39. Titik Temu

131 15 2
                                    

Hai semua aku cuma mau bilang kalau ini baru banget jadi kalau ada typo kasih tau yaa soalnya belum aku cek ulang hehe. Yuk ramein.

Warning⚠️
sebelum atau sesudah kalian baca mohon banget di kasih vote yaa, itu yang bintang hehe. Karna satu vote dari kalian sangat berarti buat aku untuk kedepannya. Terimakasih banyak

*Happy Reading*

******

"aku lebih baik memendamnya sendirian daripada orang lain tahu karena kebanyakan diantaranya hanya sebatas ingin tahu bukan peduli,"  - Namira Azzahra.

----------

"lo pantas bahagia seperti mereka dan lo pantas dicintai oleh orang-orang dan lo pantas dan berhak atas itu semua,"

"gua akan selalu ada kapanpun lo membutuhkan gue, jika yang lain menjauhimu sekarang maka aku yang akan mendekatimu,"ucap arga dengan panjang lebar.

----------

Namira melangkah lesu saat masuk kedalam kelas, istirahat sudah selesai mau tak mau ia harus masuk kedalam kelas. Jika dulu ia bersemangat untuk sekolah mungkin sekarang semangat itu sudah ditelan bumi. Gadis itu duduk sendirian di pojok kelas. Semua penghuni disana asik bercanda ria dengan teman duduknya. Berbeda dengan namira, gadis itu hanya menatap lesu kearah teman-temannya.

Tak sedikit teman namira yang menyinggungnya. Banyak dari mereka yang menyinggung gadis itu, seperti halnya.

"kasian ngga ada teman,"

"salah dia sendiri sih,"

"dasar munafik,"

"tampang doang polos,"

"ganjen banget sii jadi cewe,"

"kemana-mana nempel eww,"

Kurang lebih seperti itulah yang dilontarkan teman-teman gadis itu. Namira hanya diam dan mencoba untuk tidak peduli . Ia mencoba menyakini dirinya sendiri jika semuanya pasti akan baik-baik saja. Lamunan gadis itu buyar ketika guru pada jam pelajaran itu datang.

"selamat pagi anak-anak,"sapa guru.

"pagi bu,"jawab murid-murid.

"ibu langsung saja, jadi hari ini ibu mau kalian memilih kelompok karna ibu mau kalian membuat kerajinan tangan," jelas sang guru.

"berarti pilih sendiri kan bu?"tanya dinda.

"iyaa,"

Saat yang lain sudah menemukan anggota kelompoknya, namira hanya diam dan tak berkutik. Gadis itu bingung mau sepertin apa. Teman-temannya yang lain sudah menemukan anggota kelompoknya masing-masing.

"kasian ngga punya kelompok," ucap salah satu teman sekelas namira.

"sifat dia yang kaya gitu mana ada yang mau temenan sama dia,"jawab dinda.

"kayanya orang kek dia ngga cocok deh ada dikelas kita," jawab seorang teman laki-laki namira.

"kan seharusnya sampah harus bertemu dengan sampah," ucap yang lain.

Namira memasang aerphone ketelinganya. Gadis itu memutar musik dengan volume yang tinggi. Agar tidak mendengar dengan jelas perkataan teman-temannya itu.

"heii,"sapa seseorang seraya menepuk pundaknya.

"eeh?"ucap namira bingung saat ada orang yang mengajaknya bicara.

Damira (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang