Hal yang kemarin gue takuti akhirnya terjadi juga. Hari ini anak-anak khususnya angkatan gue mulai gempar dengan gosip yang kemarin Sally lontarkan pada gue. Tidak tanggung-tanggung bahkan Sally sampai membuat grup anti anak pasien gila di aplikasi chat dengan anggota yang lumayan cukup banyak.
Seluruh kesabaran gue mulai menipis saat gue tahu beberapa anak perempuan yang kemarin tampak terlihat baik baik saja dengan Nada, kini mulai menjauhi Nada bahkan mereka ikut bergabung dengan grup yang Sally buat. Nada masih tampak terlihat baik baik saja dengan hal itu. Dia masih tampak tersenyum ramah saat dia mulai di maki di sepanjang koridor kelas. Saat di kantin pun Nada menjadi bahan cibiran anak anak sekolah ini, namun sekali lagi bidadari gue itu masih saja tersenyum ramah bahkan menyapa mereka seperti tidak terjadi apa-apa pada hari ini.
Gue sebagi orang ketiga yang melihat itu rasanya amat sangat menyakitkan. Gue gak bisa terus tinggal diam melihat bidadari gue dilukai hatinya oleh orang-orang brengsek yang gak tahu apa apa namun percaya dengan gosip sampah yang seharusnya tidak mereka percayai.
"Kayaknya otaknya beneran gesreh deh tuh anak. Masa di bully habis-habisan dia malah balas senyum. Aneh gak sih menurut kalian?"
"Dia gila gara gara ngejar target kali. Dia kan selama ini juara umum terus."
"Makanya jadi anak tuh yang biasa biasa aja. Kasihan gue sama dia."
"Eh gila gak nular kan tapi? Kenapa kita jadi bully dia sih?"
"Eh tengkorak tahu, dia itu bisa nyekik kita kalau dia lepas kendali. Bisa bisa kita udah mati duluan. Gue belum nikah belum ngerasain belah duren, gak mau ah temenan sama dia. Serem!"
"Bener juga. Eh kata Sally dia kan juga sering berobat di bokapnya Sally, bahkan sampai ngamuk-ngamuk kalau gak dikasih obatnya."
"Eh serius lo?"
"Iya serius gue. Orang Sally sendiri yang bilang."
"Kenapa gak di rawat di rumah sakit jiwa aja sih tuh anak? Nyeremin tau!"
"Eh tapi orang gila bisa tahu nomor togel yang hari ini keluar lho. Coba deh Ndre lo tanya."
"Kok jadi gue?"
"Andre lo kan sering main togel."
"Sialan lo. Bentar lagi orangnya lewat, coba gue tanyain deh."
"Hahahaha ngakak gue."
Bisik bisik itu terdengar jelas di telinga gue. Gue sudah akan menghajar dan memaki geng sialan itu namun Thomas mencegah gue.
"Apa sih lepas gak?" Seru gue galak.
"Mending lo gak usah ikut campur Ham."
"Maksud lo apa sih Thom? Lo percaya sama gosip itu?"
Thomas nampak diam dan gue langsung mendorong bahunya dengan gerakan kasar, "Harusnya lo mikir dong! Dia gak mungkin gila. Harusnya lo gak percaya sama gosip sampah kayak gini Thom."
"Kenapa lo jadi perduli sama dia sih Ham?"
"Iya gue perduli sama dia. Kenapa lo gak suka?"
"Lo suka sama Nada?"
Emosi gue mendadak penuh dan saat ini gue ingin menghajar mulut Thomas yang menurut gue sangat menyebalkan dibandingkan mulut Andre. "IYA! GUE SUKA NADA? PUAS LO?"
Dan setelah itu gue pergi meninggalkan Thomas yang masih terpaku di tempatnya.
Sabar Irham sabar. Yang layak mendapatkan tendangan dari langit adalah Andre karena saat ini laki laki banci itu sudah membully habis-habisan bidadari lo.
*****
KAMU SEDANG MEMBACA
More Than Words : [KTH JOURNAL SERIES] END
FanficHallo? Gue Irham. Irham aja gak pake doang. Gue masih anak sma. Kelas tiga. Bentar lagi gue mau lulus. Gue anaknya menolak segala bentuk kepopuleran entah apapun itu. Gue gak ikut OSIS. Bukan ketua tim basket. Atau badboy yang digilai cewek- cewek...