Catatan Harian | 16

68 9 0
                                    

Bagi gue mantan itu bukan merupakan suatu hal yang harus di besar-besarkan apalagi sampai di kenang. Yang paling parah jangan sampai makhluk bernama mantan itu menganggu kehidupan lo dimasa mendatang saat lo sudah benar-benar melupakannya.

Gue tahu banyak diantara perempuan paling susah untuk cepat move on dari mantan. Banyak dari mereka yang masih betah di bodohi oleh perasaan palsu bernamakan kenangan indah. Kenangan itu memang patut untuk di ingat, tetapi jangan sampai kenangan itu membuat lo melupakan kehidupan lo dimasa yang akan datang. Lo tidak bisa hidup dengan hanya bermodalkan kenangan indah dan berharap dia kembali pada lo disaat dia sudah benar-benar pergi meninggalkan lo dan punya kehidupan baru.

Tapi Ham gue yakin kalau dia itu masih cinta sama gue, kalau dia itu adalah jodoh gue yang selama ini gue cari. Kalau ada pertanyaan seperti itu gue hanya bisa menjawab ya sudah lo perjuangin deh mantan lo yang menurut lo itu masih cinta sama lo. Masih sayang sama lo. Mungkin lo harus diingatkan lagi, kalau mantan lo itu memang bener-bener cinta sama lo, kenapa dia memilih pergi ninggalin lo? Kenapa dia terus membuat lo sakit hati dan menangis. Gue baru tahu cinta itu adalah saling meninggalkan, saling memberi rasa sakit. Setahu gue cinta itu saling menguatkan untuk terus bersama, saling memberi rasa bahagia. Iya gak sih? Apa selama ini gue yang salah ya?

Dan lagi nih ya, disaat lo lagi galau-galaunya ngenang foto lo berdua dengan mantan lo, mungkin lo gak tahu, diluar sana mantan lo lagi seneng- senengnya telfonan sama gebetan barunya. Buang-buang waktu gak sih menurut lo? Kalau lo cerdas nih ya, kalau lho, tolong di garis bawahi ya, mending lo hapus deh semua kenangan yang membuat lo galau sepanjang hari itu. Kalau bisa tanpa sisa. Karena apa, karena menurut gue yang lo lakukan itu gak guna. Lebih baik lo perbaiki diri lo, jalan jalan kemana kek, hang out sama temen-temen lo, cari kebahagiaan sendiri. Siapa tahu jodoh lo itu adalah orang yang selalu berada di dekat lo tapi lo gak menyadarinya.

Kenapa kali ini gue bahas persoalan mantan lagi, karena ya kalian semua tahu lah mantan gue yang bernama Sally itu cukup membuat gue pusing tujuh keliling. Iya gue tahu gue gak berhak untuk melarang dia untuk tidak menyukai gue, tapi mbokya sadar diri gitu loh gue kan udah move on sama dia dari zaman majapahit dulu.

Gue udah gak ada rasa lagi sama dia. Apalagi buat memikirkan dia, kagak pernah gue. Gue cuma apa ya kasihan sama dia kalau dia masih hidup di dalam kenangan yang menurut gue gak indah-indah banget. Ya kalian semua tahu kan gimana sejarahnya percintaan gue dengan mantan gue itu. Gue gak pernah memperlakukan dia secara baik layaknya seorang pacar. Tapi yang membuat gue bingung, anehnya si Sally itu sampai sekarang belum bisa move on dari gue.

Gue emang setai itu sih. Suka bikin mantan gak bisa move on.

Dan yang semakin membuat gue jengkel sampai ketuban gue mau pecah adalah si Sally itu malah menyalahkan gue dengan semua yang terjadi saat ini. Ya amsyong. Gue salah apa sih punya mantan kok ribet banget macam artis halu.

"Jadi sekarang lo udah sadar kan?"

"Sadar dalam hal apa nih, kalau sadar udah gak cinta sama lo, udah dari dulu gue sadarnya Sal. Lo baru tahu ya?"

"IRHAM! Kapan sih lo ngerti?"

"Kenapa? Gue harus ngertiin lo dalam hal apa? Udah deh Sal, semua yang lo lakuin sekarang tuh gak guna. Gak akan bisa mengembalikan apa yang dulu lo punya."

"Gue yakin. Dari dulu sampai sekarang yang lo lakuin ke gue adalah karena lo mau balas dendam ke gue kan? Lo masih gak terima kalau dulu gue selingkuh sama sahabat lo sendiri kan? Padahal jauh dari lubuk hati lo yang paling dalam, lo masih perduli dengan gue."

Astaghfirullah. Kenapa pemikiran wanita itu sangat sangat kreatif. Padahal gue gak kepikiran sampai segitunya. Apalagi buat balas dendam ke mantan gue si Sally. Kagak punya waktu gue.

"Gini ya Sal, biar gue jelasin dari awal biar lo gak mikir macem-macem lagi tentang gue." Gue mengambil nafas panjang, mencoba untuk bersabar sedikit walaupun nyatanya gue ingin melempar mantan gue ini ke sungai Nil.

"Mungkin dulu awalnya gue gak terima, siapa sih yang terima kalau punya cewek tapi ceweknya malah selingkuh sama sahabatnya sendiri? Gue rasa semua orang bakal setuju kalau gue harus membalas dendam ke lo supaya lo ngerti bagaimana rasa sakit hati gue waktu itu. Tapi sekali lagi gue mikir, semua yang terjadi diantara kita dulu itu semuanya murni bukan salah lo, jujur aja gue juga salah. Gue bukan pacar yang baik buat lo, gue sering mengacuhkan lo bahkan menganggap lo gak ada. Jadi gue pikir buat apa gue balas dendam ke lo kalau dalam cerita ini gue juga punya andil yang cukup besar untuk membuat lo berbuat seperti itu. Gue rasa gue gak seegois itu dan gue gak sebrengsek itu."

"Gue udah memaafkan lo. Dari semua penghianatan yang dulu lo lakukan ke gue, gue udah memaafkan lo. Sekarang gue sudah bahagia dengan kehidupan gue, dan gue harap lo juga harus bahagia dengan kehidupan lo sendiri. Lo ngerti kan sekarang?"

"Kalau lo selama ini masih bingung dengan sikap gue, kenapa gue hanya diam saat ketemu lo, kenapa gue tampak acuh saat ketemu lo, semua itu gue lakukan karena gue bukan ingin balas dendam ke lo, bukan karena gue membenci lo. Karena ya menurut gue udah gak ada hal lain lagi yang perlu kita bisa bicarain."

"Gue bukannya sombong atau gimana, tapi gue tuh tipe orang yang kalau orang berbuat baik ke gue, gue juga bakal baik ke orang. Contohnya aja senyum, kalau orang lain senyum ke gue nyapa gue, gue juga bakal balik senyum dan nyapa orang itu. Begitu juga sama lo, kalau lo nyapa gue, senyum ke gue sebagai tanda persahabatan gue juga pasti bakal bales kok. Tapi sayangnya selama ini lo malah menjauh kalau ketemu gue. Jadi ya gue cuek-cuek aja toh waktu ketemu lo. Gak mungkin juga kan gue teriak manggil- manggil lo supaya lo nyapa ke gue."

"Tapi lo tahu gak sih gue diam, gue terlihat cuek bahkan benci sama lo karena gue pengen lo mengejar gue. Gue pengen lo tahu kalau dengan sikap gue yang seperti itu gue pengen lo perjuangin lagi Irham."

"Gue gak secinta itu sampai harus ngejar-ngejar lo. Bahkan jika lo pergi ke ujung dunia pun gue gak bakal ngejar lo, karena lo tahu sendiri laki-laki itu hanya akan mengejar satu perempuan yang ia inginkan didalam hidupnya untuk terus bersamanya. Dan gue tidak memilih lo. Ada orang lain yang sedang gue perjuangan mati-matian saat ini. Sorry kalau perkataan gue terdengar jahat di telinga lo. Gue cuma gak mau lo membuang waktu berharga lo hanya untuk mengharapkan orang yang sama sekali tidak mengharapkan lo. Gue harap lo ngerti.""

"Oh iya dan satu lagi, laki-laki yang cinta sama lo sudah pasti akan memperjuangkan lo tanpa lo minta. Sebelum lo bergerak, dia sudah memulai tanpa lo ketahui."

Setelah perkataan gue itu Sally tampak terdiam dengan wajah menahan marah. Gue tahu gue emang keterlaluan dan mungkin jahat. Tapi gue gak perduli sih. Gue gak mau lagi mantan gue itu mikir macem-macem tentang gue apalagi sampai menganggu perempuan yang saat ini sedang gue perjuangkan.

"Lo harusnya tahu Ham, cewek yang lo perjuangin itu gila. Sama gilanya kayak lo yang merjuangin dia mati-matian tapi dia gak pernah memperdulikan lo."

Gue tertawa kecil, "Mungkin sekarang memang belum, tapi lihat saja nanti. Dia bakal terus ada disamping gue tanpa gue minta."

***

More Than Words : [KTH JOURNAL SERIES] ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang