Catatan Harian | 10

93 12 0
                                    

Bagi gue cewek dan cowok itu sama jika sudah di sandingkan dalam hal gosip bergosip. Bedanya kalau cewek akan mengusut tuntas gosip itu sampai ke akarnya, sedang cowok biasanya hanya sekedar tahu setelah itu lupa karena bagi mereka hal itu tidak penting untuk mereka pikirkan.

Namun hal itu hari ini tidak berlaku untuk gue. Biasanya gue masa bodoh dengan gosip yang saat ini beredar di sekolahan maupun di luar sekolahan. Bagi gue gosip itu hanya muncul karena asumsi seseorang yang entah itu salah atau benar gue tidak pernah berniat untuk memikirkannya.Tapi untuk kali ini gue gak bisa untuk masa bodoh. Gue gak bisa untuk pura-pura tidak memikirkan gosip yang hari ini gue dengar. Parahnya gue malah semakin ingin tahu kebenaran dari gosip itu.

Awal mulai dari semua itu adalah saat gue dan Thomas sedang duduk bersantai dan tiba-tiba Sally mantan gue mendatangi gue dengan wajah geram. Awalnya gue kira kenapa nih cewek kok wajahnya udah kayak mau minta pertanggungjawaban gue? Padahal kan gue gak ngapa-ngapain dia. Lagian gue dan dia kan juga udah putus lama dari zaman Majapahit dulu.

"Tumben lo kesini. Ada apa nih?" Thomas saat itu langsung membuka suara karena gue hanya diam saja saat Sally datang dengan wajah geramnya.

"Eh lo berdua temennya Nada kan? Tolong dong bilangin ke dia kalau mau berobat tuh lihat-lihat waktu dong. Kasihan papa gue malam-malam udah capek kerja malah di suruh kerja lagi buat nyiapin obat ke dia. Sakit jiwa parah tuh anak!" Kata Sally dengan sedikit emosi yang sejak tadi ia tahan-tahan.

"Hah maksud lo apa?"

"Jangan pura-pura bego deh lo. Nada tuh sakit jiwa. Dia pasien dari bokap gue."

"Lo jangan nyebarin gosip yang ngak-ngak dong Sal. Nada tuh gak mungkin kayak gitu."

"Lo mau bukti?" Tantang Sally dengan senyum meremehkan, "Gue bisa buktiin kalau omongan gue tuh bener."

"Motif lo apa sih bilang kayak gini ke kita?"

"Ya gue cuma mau menyadarkan lo berdua sih bahwa gak selamanya yang terlihat baik itu dalamnya juga baik. Kadang yang baik itu banyak menyimpan rahasia yang mungkin saja bisa membuat kita menyesal karena telah berbaik hati dengan orang itu."

Gue yang sedari tadi diam hanya tersenyum kecil saat mendengar ucapan Sally. Gue tahu bagaimana sifat Sally. Walaupun dulu gue tidak memperlakukannya dengan baik, namun gue amat sangat tahu tipe cewek semacam mantan gue itu.

"Gak usah pidato deh lo. Gak guna."

Senyum yang ada di bibir Sally langsung sirna.

"Apa? Lo mau bilang gue cowok kasar? Silahkan!"

"Kok lo jadi kayak gini sih?"

"Kayak gini apa maksud lo?"

"Lo harusnya denger ucapan gue, ini tuh buat kebaikan lo Irham!"

"Memangnya lo siapa sok-sokan ngatur gue harus percaya sama omongan lo? Lo emak gue? Lo guru gue?"

Tiba-tiba Thomas menyela, "Dia mantan lo dog. Lo lupa?"

"Dia juga mantan lo cat. Lo lupa?"

"Kalau gue sih lupa." Kata Thomas dengan nada kemayu.

"Gue juga."

"WOY! Orang yang lo bicarain masih disini kali!" Bentak Sally dengan nada kesal.

"Ya terus mau lo apa? Gue harus percaya sama omongan lo?"

"Gue tahu akhir-akhir ini lo lagi nyoba ngedeketin Nada kan? Gue gak mau kalau lo deket sama dia."

"Kalau Irham deketin Nada dia udah lari keliling lapangan pake sempak Sal. Gak mungkin kali. Lo mah ngaco lama-lama." Kali ini Thomas tertawa lalu menyenggol bahu gue, "Ya gak bang?"

"Yoi dog."

"Tuh dengerin. Lagian lo kenapa jadi perduli gini sih? Bukannya lo selalu ngehindar ya kalau ketemu Irham?"

"Ini gak ada urusannya sama lo daki!" Suasana semakin memanas karena baik Sally maupun Thomas terus membalas percakapan mereka dengan nada kesal.

"Eh lo berani maki gue?"

"Udah- udah," gue melerai pertikaian antara Thomas dan Sally, "Gak usah berantem ntar KSBB repot lho!"

Read KSBB "Kelingan Sik Bien- Bien" sinonimnya CLBK "Cinta Lama Bersemi Kembali"

"Anjir ya lo minta di templeng pake daki lo?"

Setelah percakapan itu gue pergi. Gue harus bertemu dengan Nada. Gue bukannya percaya dengan apa yang Sally katakan pada gue, tapi entah kenapa sebagian dari hati gue sangat khawatir akan hal itu. Gue tahu tidak lama lagi Sally pasti akan membeberkan hal ini kepada semua orang. Dia tipe cewek yang tidak tanggung-tanggung akan apa yang sudah ia inginkan. Walaupun gue gak tahu kenapa selama ini dia masih memperdulikan gue. Gue kira dia sudah melupakan gue bahkan membenci gue. Ternyata gue salah.

Kebencian dan juga sifat tidak perdulinya pada gue itu terus dia pupuk sehingga dia terus-menerus memikirkan gue. Dia tidak bisa untuk melupakan gue. Dan gue sangat menyesal kenapa dulu gue tidak menyudahinya dengan cara yang baik. Hingga sampai saat ini menimbulkan bekas luka pada Sally yang mungkin tidak bisa untuk Sally lupakan.

Nada masih tampak baik baik saja. Wajahnya masih ceria dan dia masih tersenyum seperti biasanya. Sekali kali bidadari gue itu menyelipkan rambutnya yang menjuntai lalu kembali fokus pada percakapan dengan kedua temannya.

Dia tampak jauh dari apa yang Sally katakan pada gue. Dia tidak seperti pasien yang sedang sakit. Jauh dari itu dia malah semakin menawan di mata gue.

Harusnya Sally salah. Disini bukan Nada yang harus mendapatkan obat dari ayahnya. Bukan Nada yang seharusnya di cap pasien gila.

Tetapi gue.

Tanda-tanda pasien gila itu salah satunya tersenyum sendiri sambil melamun. Sering halusinasi akan sesuatu. Sering bergadang dan tidak bisa tidur. Dan akhir-akhir ini gue sering melakukannya. Bener gak sih? Gue cuma ngarang soalnya. Hehehe.

*****


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.






More Than Words : [KTH JOURNAL SERIES] ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang