Satu bulan berlalu. Sekarang sudah awal April yang artinya, sebentar lagi ujian sekolah akan dimulai.
Jinwoo mengikuti semua pelajaran yang di ujian praktekkan. Jinwoo mendapat nilai sempurna di mata pelajaran IPA dengan menyusun dinamo listrik menggunakan dinamo mobil Tamiya.
Dan beruntungnya, Jinhyuk senantiasa membantu Jinwoo dalam merangkai dinamo listrik itu.
Selain IPA, Jinwoo juga mendapat nilai bagus di mata pelajaran tata busana dengan membuat gorden dan menggunakan pola jahit sulaman yang sudah ia pelajari saat kelas 7.
Bagaimana tidak, isi kelompoknya saja ada Dongpyo, Hyungjun, Hanbi, Dita, dan dirinya sendiri. Keempat teman kelompoknya itu jago menyulam.
Hanya saja, Jinwoo tidak ikut uprak mata pelajaran olahraga : lari estafet, voli, basket, dan renang. Tapi nilainya disamakan dengan teman-temannya yang lain.
Sekarang Jinwoo tengah duduk diluar kelas sambil karena kelelahan bolak-balik ke ruang guru untuk mengejar pelajaran yang tertinggal selama ia sakit. Ujian sekolah akan dimulai Minggu depan. Tanggal 22 April nanti baru ujian nasional.
Saat ia tengah anteng duduk, cairan warna merah menetes dan mendarat di tangannya. Dia duduk dengan tangannya ada di depan, dibawah perut.
Jinwoo langsung tersadar dan mengelap hidungnya dengan tissue yang dia bawa. Jinwoo lupa tidak menggunakan maskernya saat akan berangkat sekolah tadi.
Darah yang keluar dari hidungnya tak kunjung berhenti yang membuat Jinwoo menghabiskan satu bungkus tissue dua ribuan.
Jinwoo tak tahan lagi dan akhirnya memutuskan untuk ke kamar mandi.
Di kamar mandi, dia membersihkan darah yang keluar dari hidungnya. Mimisan untuk kali ini jauh lebih parah. Darahnya benar-benar tidak bisa berhenti mengalir.
Jinwoo merasa badannya lemas seketika. Jinwoo keluar dari kamar mandi dan berencana membeli tissue lagi.
Di warung, dia mengambil lima bungkus tissue untuk dirinya sendiri. Membersihkan noda darah.
Jinwoo membayar belanjaan nya dan langsung kembali ke kelas.
Dia tetap bertahan untuk jalan menuju kelasnya. Badannya lemas dan wajahnya pucat pasi.
Lutut Jinwoo mendarat di lantai. Tangan kiri Jinwoo menahan tembok agar badannya tidak goyang. Dia terus-terusan menahan agar darahnya tidak keluar lebih banyak.
Jinwoo tidak bisa menahannya lagi. Sampai akhirnya...
Jinwoo membuka kedua matanya. Dia melihat ke sekelilingnya. Ruangan bernuansa putih dan bau obat-obatan. Ruangannya cukup dingin. Dia berpikir ini bukan di UKS.
Dongpyo, Hyungjun, Dohyun, Taeseung dan Woojin senantiasa menunggu Jinwoo sadar. Mereka yang membawa Jinwoo ke rumah sakit karena melihat Jinwoo pingsan di koridor dekat kelas mereka.
Darahnya berhenti mengalir dari hidung Jinwoo. Dongpyo bahkan lemas seketika ketika melihat Jinwoo pingsan dalam keadaan seperti itu.
Jinwoo tersadar dan melihat teman-temannya tengah duduk di sofa. Jinwoo di pindahkan ke ruang VIP.
"G-Guys.."
Mereka yang mendengar suara Jinwoo, langsung bangkit dari duduk mereka dan menghampiri Jinwoo.
"Kamu gapapa?" tanya Dohyun. Jinwoo tidak menjawab.
"Aku, kenapa?"
"Dokter bilang, kondisi kamu memburuk. Sel kankernya berkembang makin banyak dan menyebar ke tubuh kamu," ujar Dongpyo. Jinwoo tidak merespon. Dia masih menatap teman-temannya dengan tatapan sendu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Call Me To Heaven - Lee Jinwoo[✔️]
Fanfic"Anak seumuran Jinwoo tuh masih terlalu kecil buat ngerasain sakit yang luar biasa ini." Jinwoo Arkasena, siswa SMP kelas 3. 14 tahun. Leukimia stadium 4. Start : 6 Juli 2019 Finish : 28 September 2019 ____________________________________ abel -2019