"Mau ngapain kalian?" tanya Jinhyuk kepada teman-temannya.
"Mau ikut liat Jinu lah," kata Byungchan.
"Iya. Masa si Seungyoun boleh kita kaga si," timpal Kookheon. Seungyoun cuma diam. Lagi gak kerasukan setan bobrok dia.
"Jangan pilih kasih lu sama temen." -Sejin
"Kita juga udah anggap Jinu sebagai adek kok." -Yuvin
"Masa adek sendiri gak boleh dijenguk si? Curang lu." -Wooseok
Jinhyuk memijat pangkal hidungnya. "Oke oke, kalian boleh ikut." Teman-temannya bersorak kegirangan. Membuat mahasiswa lain yang masih di area kampus, menatap mereka keheranan.
"Tapi!"
"Tapi?"
"Kalian gak boleh ngerusuh, oke." Mereka (kecuali Seungyoun dan Vebby) mengacungkan jempol tanda setuju.
Sesampainya di rumah sakit, Jinhyuk mengetuk pintu ruangan tempat Jinwoo dirawat. "Assalamu'alaikum."
"Wa'alaikumssalam," jawab orang di dalam. Jinhyuk mengenal suara itu dan sesegera mungkin membuka pintu ruangan itu.
Jinhyuk terkejut siapa yang datang menjenguk. Ayah dan ibunya. Jinhyuk langsung menghampiri kedua orangtuanya dan memeluknya erat.
"Ayah, Ibu. Aku kangen kalian," kata Jinhyuk yang masih memeluk ayah dan ibunya sambil menangis.
Tentu saja, sudah hampir tiga tahun kedua orangtuanya tidak datang berkunjung ke Karawang untuk mengunjungi Jinhyuk dan Jinwoo.
"Ayah sama Ibu juga kangen kalian berdua," kata Ibu.
Jinhyuk melepaskan pelukannya dan menatap bergiliran ayah dan ibunya. "Kenapa ngedadak banget kesininya?" tanya Jinhyuk.
"Sengaja biar surprise," kata Ibu.
"Iya kak, Jinu aja kaget wkwk," kata Jinwoo sambil terkekeh. Jinhyuk tertawa pelan melihat adiknya yang sekarang sudah banyak tingkah.
"Oh iya. Ayah, Ibu, aku bawa temen-temen aku dari kampus. Kookheon, Sejin, Yuvin, Wooseok, Byungchan, Seungyoun, dan Vebby," kata Jinhyuk memperkenalkan teman-temannya kepada orangtuanya.
"Salam kenal Om, Tante," kata mereka bertujuh serempak.
"Salam kenal juga kalian. Makasih ya udah mau temenan sama Jinhyuk," kata Ibu.
"Iya sama-sama, Tante. Kita malah seneng banget bisa temenan sama Jinhyuk," kata Seungyoun.
"Adeknya lucu banget sih kita jadi sayang," kata Byungchan yang membuat semua orang disana tertawa.
"Kak Byungchan bisa aja deh haha," kata Jinwoo yang kini tengah duduk bersandar pada sandaran bangsal dengan bantal sebagai pelindung punggungnya agar tidak sakit.
"Eh iya, aku bawa ini nih buat Jinu." Seungyoun berjalan kearah Jinwoo dan memberikan sebuah kotak pada Jinwoo. Sebuah Gundam. Gundam original.
"WIIIHHH GUNDAM! Yang original nya lagi. Makasih banyak ya, Kak Seungyoun!" seru Jinwoo bahagia.
Seungyoun mengusak rambut Jinwoo dengan gemas. "Sama-sama dek, hehe. Itu hadiah dari aku biar kamu semangat buat sembuh," kata Seungyoun.
"Iya kak. Aku bakal berjuang buat sembuh," kata Jinwoo dengan senyuman manisnya.
Kookheon juga mengeluarkan sesuatu dari tasnya. "Nih, kamu suka mobil Tamiya kan? Abang beliin nih khusus buat Jinu, adek Abang yang tersayang," kata Kookheon sambil memberikan kotak mobil Tamiya pada Jinwoo.
KAMU SEDANG MEMBACA
Call Me To Heaven - Lee Jinwoo[✔️]
Fanfiction"Anak seumuran Jinwoo tuh masih terlalu kecil buat ngerasain sakit yang luar biasa ini." Jinwoo Arkasena, siswa SMP kelas 3. 14 tahun. Leukimia stadium 4. Start : 6 Juli 2019 Finish : 28 September 2019 ____________________________________ abel -2019