala anak sulungnya itu. Sementara danial hanya tersenyum mendengar ucapan tari tadi.

Suasana sekolah yang tak terlalu ramai karna banyak siswa yang belum datang. Namira berjalan menelusuri koridor sekolah dengan tatapan aneh dari orang-orang yang ada disana entahlah kenapa?. Hal itu membuat namira bingung saja.

"Namiraaa" Suara berat itu datang dari aldan cowok itu datang sepagi ini entah kenapa.

"Apa?" Jawab namira sedikit bingung.

"Lo kemarin dianter pulang sama danial?" Tanya aldan blak-blakkan. Gadis itu terkejut mendengarnya tahu dari mana dia??.

"Kapan?" Tanya namira balik.

"Malam minggu itu" Balas aldan meyakinkannya.

"Btw lo tahu dari siapa?" Tanya namira lagi sedikit bingung.

"lo ngga tau lo jadi topik satu sekolah karna berita itu tadi coba cek disosmed lo" Jawab si aldan mencoba menjelaskan pada namira.

Namira pun membuka sosmednya dan benar saat ini ia menjadi topik satu sekolah. Pantas saja tatapan orang-orang itu tadi berbeda pada namira.

"NAMIRAAAA!!!!!" Teriakkan itu datang dari dinda yang baru saja masuk kekelas.

"Woi santuy neng dinda telinga abang mau rusak lo ini" Balas aldan dan sambil merayu dinda.

"Apasihh jijik gue" Sahut dinda dengan wajah jijiknya.

Sementara namira hanya menggelengkan kepala melihat kedua mahluk itu.

"Ra serius lo dianter sama ka danial?" Tanya dinda serius dengan rasa keponya itu.

"Hemm" Jawab namira singkat.

"Gilaaa ra lo jadi topik satu sekolah" Balas dinda tak percaya.

"Udah tau" Jawab namira cuek.

"Bahkan ni ra ada yang bilang best couple tau" Oceh dinda. Sementara namira hanya menatap kosong temannya itu.

Dikelas danial tak terlalu ramai mungkin karna ada beberapa siswa yang belum datang. Danial yang datang dikelas sudah diberi pertanyaan saja oleh salah satu temannya.

Damira (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang