Salah satu tanda bahwa laki-laki menyukai perempuan adalah laki-laki tersebut akan selalu ada untuk perempuannya apapun itu keadaannya. Memang tidak ada yang memerintahkan mereka bahwa mereka harus terus berada di dekat perempuannya, tetapi naluri itu akan selalu muncul karena mereka ingin melindungi sang perempuan. Mereka tidak bisa melihat perempuan menangis apalagi sedih sampai berlarut-larut. Mereka akan mengusahakan berbagai cara agar perempuannya kembali tersenyum.
Pernah dengar kan kalau laki-laki itu di ciptakan lebih menuruti logikanya. Lebih menuruti pikirannya dibandingkan perasaannya. Dan yang saat ini gue pikirkan adalah bagaimana cara membuat keadaan yang menyebalkan ini berubah seperti semula.
Gue ingat, dulu gue pernah bilang ke kalian bahwa Nada itu adalah perempuan yang tangguh dan mandiri. Dia sangat tegas terhadap apa yang saat ini ia hadapi. Namun gue juga tahu, Nada itu tidak jauh berbeda dengan perempuan lain pada umumnya. Perempuan yang lebih mengandalkan perasaannya untuk menghadapi segala situasi yang saat ini terjadi kepadanya. Siapa sih yang tidak sedih saat semua orang menjauhi kita karena gosip yang entah benar atau tidak? Siapa sih yang mau di bully habis-habisan dengan kata-kata menyakitkan hati? Sudah pasti gak ada kan.
Andaikan Nada itu adalah laki-laki, pasti ia akan membalas habis perlakuan orang-orang keji itu dengan kekuatan fisiknya. Tetapi sekali lagi, Nada adalah perempuan biasa. Yang bisa menangis saat ada orang melukai hatinya. Yang bisa bersedih saat semua orang menghindarinya padahal ia tidak tahu apa-apa.
Gue tahu ini gak adil buat dia. Gue gak bisa membiarkan laki-laki bernama Andre itu terus membully bidadari gue. Dan seperti dugaan kalian, saat itu juga gue kembali menunjukkan bakat liar gue pada wajah Andre. Wajah Andre babak belur. Begitu juga dengan gue. Tetapi wajah gue lebih baik dibandingkan dengan wajahnya karena bakat liar gue itu jauh lebih baik daripada Andre.
Gue emosi. Siapa sih yang gak emosi kalau ngelihat gebetan lo di lukai hatinya. Bahkan kalau waktu itu gue gak berada di lingkungan sekolahan, gue sudah pasti akan mengirim Andre ke UGD agar mendapatkan perawatan lebih.
"Kenapa sih lo harus ngelakuin hal itu ke Andre?"
Dan yang semakin gue gak ngerti, kenapa saat ini Nada malah marah-marah ke gue. Gue ngelakuin hal itu tentu saja untuk melindungi lo Nad. Gue sayang sama lo. Gue gak mau lo sakit. Gue gak mau ngelihat lo sedih.
"Kenapa gak jawab? Kenapa lo harus mukul Andre? Kenapa lo harus ngelakuin itu? Gue gak pernah minta lo buat ikut campur dalam masalah gue Ham!"
"Gue... Gue gak bisa ngelihat lo sedih."
Nada tertawa sinis, "Gue sedih ataupun senang itu bukan urusan lo."
"Kita teman." Bahkan bagi gue lo itu lebih dari itu Nad. Please peka.
"Iya kita memang teman, tapi cuma teman sekelas, kita gak sedekat itu untuk saling tolong menolong sampai mengobarkan diri lo. Apalagi ini masalah gue gak ada sangkut pautnya sama lo."
Lo mau tahu jawabannya? Ya karena gue sayang sama lo. Bahkan kalaupun gue harus babak belur lebih parah dari hari ini gue rela asalkan lo kembali tersenyum Nad. Asalkan lo gak sakit lagi. Lo tahu gak sih saat lo sedih, saat lo sakit hati, gue juga merasakan apa yang lo rasakan. Kenapa sih lo gak peka? Kenapa lo gak tahu bahwa apa yang gue lakukan sekarang adalah untuk melindungi lo, untuk membuat lo kembali tersenyum.
"Sebagai teman sekelas..."
"Alesan lo teman sekelas? Basi tau gak! Kemana perginya lo saat Anin teman sekelas kita dibully sama Andre? Kenapa pada saat itu lo gak nolongin Anin?"
"Gu..gue.." Ah elah gak bisa mikir gue. Ngelihat mata Nada yang masih sembab. Bibirnya bergetar menahan tangis. Pengen ngehajar Andre lagi rasanya.
"Lo cuma bikin masalah ini jadi gede. Tanpa bantuan lo pun gue bisa mengatasi hal itu. Harusnya lo tahu kalau gue gak suka masalah gue di campur tangani oleh orang lain. Gue.."
"BISA GAK SIH LO DENGERIN GUE SEKALI SAJA?" Potong gue sebelum Nada merampungkan kalimatnya.
"Gue gak perduli lo mau anggap gue teman sekelas atau bukan teman lo pun itu bukan menjadi urusan gue. Yang menjadi masalah adalah gue gak bisa ngelihat lo nangis. Gak bisa ngelihat lo sedih. Mungkin lo gak percaya, namun setiap kali lo sedih gue juga ikut merasa sedih. Ada sebagian dari hati gue bahwa gue tidak seharusnya membiarkan lo bersedih. Bahwa gue harus terus melindungi lo. Lo ngerti gak sih?"
Setelah itu mata yang selama ini selalu memancarkan sinar terangnya, kini mulai meredup bahkan terdapat percikan air. Sore itu taman belakang sekolah di hiasi oleh suara nyanyian tangisan Nada. Nada terus menangis dibahu gue. Menumpahkan segala perasaan menyakitkan dan juga rasa sedih yang seharian ini ia dapatkan.
****
KAMU SEDANG MEMBACA
More Than Words : [KTH JOURNAL SERIES] END
FanficHallo? Gue Irham. Irham aja gak pake doang. Gue masih anak sma. Kelas tiga. Bentar lagi gue mau lulus. Gue anaknya menolak segala bentuk kepopuleran entah apapun itu. Gue gak ikut OSIS. Bukan ketua tim basket. Atau badboy yang digilai cewek- cewek...