"Jinu! Berangkat sekolah bareng yuk!" teriak Dohyun dengan suara 30 oktaf nya.
"Woi gorbon! Telinga aku berdengung ini!" keluh Dongpyo yang suaranya tak kalah cemprengnya dari Dohyun. Dohyun hanya cemberut aja.
"Jinu!" Panggil ketiga anak itu.
Tak lama, Jinhyuk keluar dari rumah dan menghampiri ketiga anak SMP yang bentar lagi jadi anak SMA itu.
"Pagi kak Jinhyuk!" Seru ketiga anak itu.
"Pagi juga. Mau jemput Jinu ya?" Mereka mengangguk sebagai jawaban dari pertanyaan Jinhyuk.
"Maaf ya, Jinu hari ini gak bisa berangkat sekolah dulu."
"Yah, kenapa kak?" -Dohyun
"Jinu nya lagi sakit gegara kemaren itu."
"Jinu sakit apa kak?" -Dongpyo
"Sakitnya parah gak kak?" -Hyungjun
Jinhyuk bingung sendiri menjawab pertanyaan dari Dongpyo dan Hyungjun. Takutnya mereka bocor ke Jinwoo kalo ngasih tau yang sebenarnya.
"Jinu kena anemia kok. Cuma sekarang dia butuh istirahat aja," Kata Jinhyuk.
Terpaksa boong lagi kan. Anak kecil ini. -Jinhyuk
"Ya udah kak. Ntar kita absenin dia buku absensi," kata Dongpyo.
"Iya kak. Kita duluan ya. Cepet sembuh buat Jinu!"
Mereka sampai di rumah sakit. Jinwoo kembali di periksa seperti kemarin. Tapi kali ini, Jinwoo disarankan untuk di rawat inap.
Selang infus sudah terpasang di tangan kanan Jinwoo. Jinwoo sendiri bingung. Dia kena anemia tapi kenapa harus di rawat inap? Padahal setau dia, penderita anemia itu gak perlu di rawat inap.
"Bapak bisa ke bagian administrasi sekarang. Setelah administrasi selesai, kami akan siapkan ruangan untuk Jinwoo," kata suster yang merupakan asisten sang dokter. Jinhyuk mengangguk dan berjalan keluar ruangan untuk mengurus administrasi.
Jinwoo masih di ruang pemeriksaan. Dia hanya menatap langit-langit ruangan bernuansa putih tulang itu.
Setelah mengurus administrasi, Jinwoo kemudian di pindahkan keruang VIP anak. Jinwoo cuma diem aja. Gak ngomong apa-apa.
"Jinu, aku mau pulang dulu ya," kata Jinhyuk.
"Ngapain?"
"Ambil baju buat kamu sama aku. Bentar aja ya. Gapapa kan sendirian disini?" Jinwoo akhirnya mengangguk dan Jinhyuk mengusap kepala Jinwoo dengan sayang.
"Kalo ngantuk, bobo aja. Jinwoo harus istirahat." Jinwoo mengangguk lagi dan mulai memejamkan matanya.
Jinhyuk hanya menatap adiknya itu dengan iba. Kasihan Jinwoo harus merasakan rasa sakit di tubuhnya.
Bukan rasa sakit sebenarnya, tapi sebuah penyakit yang akan merenggut nyawanya. Dan juga, leukimia stadium 4 itu bukanlah penyakit sepele.
Jinhyuk keluar dari ruangan itu dan pergi ke parkiran.
Di tengah perjalanan, dia berpapasan dengan Vebby, teman satu prodi nya di kampus. Gadis berhijab yang membuat Jinhyuk jatuh hati.
"Hei, Jinhyuk."
"Eh, Veb." Vebby tersenyum. "Ngapain?"
"Ini, sepupu aku ada yang sakit. Ini aja abis beli makan." Jinhyuk mengangguk.
"Dan, ngapain kamu disini?" Tanya Vebby.
"Adek aku dirawat disini, Veb."
"Ya Allah, Jinu sakit?" Jinhyuk mengangguk. "Sakit apa?"
"Leukimia, Veb. Stadium 4."
Vebby tercengang mendengar apa yang dikatakan Jinhyuk barusan. "Ya Allah, anak sekecil Jinu kena leukimia stadium 4? Ya Allah.."
"Aku juga udah bingung mau bagaimana lagi. Aku gak mau kehilangan dia. Adek satu-satunya buat aku," kata Jinhyuk lirih.
"Kamu pulang aja dulu. Jinu biar aku yang jagain."
"Nggak, jangan. Aku gak mau ngerepotin kamu."
"Gapapa. Lagian Jinu udah aku anggap adek kok." Jinhyuk tersenyum hangat pada Vebby.
"Hm, yaudah deh kalo kamu mau jagain Jinu. Makasih ya. Dia di ruang VIP anak no.3"
"Lantai 7 kan?"
"Iya. Kamu langsung aja kesana. Aku pulang dulu."
Vebby kini ada di depan ruangan dimana Jinwoo berada. Vebby mulai mengetuk pintu, tapi tidak ada yang nyaut. Akhirnya Vebby masuk ke dalam ruangan dan mendapati Jinwoo tengah tertidur pulas.
Vebby secara berhati-hati dengan cara jalannya agar Jinwoo tidak terbangun dari tidurnya.
Vebby menarik salah satu kursi yang ada di dekat bangsal dan duduk di kursi itu. Menatap Jinwoo yang tengah tertidur pulas dengan wajah polosnya.
Jinwoo dari luar memang terlihat sehat-sehat aja. Tapi di dalamnya, ada suatu penyakit mematikan yang siap untuk menggerogoti tubuhnya.
Vebby menggenggam tangan Jinwoo lembut. Mengusap punggung tangan anak itu dengan ibu jarinya. Vebby menahan air matanya agar tidak keluar. Padahal ia ingin sekali menangis melihat Jinwoo seperti ini.
"Yang kuat ya, dek. Aku yakin, kamu bisa sembuh. Fighting."
9 Juli 2019
Inilah visual Vebby👇🏻
Cantik ye kan? Pantes aja Jinhyuk kecantol orang cantik beut begonoh :)
Always stay with Jinwoo
KAMU SEDANG MEMBACA
Call Me To Heaven - Lee Jinwoo[✔️]
Fanfiction"Anak seumuran Jinwoo tuh masih terlalu kecil buat ngerasain sakit yang luar biasa ini." Jinwoo Arkasena, siswa SMP kelas 3. 14 tahun. Leukimia stadium 4. Start : 6 Juli 2019 Finish : 28 September 2019 ____________________________________ abel -2019