13. Pemilik Pesona Itu

271 22 1
                                    

"Sayang" Panggil tiana pada anak bungsunya

"Kamu bisa bantuin bun?" Tanyanya membuat namira turun ke lantai bawah. Dengan mata yang mengarah ke handphone dan earphone yang terpasang dikedua telinganya.

"Bunda mau bikin kue cookies kamu mau bantu?" Tanya tiana lagi membuat namira melepaskan earphone dari telinganya.

"Mau-mau bun" Sahutnya dengan cepat.

"Jangan mau bun nanti kuenya ngga enak lagi" Suara itu datang dari tari kaka perempuan atau kaka sulung namira.

"Eh ka tari udah pulang ko bunda ngga bilang" Tanya namira dengan semangat lalu gadis itu memeluk erat tubuh kaka sulungnya itu.

"Ka bang tara mana?" Tanya namira dalam pelukan kakanya itu.

"Minggu depan pasti balik ko" Jawab kakanya lalu mengusap kepala adik perempuannya itu.

  Namira punya kaka dua kakanya kembar sepasang gitu. Nama kedua kakanya itu yang pertama tari anandia putri dan yang kedua tara ananda turansyah. Jadi selisih umur kakanya dengan dirinya itu sekitar 6 tahun. Namira ingin sekali semua anggota keluarganya lengkap hanya saja ayahnya yang selalu keluar kota karna urusan pekerjaaan .Tapi sudahlah kini ia tak lagi merasa kesepian.

"Yaudah kaka mau ganti baju dulu ya nanti kita cerita bareng lagi" Ucap sang kaka pada adik bungsunya itu.

"Yaudah sana bau tau" Ledek namira membuat sang kaka mencubit gemas hidung mancung milik adiknya itu.

Namira dan sang mama membuat kue cookies
Namira yang membuat cookies berbentuk love
Dan sang mama hanya geleng-geleng kepala melihat kelakuan putrinya itu.

"Bun ko banyak si buatnya emang buat siapa?" Tanya namira bingung.

"Buat kita makan aja oh ya nanti bagi keteman-teman kamu sekalian buat orang yang udah bantuin kamu pulang kemarin" Jawab bundanya membuat namira semakin bingung dengan kalimat akhir yang diucapkan sang mama itu.

"Maksud bunda?" Tanyanya sedikit bingung.

"Bundaa ngga tau yang anter kamu pulang malam minggu kemarin siapa tapi mama mau berterimakasih aja sama dia karna udah mau anterin putri bunda ini siapapun dia mama sangattt berterimakasih" Balas sang mama panjang lebar.

"Yaudah nanti namira kasih ke dia" Ucap namira dengan nada menggetar.

                                🍁  🍁  🍁

Pagi telah tiba akhirnya mentari bercahaya lagi
Namira yang bersiap-siap untuk pergi kesekolah dengan berjalan kaki. Suasana angin yang sejuk diiringi dengan cahaya mentari pagi hari.

Ia pun tiba disekolah dengan berjalan kaki melewati koridor untuk menuju kelasnya. Letak kelas anak X ipa1 terletak dilantai atas. Namira bingung bagaimana caranya memberi kue cookies itu pada danial. Belum dikasih kue itu ia sudah panas dingin saja bahkan jantungnya kini tak karuan.

"Pagi hari menanti dinda
I love you bidadari tercinta" Suara itu datang dari aldan lelaki yang mengikuti dinda dari belakang yang sambil melantunkan pantunnya.

"Baru juga pagi udah ada mahluk ini aja" Oceh dinda yang terlihat begitu kesal.

"Jangan gitu nanti kamu tambah cinta sama aku" Jawab aldan percaya diri.

"Sinting kali gue suka sama lo" Balas dinda tak terima.

"Woii udah dong telinga gue ini udah muak dengerin lo berdua debat terus" Sahut alissa yang prustasi melihat kedua pasang mahluk itu.

Namira hanya menggelengkan kepalanya melihat sahabat satunya itu yang selalu berdebat dengan aldan.

"Eh ra ngelamun aja" Ucap dinda yang heran melihat sahabatnya satu ini.

Damira (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang