28

705 95 51
                                    

"ngapain kalian disini?"

Hangyul dan Dohyun menoleh kearah sumber suara dan mereka gelagapan sendiri. Ekspresi wajah Jinhyuk tidak bisa ditebak. Antara marah dan kaget.

"A—ah..."

"Kalian lihat semuanya di dalam tadi?" tanya Jinhyuk.

Keciduk juga —Hangyul

Aduh gimana ini? Mana kak Jinhyuk lagi ngamuk lagi.. —Dohyun

"Bentar," Jinhyuk melihat lebih dalam wajah Hangyul. "Lo, Hangyul?" tanya Jinhyuk.

"I—iya, bang. Ini gue," kata Hangyul terbata-bata.

"Buset dah lu udah segede gini?!" tanya Jinhyuk begitu antusias. Jinhyuk dan Hangyul sempat menjadi teman dekat dan mereka satu sekolah dulu.

"I—iya bang."

"Kuliah dimana lo?"

"Gue kuliah di Malang, bang. Ambil ilmu pemerintahan," kata Hangyul.

"Mantap anjir!" Jinhyuk memukul pelan bahu Hangyul dan membuat si empu cengengesan.

"Eh iya bang, tadi Jinu kenapa?" tanya Hangyul.

"Gue juga gak tau awalnya gimana. Tadi gue abis keluar sama ayah terus di telepon ibu katanya Jinu kejang-kejang. Dan tadi pas abis pemeriksaan, Jinu kondisinya tiba-tiba menurun. Gue kalut bukan main takutnya dia kena epilepsi," ujar Jinhyuk yang membuat Hangyul dan Dohyun terkejut. Dohyun sendiri sudah lemas saat mendengar penjelasan Jinhyuk tadi.

"Kak Han—" Dohyun tiba-tiba memegang dadanya. Ia merasakan dadanya mulai sesak dan wajahnya mulai pucat.

"Dohyun. Aduh asma kamu kambuh lagi," kata Hangyul panik sambil memegang Dohyun.

"Kita bawa aja dia ke IGD."

"Tapi bang, Jinu—"

"Itu gampang. Ayo."


























Dohyun di uap selama satu jam. Kondisinya mulai membaik setelah di uap. Hangyul lupa bahwa adiknya ini jangan dikasih kabar buruk dan inilah yang terjadi.

Hangyul merasa lega saat adiknya mulai membaik. Jinhyuk yang melihat interaksi kedua kakak beradik itu, mulai tersentuh. Hangyul yang senantiasa menjaga adiknya walaupun kini mereka terpisah jarak Karawang-Malang.

Jinhyuk jadi kepikiran soal Jinwoo. Jinwoo untuk saat ini kondisinya mulai menurun drastis saat kemarin dinyatakan oleh dokter kondisinya stabil.

Pikiran Jinhyuk mulai kemana-mana. Bagaimana jika Jinwoo tidak bisa disembuhkan? Bagaimana jika Jinwoo tidak ada di sisinya lagi?

"Eh, gue ke ruangan Jinu dulu ya."

"Iya bang. Makasih ya, bang."

"Sama-sama. Dohyun, cepet sembuh ya," kata Jinhyuk pada Dohyun. Dohyun hanya membalasnya dengan senyuman.



















Jinwoo tengah tertidur pulas. Irama nafasnya pelan. Membuat ibu dan ayah ketakutan.

Jinwoo tadi sudah bisa di tenangkan saat dikasih obat penenang. Mulutnya sudah tidak berbusa lagi.

"Dokter bilang apa, Bu?" tanya Jinhyuk sambil memperhatikan Jinwoo yang tengah tertidur.

"Jinwoo cuma kena efek obat aja. Bukan keracunan. Dan untungnya dia gak kena epilepsi," kata Ibu.

Jinhyuk bernafas lega. Adiknya tidak kenapa-napa pada akhirnya. Tapi kondisinya menurun.

"Jinhyuk, besok kamu aja yang lihat hasil pengumuman PPDB nya," kata Ayah.

Call Me To Heaven - Lee Jinwoo[✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang