Catatan Harian | 04

154 15 1
                                    

Setelah gue mendapatkan apa yang gue cari, gue segera balik menuju ke kelas. Kelas sangat terlihat sepi. Sesepi hape lo tanpa chatnya doi. Weseleh. Jam berapa sih ini? Kok bacot gue udah ngegas gak jelas.

"Pada kemana?" Tanya gue pada Nada yang sedang duduk di mejanya.

"Oh hai Ham?"

"Thomas udah pulang ya?"

"Dia ke kantin sama Melani."

"Oh ya udah. Nih titipan Lo." Gue memberikan titipan Nada.

Nada terlihat masih malu karena wajahnya mulai memerah lagi. Ya ampun dia kalau lagi kayak gitu pengen gue terkam rasanya. Gue gemes banget woy!

"Makasih ya. Sebenarnya gue malu banget minta tolong sama lo. Gue harap lo jangan ngomong sama anak-anak lain."

Ya ampun adinda. Kenapa adinda harus secemas itu sih? Sudah pasti kakanda akan menyimpan kejadian ini rapat-rapat serapat pahanya emak. Gak mungkin juga kan kakanda ember? Kan kakanda baskom.

Duh elah Ham. Kalau ngelawak jangan disini. Cewek lo tuh masih malu gara gara kelakuan lo. Asik cewek lo katanya.

Tolong di koreksi lagi ya author. Yang benar calon cewek. Jangan buat gue baper dulu napa!

"Gak. Gue gak bakal ngomong sama siapa-siapa."

Gue dapat melihat Nada tersenyum lega setelah mendengar ucapan gue.

"Oh iya gue harus ganti berapa nih?" Nada mulai krasak krusuk membuka tasnya. Gue yakin sebentar lagi dia mau ngambil uang buat ganti belanjaan gue.

"Udah gak usah."

Dia sedikit kaget, "Ham serius? Gue gak mau punya hutang budi sama lo."

"Nama gue Irham. Bukan Budi."

"Irham!"

"Iya Nada."

Asik banget sih. Mana si nada gemes banget lagi waktu panggil nama gue. Ya ampun jadi pengen joget joget gue.

"Gue harus ganti berapa?"

"Gue gak mau di ganti uang."

"Terus?"

"Gue mau siomay aja."

"Sekarang?"

"Engak. Besok aja pas kita udah nikah."

"Apa sih gak jelas."

"Bercanda gue. Kalau besok pas istirahat gimana?"

"Boleh deh. Eh nanti kalau Sally marah gimana?"

Saat itu gue langsung tertawa ngakak mendengar nama Sally diucapkan oleh Nada. Nada terlihat bingung dan mungkin menganggap gue aneh karena ucapannya tadi tidak mengundang hawa humor yang receh.

"Sally siapa?"

"Pacar lo kan?"

Sekali lagi gue ngakak, "Gak gue udah putus sama dia. Udah dari setahun yang lalu."

"Oh kirain."

"Denger dari mana sih kalau gue masih sama Sally?"

"Gosip."

"Oh jadi lo sering ngegosipin gue ya?"

Anjas wajah Nada langsung merah saat godaan tai gue meluncur seperti kue cucur. Sekali lagi gue tertawa. Dan Nada langsung pergi meninggalkan gue tanpa memperdulikan godaan gue.

****

****

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
More Than Words : [KTH JOURNAL SERIES] ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang