15. Perasaan Yang Tak Berubah

271 24 0
                                    


Bagaimana bisa aku berlama-lama dalam rasa luka jika setiap kali aku melihatmu jantungku selalu berdegup kencang bahkan saat pandangan kita bertemu aku bahkan terkunci dalam indahnya tatapanmu.

- Namira Azzahra

  Namira sangat berharap lelaki itu akan meminta maaf padanya tapi sudahlah itu adalah hal yang mustahil. Biarkanlah ia menjadi kawanan tentang luka sekarang.

Rasa sesal yang datang dalam diri lelaki itu mengapa ia melakukan hal yang membuat gadis itu menangis. Padahal niat gadis itu baik kenapa rasa gengsi dan ego selalu mengalahkan hatinya. Hanya karna takut akan suatu saat nanti gadis itu jatuh cinta padanya ah sial!! Kali ini danial percaya diri terlalu tinggi. Ia pun membuka galeri di handphonenya terlihat sosok perempuan yang ada di galeri itu.

"Gue belum bisa ngelupain lo" Lirih danial dengan nada menggetar ketika melihat foto seorang gadis yang tengah tersenyum di foto itu bersama dirinya.

"Sampai kapan lo nunggu dia terus" Suara ali yang tiba-tiba ada di sampingnya.

"Ngga tau" Ucap danial tak yakin.

"Saran gue sekali-kali lo liat ke belakang mungkin ada yang care sama lo" Ucap sakti lalu menepuk pundak lelaki dihadapannya itu.

"Lo hidup untuk masa depan bukan terus-menerus tentang masa lalu" Sambung ali menatap kearah lelaki itu.

"Gue terlalu sayang sama dia" Lirih danial dengan perasaan tak yakin.

"Serah lo sih tapi kita cuma nyaranin aja keputusan ada ditangan lo" Balas sakti lalu beranjak pergi menuju tempat duduknya.

                                   🌱🌱🌱

Namira menghempaskan dirinya kekasur tempat favoritenya itu. Dada yang berasa begitu sesak dan pikiran yang masih teringat akan hal kejadian beberapa saat yang lalu. Memang benar bahwa namira sudah benar-benar mencintai lelaki itu bahkan rasa kecewa yang datang beberapa saat lalu perlahan memudar akan rasa tulusnya. Ia bahkan tak memikirkan perasaannya untuk kedepannya.

"Namira kata bunda udah lo kasih?" Tiba-tiba suara ka tari kaka perempuannya namira datang kekamar gadis itu.

"Kasih apaan??" Jawabnya sedikit bingung.

"Itu kue yang bunda suruh ngasih" Jelas tari membuat namira terpaksa berbohong.

"Oooh itu udah" Jawab namira ia terpaksa berbohong tak apa-apakan jika berbohong demi kebaikan.

"Yaudah" Balas tari lalu pergi dari kamar namira.

Namira tak ingin mengecewakan bundanya
Karna bundanya sangat tulus memberikan kue itu pada lelaki itu.

Namun lelaki itu malah menghancurkannya biarlah tak apa. Ia mencoba berpositif thingking pada lelaki itu.

"Maafin namira ma" Lirih namira dengan nada merendah ia terpaksa berbongon demi menjaga perasaan bundanya.

Matahari pun keluar dari tempat persembunyiannya. Dengan cara yang menerangi bumi dan suasana sekolah yang terbilang ramai entahlah kenapa jam seperti ini sudah banyak murid yang bedatangan.

"Baby, I'm dancing in the dark with you between my arms. Barefoot on the grass, listening to our favorite song" Suara itu datang dari aldan lelaki yang paling berisik dikelas namira. Ia bernyanyi walau suaranya tak terlalu bagus.

"When you said you looked a mess, I whispered underneath my breath but you heard it, darling, you look perfect tonight" Sambungnya lalu ada tangan yang sedang menjitak kepalanya

Damira (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang